Tetesan infus terus mengalir menuju aliran darah yang berada ditangan tangan seorang perempuan yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri, selang oksigen juga ikut terpasang untuk memudahkannya bernafas. Beberapa alat lainnya juga terpasang di bagian tubuhnya sebagai penunjang kehidupan.
Suster juga dokter beberapa kali masuk untuk melihat perkembangan kondisi cewek itu. Progres itu dilakukan selama 36 jam setelah cewek itu dipindahkan keruang ICU.
Dan selama itu keluarga pasien atau orang lain selain tenaga medis belum diperbolehkan masuk keruang ICU menjenguk pasien secara langsung.
Izhar juga keluarganya bergantian untuk pulang kerumah beristirahat, setelah dibujuk keras oleh sang Umma. Entah kenapa pria itu sangat peduli dengan perempuan yang tak sengaja ia tabrak beberapa hari lalu.
Padahal selama ini, sebelum kejadian tersebut ia sangat dingin atau acuh tak acuh dengan perempuan yang bukan mahramnya. Tetapi dengan perempuan itu dia sangat peduli bahkan tak mau pulang demi menunggu perempuan itu sadar, ia juga selalu meminta kepada Tuhan yang maha kuasa agar perempuan itu lekas sembuh di sela-sela doa yang ia panjatkan.
Apakah dia menyukai perempuan itu?
Bisa iya bisa juga tidak. Tetapi bagaimana menurutmu?komenlah👉Malam di jam setelah isya. Suster magang sedang mengganti infus, tak sengaja sorot matanya melihat beberapa jari cewek itu bergerak pelan, seperti ada tanda-tanda bahwa cewek itu bangun dari alam bawah sadarnya.
Dengan cepat suster memanggil dokter untuk segera mengecek kondisi cewek itu, mulutnya ikut bergerak memanggil seseorang.
"Iz-Izhar," panggilannya sangat pelan juga lirih.
"Izhar," kali ini suaranya lebih keras tapi masih lirih, hanya terdengar samar-samar bagi orang sekitarnya
"Izhar," lirih namun sangat jelas cewek itu memanggil nama seseorang dokter dan suster disana saling pandang
"Bang Dezo,"
"Bunda,"
"Ayah," Sambung cewek itu memanggil keluarga nya lirih, Perlahan kedua kelopak mata cewek itu terbuka, bola matanya mulai beredar ke seluruh penjuru ruangan serba putih lengkap dengan teknologi medis juga tenaga medis ikut berpakaian putih,
Ia meringis pelan sekujur tubuhnya sakit, ia baru ingat kalau sebelum disini ia ditabrak mobil setelah itu pingsan dan ia tidak tau lagi apa yang terjadi pada dirinya,
Cewek itu menarik seragam suster itu pelan seolah memberikan sebuah kode, suster pun menoleh kearahnya.
Tangan cewek itu menyentuh selang oksigen yang mencakup hidung dan mulut yang sedang terpasang di wajahnya.
Suster itu nampaknya paham dengan kode yang diberikan. "Dok, sepertinya pasien ingin selang oksigen nya diganti, dengan selang oksigen yang mencakup hidung saja untuk memudahkannya berbicara," Dokter menganggukkan kepalanya mendengar ungkapan suster.
Segera Dokter itu langsung mengganti alat bantu pernafasan cewek itu, sesuai saran suster tadi.
"Dok, saya boleh minta air? Saya haus,"
"Maaf ya nak, disini tidak ada air, kami tidak ada yang membawa air minum,"
"Saya ada, Dok!" Suster itu menyodorkan botol kecil berisi air mineral. Lengkap dengan sedotan kecil.
"Terimakasih," Dokter pun menerima botol air itu dengan senyum ramah, ia juga membantu Cewek itu untuk minum pelan-pelan.
"Makasih, mbak suster."
"Sama-sama, semoga cepat sembuh dek,"
Cewek itu mengangguk pelan sambil tersenyum kecil. "Saya disini sendirian ya, Dok?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear best friend {REVISI}
Fiksi RemajaHALO PEMBACA BARU👋 WELCOME. AKU SEKALU PENULIS CUMA MAU BILANG, KALAU CERITA INI SEDANG MEMASUKI TAHAP REVISI, JADI MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN PENULISAN ATAU ADA PENULISAN YANG BERBEDA DARI SEBELUMNYA.🙏 TERIMAKASIH, "Kita harus jadi besti sel...