Chapter 10.

200 22 4
                                    

Saat itu, Hyein yang merupakan teman sekelas Chiquita dan Rora terlihat berlari terburu-buru kembali menuju kelas usai dari toilet. kebetulan saat ini tengah pergantian jam sehingga guru pun belum masuk ke kelas. 

"Chiquita ssi!!! Chiquita ssi!!!" Hyein datang dengan nafas tersenggal-senggal. yang dipanggil kemudian menoleh sembari ia menyantap bekal kimbap yang ia bawa dari rumah. begitu pula siswi lainnya yang atensi nya langsung mengarah pada Hyein.

"Chiquita ssi.. Unnie mu.. pharita unnie.. pharita unnie pingsan!" Ujar hyein disela ia masih mengatur napasnya yang terengah engah. 

*Pranggg* chiquita seketika membelalakan matanya hingga ia menjatuhkan sumpit yang ia pegang.

"hyein ah.." panggil rora yang mencoba memastikan. 

tanpa berkata sepatah katapun, chiquita langsung beranjak dari bangkunya dan keluar kelas. namun belum sampai ia menginjakkan kaki keluar, Guru Oh datang dan terpaksa, chiquita harus mengurungkan langkahnya dan menunggu hingga tiba waktu istirahat.

sepanjang pelajaran berlangsung, Rora yang duduk di barisan depan berulangkali menoleh pada chiquita yang duduk di dua baris belakangnya. ekspresi chiquita tak dapat dibohongi, ia terlihat sangat gelisah saat ini, ia bahkan terus terusan menggigit kuku jarinya dan berulangkali melihat jam di tangannya. melihatnya kalut seperti itu, ingin rasanya rora memeluk chiquita untuk menenangkannya. 

* * *

Usai insiden yang terjadi pada pharita, suasana kelas 3-2 tampak hening dan canggung.

"wonyoung ah.." panggil ruka mencoba menghampiri bangku milik wonyoung.

"wae? kau ingin mencoba playing victim? atau mencari perlindungan?" respon wonyoung santai sembari sibuk bercermin pada cermin kecilnya.

"kau punya niat apa pada pharita?" tanya ruka dengan ekspresi datar.

"niat? niat apa maksudmu?" tanya wonyoung terkekeh. 

*Brakkk* entah apa emosi yang menguasai pikiran ruka, ia menggebrak meja wonyoung lalu menarik rompi wonyoung sehingga membuat wonyoung berdiri. yang seketika langsung mengundang perhatian siswi lainnya. dimana seketika kelas mereka langsung hening.

"kau punya rencana apa pada pharita?" tanya ruka dengan raut wajah yang tampak mengintimidasi. namun wonyoung justru tersenyum.

"Ruka ssi hentikan" ucap karina sebagai ketua kelas memberi peringatan untuk menghentikan mereka. namun mereka tak menggubrisnya.

"rencana? bukankah itu rencanamu? yahh mengapa kau menyudutkanku seakan aku yang membuatnya sekarat? ruka ssi sadarlah! kau seorang pembunuh!" balas wonyoung yang tentu saja didengar oleh siswi lainnya.

"wonyoung ah mengapa kau menguntit identitas pharita? apa jangan jangan... selama ini kau berniat sekelompok dengannya agar kau bisa mengkambing hitamkan pharita?!" tanya ruka penuh penekanan, dan lagi lagi wonyoung terkekeh.

"haha.. kau ini bodoh atau apa? apa salahnya jika aku tahu identitasnya? kau yang bodoh ruka ssi.. jika kau benar temannya, kau seharusnya tahu tentangnya. lihatlah, kau sangat palsu.. bagaimana bisa orang yang mengaku seorang sahabat, namun malah menghabisi sahabatnya sendiri.. haha.. mengerikan.. lagipula kambing hitam? haha.. sebaiknya kau bertanya itu pada ibumu" ujar wonyoung kemudian melepaskan cengkraman ruka dan ia kembali ke bangkunya. 

ruka yang mematung di tempat kemudian ia bergegas pergi keluar, namun tak sengaja ia malah berpapasan dengan guru yang mengajar pelajaran selanjutnya. namun ruka kembali menunduk dan tetap bergegas keluar meski berulang kali namanya dipanggil. 

* * *

disisi lain, ahyeon, rami dan asa yang baru mendengar berita tersebut dari salah satu siswi di kelasnya itu sangat terkejut, terutama asa setelah ia mendengar jika ruka lah yang menyebabkan terjadinya insiden tersebut. mereka lebih terkejut lagi ketika ternyata kondisi pharita yang sangat parah hingga dilarikan ke rumah sakit.

We Are Neighbors, Friends and FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang