"Foolish one, waiting for a sign that it's time."
Foolish One - Taylor Swift
.
.
.
.
.
.
.
.
."Shion...lepas!"
hampir saja seolah terbuai dengan pelukan yang shion berikan, naruto akhirnya sadar dan lantas melerainya paksa. Dahinya mengerut keras, menjelaskan betapa tidak sukanya ia atas apa yang di lakukan mantan kekasihnya tersebut.
"gue baru aja ngingetin lo soal batasan, kan?!"
Shion tertunduk, pipinya sedikit merona karna malu. Mengigit bibir bawahnya, ia merutuki kebodohan yang baru saja dirinya lakukan. "s-sorry, nar. Gue...terlalu seneng, sorry banget ya" suara lirihnya menunjukan betapa dia amat menyesal.
Naruto mendengus kasar. sebenarnya ia tidak hanya marah pada shion saja, tapi juga pada dirinya sendiri. Marah karna ia malah dengan bodohnya tidak cepat-cepat melerai pelukan tersebut, lebih buruknya lagi otaknya malah tiba-tiba teringat beberapa kenangan manis di antara mereka. Holy Shit! ia merasa jijik sendiri sekarang.
"Sekali lagi gue ingetin, jaga batasan atau kita gak usah temenan sama sekali!"
Shion mengangguk patuh, kepalanya masih menunduk tidak berani menatap kedua manik ocean blue milik si cowok bule itu. saat ini, shion sedang mati-matian menahan rasa sesak di dada.
Menyadari bahwa sepertinya nada yang ia keluarkan terlalu keras, naruto menghela nafas panjang. pada akhirnya, ia kembali merasa bersalah. Ekspresi sendu shion mengingatkannya pada hinata. tadi pagi, cewek itu juga menunjukan ekspresi yang sama persis saat ia membawanya ke ruang musik. entah apa kesalahannya saat itu, naruto pun masih belum menemukan jawabannya sampai sekarang.
Entah tindakannya ini di lakukan secara sadar atau tidak, naruto mengangkat sebelah tangannya, menepuk pundak shion pelan sambil memberikan senyuman tipis. Tentu saja, hal itu membuat sang empu terkejut, ia mendongak, menatap naruto dengan kedua mata yang berkedip berkali-kali seolah tidak mempercayai penglihatannya.
Shion tidak salah kan?
Naruto. Mantannya ini....memberikan senyuman?
entah kenapa itu sangat meneduhkan dan...membuatnya semakin menginginkan cowok itu.
Apakah ia sudah di berikan lampu hijau? apakah ini semacam pertanda baik? Entah kenapa, shion kembali merona, bukan karna malu lagi tapi karna terpesona oleh senyuman yang di berikan mantan kekasihnya tersebut.
"kita balik ke kantin aja..." sambil melepas sebelah tangannya dari bahu shion, naruto berjalan lebih dulu meninggalkan area halaman belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swiftly In Love
RomanceHyuga Hinata, seorang Swiftie sejati, dan Namikaze Naruto seorang ketua band. Mereka berdua sudah saling mengenal sejak kecil tapi tak pernah sekalipun mengobrol. Suatu hari, Naruto tiba-tiba mendatangi Hinata dan menawari sesuatu yang tidak pernah...