Saat sampai di rumah sakit....
Dengan sangat paniknya, Aku bertanya kepada suster yang mengurus pasien. Suster yang memberi kita informasi tentang pasien yang dirawat di rumah sakit ini.
"Maaf sus, apakah kau tahu dimana ruangan pasien bernama Samantha??" tanyaku dengan sangat sangat paniknya. Mungkin wajahku sudah pucat.
"Maaf pak, nama panjangnya Samantha siapa?? Dikarenakan pasien bernama Samantha lumayan banyak." suster itu bertanya balik kepadaku sambil mengotak atik komputer yang ada di depan nya.
"Samantha Harmour Drones." ucapku dengan singkat dan panik.
"Tunggu sebentar ya pak." setelah mengotak atik komputer lagi, suster itu menjawab "Samantha Drones, dia korban kecelakaan di jalan tol Las Vegas berada di ruangan Nomor 492 di lantai 3."
"Terima kasih suster." aku langsung saja menaiki lift menuju lantai 3.
Saat keluar dari lift aku mencari kamar bernomor 492. Setelah bertemu dengan kamar itu, ada 2 orang wanita berpakaian seperti dokter dan ia sedang duduk di depan kamar Sam. Aku mengira dia itu seorang psikolog, karena pin di bajunya bertuliskan 'Rumah Sakit Jiwa Hounten'. Mereka melihat ku dan mulai bertanya.
"Maaf, apakah anda saudara dari Sam??" tanya salah satu dari psikolog itu. Aku melihat name tagnya. Ternyata namanya Tessy, dan yang satu wanita lainnya bernama Diana.
"Bukan, aku hanya sahabat Sam dari masa Junior High School hingga sekarang." aku mengatakan itu sambil gemetaran. Aku sudah terlalu panik, aku takut jika terjadi apa-apa pada Samantha.
"Berarti kau sudah termasuk keluarga Sam, kalau begitu kau mewakili Sam jika terjadi apa-apa. Sekarang dia sedang diperiksa oleh dokter yang menangani Sam." jelas tessy dengan panjang lebar.
"Baiklah, bagaimana keadaan Sam sekarang?" tanyaku lagi.
"Coba nanti kau tanya kepada dokternya" jawab tessy singkat.
Mungkin aku harus memanggil Tessy ini dokter(?). Entahlah, aku tak peduli. Aku mulai merasa lapar lagi. Tetapi aku tak boleh pergi, jika aku pergi aku akan tertinggal informasi tentang Sam.
Setelah menunggu lama sekali dan aku sudah sangat lapar, dokter yang menangani Sam pun keluar.
"Maaf apakah ada saudara dari pasien Sam??" tanya dokter itu kepada kami bertiga.
Aku pun menjawab "Saya bukan saudara Samantha, tetapi saya sudah bersahabat dengannya dari JHS."
"Oke kalau begitu. Ehemm. Samantha tidak mengalami luka yang cukup parah, dia mempunyai luka gores di bagian tangan dan kakinya karena terkena pecahan kaca mobil. Hanya saja sekarang dia terbaring koma dan belum sadar." ucap dokter itu menjelaskan keadaan Sam sekarang.
"Baik dok terima kasih atas informasinya dok. Dan saya juga akan menemani Sam sampai ia sadar dari komanya." dan saat itu dokter pun pergi. Aku ingin masuk ke dalam kamar Sam. Aku membuka pintu itu perlahan.
Sreetttt.
Aku melihat Sam terbaring lemas di atas tempat tidur dengan tangan di infus dan hidungnya diberi alat agar Sam bisa bernafas. Lalu aku menghampiri Sam dengan tangan bergetar. Lalu aku duduk di dekat Sam dan membekap tangan Samantha. Tangannya agak dingin dan terdapat luka memar berwarna biru.
"Samantha kembali kesini aku mohon." ucapku dengan sangat sedih, tetapi aku tidak menangis.
"Umm maaf, namamu siapa??" ucap dokter tessy itu. Oke aku akan memanggilnya dokter.
"Namaku Peter, kau boleh memanggilku Pete atau Peter." aku kembali menatap Sam. Aku kasihan sekali padanya. Dan aku merasa bersalah.
Iya bersalah karena aku telah menertawakannya karena dia menyetir dalam keadaan sangat mengantuk. Aku sangat bersalah. Aku tidak ingin menertawakan berita di televisi lagi, karena siapa tahu saja kau sedang menertawakan orang yang kau sayangi itu terkena musibah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Psycho(path)logy [Not Completed]
Mystery / ThrillerSamantha Harmour Drones Itu namaku. Dahulu aku seorang psikolog. Sekarang aku menjadi psikopat. Aku menjadi psikopat karena depresi. Kakakku ternyata menjadi pembunuh bayaran di Paris. Ayahku meninggal. Dapatkah seorang perempuan ini bisa menyelesai...