Keesokan harinya...
Peter POV
'Pete, Peter bangun.. Bangunn..'
Perlahan aku membuka mataku, dengan samar samar aku melihat ada wajah cantik Sam yang sedang membangunkanku. Wajahnya sangat cantik seperti bidadari. Aku mengusap kedua mataku dan beranjak dari sofa yang sementara menjadi kasurku. Aku terduduk di sofa, lalu melihat di meja sudah ada segelas susu dan beberapa potong roti yang telah diberi selai nuttela. Sam memang tahu kalau aku suka nuttela.
"Ini sarapan dulu Pete, dan nanti kau akan mengajakku kemana?" tanya Sam dengan membentuk senyum di wajahnya, ahh dia cantik sekali hari ini.
"Nanti kau akan tahu." ucapku yang 'sok' tak peduli.
Aku mengambil susu dan meminumnya sedikit, dan mengambil satu potong roti dan memakannya. Rasanya enak sekali, aku mencelupkan rotiku ke dalam susu. Rasanya makin lezat.
'Uhhuuukk... Uhuuukk..'
"Pelan pelan kalau makan. Kau tersedak juga kan. Minum lagi susunya." ucap Sam sambil menyuapiku susu.
"Terima kasih, oh ya apa kau punya handuk? Aku ingin mandi."
"Sebentar." Sam lalu bangkit dari sofa menuju lantai 2 atau bisa diperkirakan ia akan menuju kamarnya.
Sambil menunggu Sam kembali, aku menyalakan televisi. Ya menonton televisi sambil malas malasan di sofa adalah hobby ku. Tetapi begini juga otak ku cerdas. IQ ku juga cukup tinggi. Buktinya dari sekolah dasar hingga high school aku selalu mendapat rank 1, dan banyak yang menawariku Universitas perguruan tinggi. Tapi aku tak tertarik, aku ingin langsung bekerja saja. Hingga saat ini aku menganggur, belum ada pekerjaan yang cocok denganku.
Beberapa menit kemudian, Samantha datang sambil membawa handuk bewarna pink. Tunggu pink?.
"Pete aku sudah mencari handuk di lemariku dan aku hanya menemukan handuk bewarna pink ini." ucap Samantha dan menyodorkan handuk itu.
"Tidak ada warna lain?" tanyaku yang merasa jijik menyentuh handuk pink itu.
"Ada, warna hitam. Tetapi itu milik ayahku." ucap Sam sambil menundukan kepalanya.
"Oh, tak apa Sam, sudah tak apa. Aku akan memakai handuk ini."
Aku bangkit dari sofa menuju kamar mandi. Kamar mandi Sam ada di dapur. Aku membuka pintu kamar mandi dan melepaskan semua bajuku. Kecuali celana boxer dan celana dalamku (A/N: Peter sixpack apa engga yaa♥). Engga thor biasa aja.
Aku mengambil sikat gigi yang baru di dalam lemari kecil di kamar mandi nya Sam, dan memulai menyikat gigiku. Aku lalu masuk ke bath dan mulai mandi.
—————————
Selesai membersihkan diri aku mengambil handuk dan mengeringkan tubuhku, aku keluar dari bath dan mencari tasku.
"Oh tidak! Tasku berada di ruang keluarga!" aku kaget bagaimana aku bisa lupa membawa tasku kedalam kamar mandi??.
"Sam! Samantha! Sam!" aku memanggil Samantha untuk meminta tolong mengambilkan tasku yang berada di ruang keluarga.
Belum ada jawaban.
"Samantha!! Sam!!" teriak ku lebih kencang dan belum ada jawaban.
Aku terpaksa keluar kamar mandi, kulingkarkan handuk pink menyebalkan ini dipinggangku. Aku membuka kamar mandi dan berjalan menuju ke arah ruang keluarga. Aku perlahan berjalan ke arah tasku yang tepat berada di sebelah Sam. Aku harap Sam tidak menengok ke arahku.
Pelan... Pelann... Brukk
"Shit!" kakiku menabrak meja. Rasanya sakit sekali. Aku mengusap usap kakiku ini.
"Eh Peter? Kau sedang apa?" tanya Sam kepadaku. "Hahaha! Kau lucu sekali memakai handuk bewarna pink!" ia tertawa tepat di telingaku.
Aku buru buru mengambil tas dan langsung lari ke kamar mandi lagi. Ugh sial, karena meja itu aku ditertawakan oleh Sam. Sial!. Aku memakai bajuku dan keluar dari kamar mandi meuju ruang keluarga.
"Sam apa kau punya jacket hoodie." jacket hoodieku kotor terkena darah kemarin. Jadi aku ingin meminjam hoodie milik Sam.
"Ada. Tunggu sebentar ya."
"Oh iya Sam, jangan yang bewarna pink lagi!" teriakku karena dia berlari menuju kamar nya.
"Iya." jawab Sam samar samar.
Tak lama kemudian ia kembali membawa sebuah hoodie bewarna hitam dan abu abu. Jacket hoodie ini bagus sekali.
"Ada yang ini, tak apa kan?" tanya Sam sambil memberikanku hoodienya. "Tak apa, aku suka dengan hoodie ini." aku memakai hoodie itu.
"Apa kau sudah siap Sam?"
"Tunggu aku mengambil tasku dulu dikamar."
Aku akan mengajak Sam ke rumah sakit yang merawat ibu Samantha.
Samantha POV
Aku mengambil tasku yang berada di kamarku, aku memakai baju lengan panjang bewarna putih, celana hitam panjang, dan aku juga memakai hoodie tanpa lengan. Aku hanya memakai pakaian yanb biasa saja. Karena aku tak tahu Peter akan membawaku pergi kemana.
###
Aku dan Peter sedang menaiki taksi, sepertinya aku mempunyai mobil. Tapi entah kenapa di garasi rumahku tidak ada mobilku.
"Peter kau akan mengajakku kemana?" tanyaku kepada Peter yang sedang asyik bermain handphonenya.
"Ke rumah sakit."
'Kerumah sakit? Siapa yang sakit? Apakah dokter Tessy yang sakit? Kenapa tidak menelefonku?' gumamku.
"Siapa yang sakit Peter?"
"Kau lihat saja nanti."
Aku tak ingin banyak bertanya, jadi kukeluarkan handphoneku dari tasku. Aku juga mengeluarkan headset, aku sedang ingin mendengarkan lagu. Ku memulaikan lagu Major Lazer yang berjudul Lean On.
Aku menyukai lagu ini. Aku suka lagu yang bergenre dj. Ada banyak lagu dj di memori handphone ku. Seperti New Thang yang dinyanyikan oleh Redfoo, dan ada juga lagu Emergency yang dibawa oleh Icona Pop.
Kau tahu? Aku menyukai lagu. Tapi aku tidak masuk fanbase manapun. Aku hanya mendengarkan lagu yang aku suka, tetapi aku bersikap biasa saja terhadap pembawa lagu itu.###
Setelah sekitar 1 jam perjalanan, aku dan Peter sudah sampai di Rumah Sakit. Rumah sakitnya sangat besar dan luas. Cat nya berwarna Biru dan putih. Lalu aku masuk kedalam Rumah Sakit itu. Lalu peter bertanya kepada seorang suster yang sedang lewat.
"Permisi sus. Saya ingin mengambil mayat yang bernama Yolanda Karin Gordon." ucap Peter. Tunggu... Sepertinya aku kenal dengan nama itu.
"Yolanda Karin Gordon? Sepertinya aku tak asing dengan nama itu. Dia siapa Peter??" tanyaku yang (masih) bingung.
"Nanti aku bisa jelaskan Sam."
"Oh, Nyonya Yolanda yang meninggal gara gara kecelakaan di tol itu?" tanya suster itu.
"Iya." ucap Peter.
"Mari ikuti saya ke ruang mayat." Aku dan Peter mengikuti suster itu.
~~~
Hai apa kabar?
Maaf ya author jarang update;"
.
.
.
Cerita ini bakal late update.-PalmaPutriP-
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Psycho(path)logy [Not Completed]
Mystery / ThrillerSamantha Harmour Drones Itu namaku. Dahulu aku seorang psikolog. Sekarang aku menjadi psikopat. Aku menjadi psikopat karena depresi. Kakakku ternyata menjadi pembunuh bayaran di Paris. Ayahku meninggal. Dapatkah seorang perempuan ini bisa menyelesai...