2. Constant: Beta

4.5K 298 10
                                    

"...cinta emang susah jadi CONSTANT."

Gue hanya cowok biasa yang biasa-biasa saja. Gak bisa di bilang cupu dan juga gak bisa di bilang populer. Hanya murid sekolahan biasa yang biasa-biasa saja.

Hidup itu gak bisa CONSTANT seperti rumus fisika, tapi kita bisa membuatnya menjadi COSNTANT kalau kita memang menginginkannya.

Di sinilah gue, hidup gue awalnya sangat CONSTANT, tetapi gara-gara entah masalah apa yang hadir di hidup gue, gue jadi gak CONSTANT seperti rumus fisika.

2. Constant: Beta

Setelah melewati beberapa jam pelajaran, akhirnya sudah jam 12. Waktunya istirahat.

Gue melangkahkan kaki keluar dari kelas, pergi ke kantin terlebih dahulu sebelum belajar buat pelajaran Fisika berikutnya.

"Bu, hotdog-nya ekstra sosis satu ya sama air mineral."

"Semuanya 15 ribu."

"Ini bu, makasih." setelah membawa hotdog sama air mineral, gue berencana ngelewatin papan mading dulu. Gak, gue bukan anggota klub Mading, gue ikut Fotografi sekaligus klub Editing. Karena itu kesukaan gue, mengabadikan foto lalu di edit sendiri. Gue bisa lihat karya gue yang terpampang jelas di sana. Dengan tanbahan sedikit bantuan dari aplikasi murah, foto itu hampir seperti Fotografer yang pro, gue mah masih ecek-ecek.

Cukup puas ngelihat karya sendiri, gue menuju kelas. Dan sialnya, gue malah liat 2 cassanova sedang bercengkraman dengan itik mereka di taman.

Iuh.

Sekali lagi, iuh.

Sumpah! Gue jijik banget lihat cowok yang sok ganteng, oke mereka ganteng, ngelihat cowok ganteng dempet-dempetan sama cewek itik.

Iuh.

Gue mending nonton Julia Perez selingkuh sama Leonardo da Vinchi atau gak nonton sinetron 'Ganteng Ganteng Anjing', maksudnya 'Srigala'.

Abaikan.

Gue buka hotdog panas gue, mulai ngegigit ujungnya dengan nikmat, sambil membuka materi Fisika yang bakal di pelajarin habis ini.

Puas belajar materi yang penuh rumus ini, gue simpan buku ini di kolong meja, karena gue lagi pengen tiduran sambil dengerin lagu lewat headset. Lumayan kan, nunggu jam pelajaran berikutnya.

Gue sambungin jack 3.5 mm ini ke handphone gue, mulai mengacak playlists, dan lagu dengan judul Karma milik Bump of Chicken pun menggema dengan mantap di telinga. Mulai melipat kedua tangan di meja, lalu menenggelamkan kepala di kedua tangan gue itu

---

Gue matikan handphone gue yang sedang memutar lagu Axis milik Stereo Dive Foundation itu. Menge-lock handphone gue, melepas benda panjang yang bisa mengeluarkan suara itu dan menyimpannya ke dalam tas. Kenapa? Pelajaran Fisika baru saja akan di mulai Gue sih bersyukur karena tadi sudah belajar sedikit.

Abaikan.

---

Padahal tadi gue yakin gue sudah belajar dengan serius, entah ada gerangan apa, rumus yang di jelaskan di papan tulis berwarna putih itu benar-benar sangat sulit untuk di pahami. Gue lihat sekeliling gue, dan benar dugaan gue, yang lainnya pun juga gak bisa mengerti rumus-rumus di papan itu.

"Jangan bilang kalian yang sudah kelas 2 tidak bisa mengerti rumus ini." sindir Pak Narto dengan alis sebelahnya yang terangkat.

Damn!

Constant [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang