ada apa nih 🤨

26 14 6
                                    

Pria itu tersenyum miring.  "Kebohongan yang klasik dan sangat sederhana, anak kecil. Cepat serahkan uang atau barang berharga yang kalian punya, sebelum aku benar-benar menghilangkan nyawa kalian disini!"

Rhea menatap tenang mata pria itu, jari telunjuknya bergerak mengisyaratkan Dayra dan Yu jie mundur. 2 cewek itu pun mengerti lalu perlahan-lahan berjalan beberapa langkah kebelakang.

"Kami sudah jujur, anda saja yang tidak percaya, lebih baik anda minggir dari jalan kami. Dan membiarkan kami pergi!"

"Oh, tidak semudah itu anak kecil..." Ucapnya mendaratkan tangannya di bahu Rhea, namun sebelum itu gadis berhijab itu sudah menangkis kasar tangan yang ingin menyentuhnya itu.

"Ga usah sok-sokan ngehindar, nanti ujung-ujungnya malah terdampar." Rhea kembali tersenyum mendengar ejekan dari pria itu. Kedua netranya perlahan mencari sesuatu yang berguna untuknya.

Ia menangkap objek yang ia cari-cari. Tangannya dengan gesit mengambil gelas berisi teh panas yang baru saja diseduh oleh pembuatnya lalu menyiramkannya pada pria dihadapannya ini.

Percikkan teh panas itu sebagian besar jatuh mengenai kedua mata pria itu. Ia berteriak kesakitan hingga meringkuk diatas tanah.

Dayra,Rhea dan Yu Jie pun segera lari secepat mungkin keluar dari area pasar.

Dengan deru nafas ngos-ngosan, mereka pun telah sampai ketempat yang mereka tuju. "Ada apa dengan kalian,?" Tanya pak galen.

"Kalian dikejar setan kah?"

"Kalian habis maraton sama orgil?"

"Atau kalian baru saja lari dari kenyataan?"

Beberapa pertanyaan konyol dilontarkan oleh teman-teman kelas mereka. "Kami hampir aja dipalak preman pasar tadi." Dayra menjawab rasa penasaran mereka masih ngos-ngosan.

"Tapi kalian gak papa kan Dayra,Rhea, Yu Jie?" Pak galen bertanya lagi memastikan tak ada yang cidera atau apapun.

"Kalau ada cedera atau sakit, beri tau saya secepatnya, ya." 

"I-iya, pak."

Pria itu memang memiliki sifat perhatian kesemua orang baik siswa-siswi,para guru maupun kesemua warga sekolah. Dan karena sifatnya itulah membuat siswi sering kali baper dan mengagumi atau bahkan menyatakan rasa sukanya pada pak galen melalui surat atau lewat chat. Tapi pak galen tidak pernah peduli,

💅💅💅

Satu persatu dari mereka kembali ketitik pertemuan. Sesudah melaksanakan tugas negosiasi dari pak galen.

Setelah terkumpulnya semua anak-anak ayam, eh maksudnya siswa dan siswi XI IPS 2A. Mereka pun kembali ke sekolah.

Orang-orang yang sedang berlalu lalang dijalan. Baik itu, pengendara mobil atau motor, maupun pejalan kaki. Setiap mata pasti tertuju dengan barisan siswa-siswi itu. Seperti induk bebek yang memimpin anak-anaknya. Dan beberapa dari mereka juga memuji ketampanan dari pemimpin mereka, sang guru ekonomi.

Setelah menempuh jarak 956 meter mereka pun sampai ke dalam kelas.
Masing-masing dari mereka pun duduk ketempat semula. Ngos-ngosan sudah pasti ada diantara mereka, bahkan hampir keseluruhan dari mereka.

"Anak-anak, karena perjalanan kita tadi yang lumayan melelahkan, jadi kalian boleh istirahat sejenak. Tapi jangan ada yang keluar dari kelas ini tanpa izin. Untuk tugas tadi silahkan kumpul secara japri!" Ucap pak galen sebelum benar-benar menghilang dari kelas.

"Yuhu... Jamkos ready!!"

"Saatnya kita party!"

Sudah menjadi kebiasaan bagi anak-anak sekolah bila ada jam kosong pasti ada yang tidur dilantai kelas atau meja, curhat sama psikolog abal-abal, pacaran, makan-makan, baca buku. Entah itu buku komik,novel,pelajaran sekolah.

Dear best friend {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang