"Tiap Raga akan menjumpai
batasnya, namun memori tertanam.
utuh di tiap jiwa-jiwa dalam perjalanan, Meninggalkan satu persatu Rasa bertumbuh, lalu hidup
di seluruh Naluri tanpa sang pemilik pahami, tersimpan dan tertimbun, Silih berganti, tersulam menjadi sebuah karya cipta sang illahi yang terjaga Abadi dan tiada mampu di beli atas semua nilai penuh Arti."
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁Happy reading Sun'sans
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Langit gulita semakin menusuk Dingin ke tiap sela aliran darah, pada Raga sang pemuda yang bergelut dengan Gejolak angkara, beriring sayup penuh Lara di sebalik dada, beradu bersama kecewa yang gerogoti Jiwa.
Ponsel dalam genggaman utuh ia pandang penuh harap menanti sebuah notifikasi barang kali Sang puan menunjukan secuil penyesalan.
Di bagian joke belakang Itu Andi bersama Alex duduk bersebelahan tanpa saling berucap, sibuk dengan gundah mereka masing-masing.
Sementara Joe melirik hambar dari kaca spion depan terjaga mengatur kemudi mobil Polisi yang mereka tumpangi. "Bahkan Kesempatan terakhir yang gue kasih ini pun loe lewatin gitu aja, lelaki Bajingan... " Geram Batin Andi meremas kuat ponselnya.
Ia pun membuang Wajahnya, demi sembunyikan Genangan air mata yang sedari tadi ia tahan dan akhirnya jatuh tanpa permisi.
Sekeras apa ia menaruh benci pada akhirnya angan mendapat pengakuan serta kasih masih utuh ia dekap di sanubari, namun sayang semua kembali menjadi suatu perihal yang mustahil, segala Pintanya seolah terjawab kontan oleh sang pencipta lewat Sikap Sang Ayah yang kuat jaga keangkuhan.
Alex pun masih bergeming jauh dalam keheningan isi kepala serta hatinya berperang, Akan kah ia berani menampakan wajah pada Hasan dan mengungkapkan identitas aslinya nanti? Sosok seorang kawan yang ditemui tanpa kesengajaan pada akhirnya memberikan banyak Pelajaran akan arti sebuah Dedikasi, pengorbanan juga kesetiaan.
Dalam renungan pun Perbincangan antara ia dan Hasan pada Dua Tahun silam berhasil menanamkan Rindu Yang luar biasa, tanpa siapapun ketahui.
******
Pada pagi Itu Petugas membuka satu per satu pintu sel para tahanan untuk membiarkan mereka melakukan kegiatan pembinaan seperti ibadah, piket dan olahraga. Namun di saat Alex keluar dan melewati sel Hasan, dimana yang lain sibuk berbondong menuju ke lapangan, Ia justru menemukan Sahabatnya bersandar di dinding jeruji menatap kosong tanpa Gairah.
Ia pun menghampiri lelaki itu untuk diajak keluar bersama, menarik
sang puan dari kesunyian yang bersemayam."Woy! Ngelamun Mulu.. ayok keluar San, kita Sarapan." Ajak Alex masih berdiri di ambang pintu dan langsung di balas gelengan kecil.
Hasan tampak pucat dengan bibir kering juga tatapan kosong ter ulas sempurna di Wajahnya, membuat hati mungil Alex kembali iba sekaligus geram. Ia menangkap pergerakan kecil dari tangan kanan Hasan yang mengusap ulu hatinya.
"Elo Sakit Hah?"
"Enggak, gue cuma kecapean Lex."
![](https://img.wattpad.com/cover/340544006-288-k619113.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera dalam jeruji_ Haechan. (sequel #Lentera)
AçãoSebuah ketidak beruntungan seorang Hasan prakasa Putra, Hidupnya berubah 180 derajat. Senyumannya perlahan Luntur karena harus berpisah dengan orang terkasih, Kebaikannya berbalas petaka, Dia dituduh menjadi seorang Pengedar Narkoba, dan Harus mend...