Chapter 9

296 42 4
                                    

Tubuh Alexa menggigil hebat di bawah balutan selimut tebal. Akhir-akhir ini kekuatan Alexa meningkat pesat bahkan beberapa waktu yang lalu ia mampu mengimbangi serangan yang di berikan oleh ratu Sprela.

Meningkatnya kekuatan Alexa dalam waktu yang cukup singkat membuat ratu Sprela sedikit terkejut. Pasalnya umur Alexa bahkan belum genap tujuh belas tahun namun kekuatan yang ia miliki semakin hari semakin terlihat sempurna. Bahkan bola api yang ia keluarkan dari telapak tangannya lebih besar dari bola api yang mampu ratu Sprela ciptakan.

Kepakakan sayap Alexa bahkan begitu lihai saat menghindari serangan meski dilakukan dari berbagai arah secara bersamaan. Bidikan yang dihasilkan dari anak panahnya pun, selalu mengenai sasaran. Bahkan beberapa waktu yang lalu ayunan pedangnya mampu menggores bahu bagian kanan milik ratu Sprela.

"Sepertinya sudah waktunya, ratu."

"Tapi umur Alexa bahkan belum genap 17 tahun!"

"Kekuatan besar itu bisa datang kapan saja ratu, meski umur putri Alexa kurang dari 17 tahun sekalipun. "

Ratu Sprela sedikit menyingkap bagian pundak Alexa, terlihat jelas tanda merah melingkar cukup besar di sana.

Keringat dingin membasahi wajah Alexa yang kini tengah meringis menahan sakit di sekujur tubuhnya.

"Baiklah, kau boleh pergi. Sisanya biar aku yang akan mengurusnya."

Sang tabib mengangguk berpamitan untuk kembali ke ruangannya. Saat ini hanya ada Alexa dan ratu Sprela di ruangan tersebut. Kaki jenjang ratu Sprela perlahan naik ke atas ranjang lalu menyingkirkan beberapa anak rambut yang menghalangi mata Alexa.

"Aku tahu rasanya begitu menyakitkan, Alexa. Tapi aku yakin kau mampu melewati fase ini."

Ratu Sprela meletakkan telapak tangannya di atas dahi Alexa, merapalkan beberapa mantra lalu keluarlah sebuah cahaya yang berangsur masuk kedalam tubuh Alexa.

"Ini memang tidak akan menghilangkan rasa sakit yang kau rasakan namun setidaknya bisa sedikit mengurangi. Alexa, mungkin ini terlalu cepat untukmu namun setelah ini akan banyak hal di luar dugaan mu tengah menunggu di depan sana. Bersiaplah, karna jalanmu akan lebih berat nantinya."

Entah Alexa mendengar atau tidak apa yang telah di katakan oleh ratu Sprela, gadis itu masih saja memejamkan matanya dengan tubuh yang di penuhi oleh keringat.

Dalam tidurnya Alexa bermimpi begitu banyak bola cahaya berwarna-warni yang berlomba untuk masuk kedalam tubuhnya dan berusaha menyatu dengan setiap sel-sel di dalam tubuhnya.

Sepanjang malam ratu Sprela bahkan tidak sedikitpun melepaskan genggamannya dari tangan Alexa. Merasakan gadis itu sesekali meremas telapak tangannya dengan erat seraya mengerang keras.

"Sebentar lagi adalah puncaknya," gumam ratu Sprela dengan tatapan mata yang tak pernah lepas dari sosok Alexa.

Tubuh Alexa mengejang hebat, bahkan tubuhnya sempat terangkat lalu kembali terhempas saat sebuah cahaya yang begitu menyilaukan berhasil masuk kedalam tubuhnya.

Teriakan Alexa menggema di seluruh ruangan. Tangan ratu Sprela sedikit bergetar, beberapa belas tahun yang lalu hal yang sama pun sempat ia rasakan bahkan rasa sakit kala itu masih terekam jelas didalam ingatannya.

Ratu Sprela sadar saat ini Alexa sudah kehilangan kesadarannya. Tangan ratu Sprela kembali menyingkap baju di bagian pundak Alexa dimana tanda itu kini tengah tercetak jelas.

Hitam dan putih dengan bentuk dua buah koma yang berlainan arah namun menyatu menjadi satu.

"Aku tak menyangka jika kekuatan yang masuk kedalam tubuhmu akan sebesar ini, bahkan aku bisa merasakan energi yang begitu besar mengalir dalam tubuhmu, energi yang lebih besar dari apa yang telah aku miliki."

Ratu Sprela berniat meninggalkan Alexa namun entah mengapa dalam ketidaksadarannya genggaman tangan Alexa tak sedikitpun mengendur. Entah sejak kapan jantung ratu Sprela kembali berdetak dengan hebat. Wajah ayu yang kini terlihat pucat terpampang jelas di hadapannya. Bibir tipis itu terlihat begitu menggoda namun ratu Sprela kembali tersadar dan langsung menghempaskan pikiran liarnya.

"Alexa, pada awal pertemuan kita aku hanya menganggap mu seorang gadis cengeng yang tak mampu melakukan apapun selain menangis. Namun setelah melihat kegigihanmu untuk berlatih dan semangat mu untuk menguasai setiap jurus yang di ajarkan, pada akhirnya aku mengerti kau adalah gadis yang begitu hebat. Aku tahu kau selalu saja mengeluh karna aku yang tidak pernah sedikitpun mengapresiasi setiap kemajuan yang terjadi pada dirimu. Alexa, untuk pertama kalinya aku mengatakan jika aku bangga dengan segala kerja kerasmu. Setelah malam ini kau akan benar-benar dalam pengawasanku karna kekuatan yang masuk kedalam tubuhmu belum mampu benar-benar kau kuasai."

Ratu Sprela mengangkat tubuh Alexa lalu membawanya menuju kastil yang terletak di belakang istana. Kastil yang sudah ia pasangi pagar tak kasat mata dimana takan ada seorang pun yang akan ia ijinkan untuk masuk.

Ratu Sprela meletakkan tubuh Alexa pada ranjang yang telah ia persiapkan.

"Setelah malam ini kau bisa saja membahayakan siapapun karna kekuatan yang belum mampu kau kuasai. Aku terpaksa akan mengurung mu di tempat ini untuk sementara waktu sampai kau mampu menguasai dirimu."

Sebelum Alexa sadar ratu Sprela telah memerintahkan pelayan untuk mempersiapkan makanan namun hanya sampai di depan portal, setelah itu hanya ratu Sprela yang diperbolehkan keluar masuk kedalam portal termasuk mengantar makanan untuk Alexa.

Sampai matahari meninggi Alexa masih terbuai dalam mimpi indahnya membuat ratu Sprela sedikit lega karna setelah Alexa sadar entah apa yang akan dilakukan gadis itu pertama kali.

Sejenak ratu Sprela meninggalkan kastil dan kembali kedalam istana untuk menyelesaikan beberapa urusan. Saat ia kembali, terdengar suara gaduh yang berasal dari dalam kastil. Sesuai dugaannya, saat ini Alexa tengah mengamuk dengan erangan yang sesekali keluar dari mulutnya.

"Kuasai dirimu Alexa!"

'Brakk!"

Tiba-tiba Alexa melesat ke arah ratu Sprela dan menyerangnya secara membabi buta. Ratu Sprela hanya berdecak lalu berusaha menghindari setiap serangan yang diberikan oleh anak gadis Sentio tersebut.

Setelah hampir setengah jam berlalu dan ratu Sprela hanya menghindar tanpa sedikitpun memberikan serangan balasan pada akhirnya merasa geram.

Tangan ratu Sprela terulur lalu mencekik leher Alexa dan mendorongnya pada dinding yang berada tepat di belakang tubuh Alexa.

"SUDAH KU KATAKAN KUASAI DIRIMU!"

Alexa berusaha meronta dan melepaskan diri dari cengkraman ratu Sprela.

"Aku tidak menyangka kau akan benar-benar merepotkan setelah sadar."

Ratu Sprela mengarahkan pukulan pada perut Alexa, dimana pukulan itu terdapat sebuah cahaya yang masuk kedalam tubuh Alexa hingga membuat gadis itu kembali tidak sadarkan diri.

Lagi-lagi ratu Sprela berdecak melihat kekacauan yang terjadi di kastil tersebut.

"Lalu siapa yang akan membereskan semua ini? Jika aku membiarkan pelayan masuk kedalam portal, itu akan sangat membahayakan untuk mereka."

Mau tidak mau ratu Sprela sendiri yang membereskan segala kekacauan yang dihasilkan oleh Alexa. Bibirnya tak henti-hentinya terus mengomel dan mengumpat atas tindakan yang berhasil merepotkannya tersebut.

Tanpa ratu Sprela sadar jika kehadiran Alexa membuat dirinya lebih banyak berbicara dan mengekspresikan banyak hal. Tidak seperti dulu yang hanya mampu memasang wajah datar dengan respon seadanya.






Hello guys, happy New years 2025 🥳🥳
Semoga semua harapan yang belum mampu kalian capai duit Ahun 2024 kemarin dapat kalian capai di tahun ini.
Btw, sorry banget author baru up di Minggu ini karna kemarin-kemarin author terlalu sibuk, wkwk

Ok segitu aja, see you next time and happy reading guys 👋👋

5 Januari 2025

Dark AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang