🍁Suara Klasik🍁

44 10 7
                                    


"Senandung Nestapa mendesir Dingin menusuk telinga, Aroma Khas nya pun Bisa aku cium leluasa, Binar Teduh nya begitu legam berhasil runtuhkan pertahanan, tanpa sadar sang tuan jatuh dalam pelukan. "

-Sang Pujangga-

******************************

Happy Reading!

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Dua pasang Kaki mengayun pelan, saling tertatih, dengan Pundak mereka tengah sibuk menopang satu sama lain.

"Hasan! Sebenarnya Kamu mau mengajak aku kemana hah?! Kenapa kita gak ke rumah sakit atau klinik terdekat ?!" Cuap Riana membopong Lengan kanan Hasan di pundaknya.

"Kerumah sakit sama artinya kita bunuh diri Riana... Loe mau Ketahuan sama polisi atau pun Komplotan Bimantara dan Bokap Gila loe itu, Heuh,?" Lugas Hasan

"Terus Kita mau kemana?"

"Lurus aja, nanti di depan kita nyebrang belok Kanan masuk gang."

"Ehm Ki-"

"Itu Kontrakan tempat gue Sembunyi Riana, Jadi stop banyak tanya! Gue beneran udah lemes mau istirahat, Penyakit Cerewet loe itu ternyata belum ilang sampe sekarang." Tukas Hasan dengan lirikan sinis yang berhasil bungkam mulut sahabat SMA nya untuk kali kedua.

Wajah pucat dan keringat Dingin serta suara napas Yang tersengal sudah jelas terpasang di muka Hasan, semua itu berhasil membuat Rasa Kesalnya termakan oleh rasa sesal dan ibanya bercampur seketika, ditambah sindiran Hasan pun telah meredam nyalinya untuk tidak menanggapi mulut pedas Si pemuda.

Setiba di hunian Pun Keduanya mengistirahatkan diri di ruang tengah yang hanya beralas Karpet tipis pemberian Pemilik kost-an.

Hasan sandarkan kepala pada dinding, Sedang Riana mengedar ke segala arah, barang kali ada Sesuatu yang bisa ia gunakan tuk mengobati luka Sahabatnya.

Darah tak berhenti merembes, Riana pun coba mengambil Segayung Air dari kamar mandi. Sedang sang tuan rumah mendengus menahan perih.

"Kamu sediakan P3k dimana?" Pekik Riana menggeledah area Laci di meja kecil yang ada di pojok ruang utama.

"Ada di laci bawah!" Sahutnya mendesis kecil menoleh pada gadis yang kelimpungan sendiri itu.

Gadis itu pun membuka kotak P3K yang hanya berisi Plester dan Air infusan serta beberapa obat anti biotik, Membuat Riana menoleh dan mendengus jengah.

"Heuh... Serius cuma ini yang kamu punya Hasan ?!"

Hasan membalas dengan segurat senyuman masam. "Ya terus loe ngarep ada apa di situ, Gue bukan Anak kuliahan yang punya bekal untuk hidup, gue Residivis Riana.. Semua Yang ada di sini kebanyakan hasil curian." Gumam Hasan.

"Ehm... Ralat gue pinjem tanpa sepengetahuan yang punya." Imbuh Hasan.

Riana bergegas menyobek sebagian rok yang dia pakai tuk jadi pengganti Kapas guna membersihkan darah di area selangka Hasan.

"Pertama kita bersihkan dulu Ya lukanya." Tuai Riana begitu telaten.

Hasan kemudian merogoh saku celananya dimana Secarik kertas telah ada dalam genggamannya ia sodorkan pada gadis di depannya.

Lentera dalam jeruji_ Haechan. (sequel #Lentera)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang