Chapter 13

319 30 9
                                    

SPLASHH...

Aku membelah dua kepala pemabuk itu. Darahnya memuncrat mengenai celanaku. Badanku sudah bau amis darah, aku sangat menyukainya. Kuhirup bau amis darah ini dalam dalam, dan menghembuskannya.

Aku bergidik.
Hasrat ingin membunuh, muncul lagi. Aku melihat badan pemabuk itu, badannya tergeletak tanpa kepala. Lehernya mengeluarkan darah banyak sekali. Aku menghampiri badan itu sambil membawa kapak yang aku temukan tadi.

Aku mengangkat kapak itu dan langsung membelah tangan dari badannya. Aku mengambil pisauku, aku merobek tangan itu dari ujung atas sampai telapak tangan. Aku melihat urat nadi disana, aku menarik urat itu dan memotongnya. Aku membiarkan tangan itu, dan mengambil kapak lagi lalu membelah tangan yang satunya lagi. Darah pun berceceran lagi. Aku membuka celana pemabuk itu, yang tersisa hanya celana dalamnya saja.

Aku membelah kaki kanannya lalu membelah lagi kaki kirinya. Lagi lagi darah mengucur dari badannya. Aku mengumpulkan potongan-potongan badan pemabuk itu. Aku mengambil bensin di tasku, aku membawa bensin dari rumah. Lalu aku membuka tutup botol bensin dan menyiramnya ke potongan badan pemabuk itu.

"Nahh.. Ini yang terakhir. Aku sangat menyukai bagian ini, apalagi pada saat tulangnya hangus terbakar. Hahaha" ucapku sembari tertawa jahat.

Aku mengambil korek api batangan dari saku hoodieku, lalu menyalakannya. Saat ingin membakar tubuh itu apinya malah mati.

"Holy shit, apinya mati." aku mengucapkan itu dengan kesal. Aku mengambil satu batang korek api lagi dan menyalakan dekat dengan potongan badan pemabuk itu. Tiba-tiba apinya menyala dengan cepat.

"Holy shit. Apinya meledak!" ucapku "Untung saja aku tak terbakar api itu."

Aku melihat potongan-potongan badan itu meleleh. "Sekarang pukul 09.00 AM, aku harus pulang." lalu aku mengambil sebotol air minum yang aku bawa dari rumah. Aku membersihkan bercak-bercak darah yang ada di hoodie dan celanaku.

Aku memasukan pisauku dan barang-barang lainnya yang aku pakai untuk membunuh pemabuk itu. Kubiarkan api itu tetap menyala, aku tak mematikannya. Aku pun pulang kerumah dengan berjalan kaki, aku tak memakai taksi. Pada malam hari, taksi jarang lewat.

-·-·-·-·-·-·-

Aku sudah berada di depan rumahku, aku mengambil kunci rumahku di tasku.

"Dimana sih kuncinya?" Aku mencari cari kunci rumahku, aku sudah mencari di semua bagian tasku. "Holy shit! Aku lupa! Aku menyimpan kunci itu di hoodieku!" tiba tiba saja ada orang berteriak.

"Berisik! Ini sudah malam! Jangan teriak teriak!"

Aku menengok ke semua arah, tapi aku tak bisa menemukan orang yang berteriak itu. "Maaf!"

Aku buru-buru mengambil kunci dan membuka pintu rumah. Aku sudah di dalam rumah, aku menaruh kunci rumahku di lemari dekat pintu depan rumah. Lalu aku mengintip keluar, tidak ada siapa siapa disana.

"Asal suara itu darimana ya??" aku bingung saat ini, lalu aku bergidik ngeri dan menuju lantai atas atau menuju kamarku.

Samantha POV

Aku sedang makan apel fuji bersama dokter tessy. Apel fuji kecil bewarna hijau yang rasanya manis sekali. Dokter Tessy membawa berbagai macam buah buahan disini. Ada apel, jeruk, anggur, kiwi, cherry, etc. Kalian jangan berfikir dia membawa buah buahan yang bentuknya besar, dokter tessy hanya membawa buah buahan yang ringan.

"Apel fuji ini enak dok, beli dimana?" tanyaku yang penasaran sambil memakan apel.

"Oh... Apel ini beli di minimarket di sebrang rumah sakit ini." jelasnya sambil memakan apel juga "Disana banyak buah buahan yang masih segar, dan harganya terjangkau." lanjutnya..

"Oh iya dok, btw aku kapan pulang kerumah?? Aku ingin pulang. Aku bosan tiduran disini terus."

"Besok pagi dokter yang memeriksamu akan datang, nanti kita akan bertanya padanya." jelas dokter tessy lagi.

Setelah aku makan apel fuji dan jeruk, aku beranjak tidur karena hari sudah malam.

Esoknya....

Sfx: drrrrtttt

"Hai Samantha, apa kabarmu?? Oopss" dokter itu menutup mulutnya.

"Sssttt dok jangan berisik. Temanku sedang tidur" bisikku kepada dokter itu. Iya dokter yang aku lihat saat siuman dari koma.

"Dokter tessy heyy.. Heyy.." ucapku sambil menggoyang goyangkan tubuh dokter tessy.

"Hhmm.. Iya ada apa Sam??" tanya dokter tessy.

"Bangun, ada dokter yang ingin memeriksaku." aku menggoyangkan tubuh dokter tessy lagi.

"Eh? Iya. Maaf dok, saya ketiduran." ucap dokter tessy sambil berdiri menghadap dokter itu.

"Iya tak apa, kalo mau tidur lagi juga tidak apa apa." ucap dokter itu. "Sudahlah saya mau memeriksa keadaan Sam."

Dokter itu pun menghampiriku. Ia mulai memeriksa luka lukaku yang mulai mengering. Ia juga memeriksa bagian tubuhku yang lainnya.

"Kau sudah hampir sembuh, kira kira besok lusa kau sudah bisa pulang." aku yang mendengar kabar itu langsung merasa senang. "Oh iya suster, tolong ambilkan salep dan obat obatan khusus untuk Samantha. Sudah saya siapkan dan sudah saya beri nama." lanjut dokter itu.

Suster itu langsung keluar kamarku dan mengambil obat untukku.

"Samantha, obat obat itu sudah saya beri keterangan."

"Keterangan??" tanyaku ke dokter itu bingung.

"Maksudnya keterangan itu berapa kali kamu minum obat, berapa obat yang kamu minum." jelas dokter nya.

"Ohh seperti itu."

"Iya. Oke Sam, saya keluar dulu ada urusan penting yang lainnya. Jangan lupa minum obat dan beristirahat. Oke?"

"Oke dok!" teriakku.

Dokter itu meninggalkan ruanganku.

Berapa menit kemudian...

Aku sedang asyik mengobrol dengan dokter Sam. Dan tiba tiba suster itu datang lagi, sambil membawa makanan.

"Samantha, ini ada nasi tim, sayur mayur, daging, dan susu. Dan jangan lupa minum obatnya ya." ucap suster itu.

"Oke, obatnya akan aku minum selesai makan." dokter tessy pun mengambil makanan itu dan menyuapi aku makan.

"Aaaaaaaa."

"Ih dokter tessy! Aku bukan anak kecil tau." ucapku kesal kepada dokter tessy.

"Hihihi, yasudah makan nih sendiri."

"Suapin aja deh dok." aku memohon kepada dokter tessy. Aku sedang malas makan sendiri.

"Hmm iya iya deh."

Author hereee.
Maaf late update sama ceritanya jelek:"
Kemaren2 otak author lagi kosong bangett terus gak sempet nulis.
.
.
.
Btw makasihh ya yang udah nge vote.
Jangan lupa vote terus di setiap chapter nya.
Di chapter ini paling enggak....
Vote: 5+
Comment:4+

Gabanyak kok._.
Jangan jadi silent readers oke??
Okelah hehe :v
Udah deh segitu aja

-PalmaPutriP-

I'm A Psycho(path)logy [Not Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang