Chapter 13

186 21 11
                                    

Haripun berganti..

Keesokan harinya, Suasana pagi di kediaman milik keluarga Jung itu sudah diributkan dengan suara putri bungsu mereka yang sejak tadi menggerutu pada eommanya agar ia diizinkan tidak masuk sekolah. 

"Eommaaa lihatlah, aku beneran demam!" ucap Rora sambil menempelkan tangannya pada dahi dan lehernya. ia terus membuntuti eomma jung yang tengah berdandan hingga turun menuju ruang makan sambil memohon.

"Ahyeon ah, apa dain berulah lagi di sekolah?" tanya eomma jung sambil berjalan menuju meja makan.

"Eomma! aku tidak bohong.. aku demam, aduh kepalaku pusingg" ujar rora kemudian berakting seakan ia sakit kepala. Ahyeon dan rami yang hafal dengan tingkah rora hanya terkekeh sambil melanjutkan sarapan paginya. 

"Makanlah, kau pusing itu karena belum makan.." ujar sang eomma membuat rora berdecik kesal. 

"Aishh.. kurasa aku akan pingsan di sekolah" gerutu rora kesal, namun karena ia tidak digubris, ia akhirnya memilih pasrah dan memakan sarapannya. ia melihat ahyeon yang melirik ke arahnya sambil menahan tawa, membuat rora merasa kesal dengan raut wajah ahyeon dan rami yang seperti meledeknya.

"Eomma dengar putri pertama tuan chaikong masuk rumah sakit ya? kenapa?" Tanya Eomma Jung disela mereka tengah menyantap sarapannya.

"Nee,, Pharita unnie mengalami insiden kecelakaan saat kelas olahraga lusa lalu" ujar ahyeon.

"Eoh.. Rita unnie terkena lemparan bola di dadanya" imbuh rami

"aigoo benarkah? lalu bagaimana kondisinya sekarang? apakah parah?' tanya eomma jung penasaran.

"kita juga belum tahu.. belum ada kabar lagi tentang itu.. tapi yang menghawatirkan adalah pharita unnie punya masalah kesehatan yang serius eomma" ujar ahyeon. eomma jung mengangguk-angguk.

"hm.. soal itu eomma tahu, ibunya pernah berkata padaku soal putrinya, tapi hanya itu, ia tak memberitahu secara spesifik soal penyakit yang diderita putri pertamanya.. yang jelas, ia hanya berkata jika ia baru menyekolahkan putrinya pharita di sekolah umum" ujar eomma jung yang membuat ketiga anaknya malah melongo mendengar ceritanya. 

"woah benarkah eomma?.. aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan orang tua rita unnie akibat insiden ini" gumam rami.

"Hmm Benar" sahut rora yang merespon perkataan rami. Tanpa sadar sejak tadi ia diperhatikan ahyeon ketika ia sedang fokus mendengarkan cerita eommanya. 

"Eoh? uri Rora nim sepertinya sudah tidak pusing" ledek ahyeon yang membuat rora langsung menoleh padanya. Rora yang tersadar dengan ledekan ahyeon langsung melirik ahyeon dengan tatapan sinisnya. Ekspresinya yang tertangkap basah karena berakting sakit membuat seisi meja makan seketika langsung tertawa, yang tentu membuat rora berdecik kesal. 


* * *

Sesampainya di sekolah, rora, ahyeon dan rami kemudian berjalan beriringan memasuki lobby. Ahyeon dan rami yang terus-terusan terkekeh akibat melihat ekspresi dan tingkah rora yang tampak tak dapat dibohongi jika ia tengah gelisah memikirkan nasibnya akibat insiden lompat pagar yang ia lakukan kemarin. 

"Hwaiting Dain ah, gwenchana.. everything will gonna be okay" goda ahyeon dan rami yang tiba-tiba merangkul rora. yang justru dibalas oleh lirikan mematikan seorang rora. Setelah melewati Lobby sekolah, mereka lalu berpisah dan pergi menuju kelasnya masing-masing. 

~

Namun setibanya Rora dikelas, pikiran yang menghantuinnya justru bukan lagi masalah hukuman karena bolos sekolah, namun melihat bangku chiquita yang kosong. yang membuatnya seketika langsung teringat pada pharita. ia jadi mencemaskan kondisi pharita, dalam pikirannya ia bahkan bertanya-tanya apakah kondisi pharita se serius itu? bahkan sampai sekarang, belum ada kabar apapun tentangnya, bahkan chiquita juga tidak mengirim pesan apapun padanya.

We Are Neighbors, Friends and FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang