"Bu, umurku telah menginjak 12 tahun. Mengapa aku tidak bisa keluar kastil seorang diri? Ayolah bu..aku bukan anak kecil lagi!"
Alexa, atau lebih tepatnya Alexander Adranta. Seorang bocah perempuan bermata sipit yang memiliki sepasang sayap berlainana warna. Hitam dan putih. Kelam dan suci.
Bocah perempuan itu tengah merengek di hadapan ibunya yang tengah sibuk membersihkan sayap hitam pekat dengan perpaduan warna merah di beberapa sudut sayapnya.
Sedikit merapalkan mantra dan menaburkan debu suci di sekitar sayapnya, lalu sedikit mengepakan sayap yang kini terlihat cukup mengkilau karna efek dari debu suci yang ia taburkan.
"Ibu, ayolah~"
Wanita cantik itu mulai berjalan mendekat ke arah putrinya yang masih terus merengek.
Lalu terduduk dan menjadikan lututnya sebagai tumpuan agar tinggi tubuhnya sejajar dengan tubuh putri semata wayangnya."Tidak Alexa. Kau tidak tahu bahaya macam apa yang tengah mengintaimu di luar sana. Ku mohon mengertilah, nak."
"Tapi aku ingin bermain bebas bersama teman-teman ku. Aku malu bu! Mereka selalu meledeku."
Dengan nada sedikit lirih dan mata yang mulai berkaca-kaca, Alexa terus mencoba membujuk ibunya. Sungguh, Alexa benar-benar malu karna semua temannya menganggap dirinya anak manja, anak yang tak memiliki kebebasan. Alexa selalu di pandang rendah oleh teman-temannya karna dimanapun Alexa berada, ia tak pernah luput dari penjagaan orang-orang kepercayaan ayah-ibunya.
Tiba-tiba dari salah satu bilik ruangan, keluarlah seorang laki-laki bermata biru dengan sepasang sayap putih bersih melekat di punggungnya. Mengusak pelan rambut Alexa, membuat Alexa mendongak dan pandangannya langsung bertubruk dengan mata biru jernih milik laki-laki itu.
"Kau belum sepenuhnya mengerti rupanya. Bersabarlah Alexa, lima tahun lagi, maka kau akan terbebas. Kau bebas bermain dengan siapapun dan dimanapun tanpa pengawalan. Tapi dengan satu syarat, kau mampu menguasai kekuatanmu. Kau harus dapat mengendalikan tubuhmu atas kekuatan itu. Ingat apa yang ayah katakan saat umurmu 10 tahun?"
Alexa menghembuskan nafasnya pelan lalu mengangguk kecil, pandangan matanya masih terfokus pada mata biru jernih milik ayahnya.
"Aku memiliki kekuatan yang berbeda dari orang lain," ucap Alexa dengan lirih.
Sentio Adranta, tersenyum hangat mendapatkan jawaban dari putri kesayangannya. Alexa menghamburkan tubuhnya kedalam dekapan ayahnya, memeluk pria jangkung itu dengan sedikit kencang.
"Ayah, aku lelah. Mengapa aku tidak bisa hidup normal seperti kawan-kawanku? Aku lelah saat harus bersembunyi tatkala ada orang yang ingin mengincarku, aku lelah semua orang menginginkanku. Ayah, bisakah aku benar-benar hidup normal setelah umurku 17 tahun? Apa mereka akan tetap memburuku? Ayolah ayah.. Aku bukan hewan buruan, hiks.."
Sentio sejenak melirik ke arah istrinya yang juga tengah menatapnya. Cairan bening satu persatu mulai berlomba jatuh dari kelopak mata istrinya.
Careline Adlea, iblis cantik yang berhasil memikat hati putra mahkota dari kerajaan malaikat. Careline terkenal dengan kekejamannya, namun akhirnya ia bertekuk lutut di hadapan Sentio Adranta, seorang putra mahkota dari kerajaan musuh bebuyutannya.
Sentio menatap bergantian dua orang yang sangat di sayanginya, putri dan istri tercintanya. Keduanya tengah terisak pelan, membuat dadanya sedikit terasa sesak karna tak mampu melakukan hal banyak.
"Sentio, apa ini kutukan? Apa ini kutukan karna kita melawan takdir? Dewa tidak pernah mengijinkan adanya pernikahan antara kerajaan Albret dan kerajaan Sovtionus. Kerajaan iblis dengan kerajaan malaikat. Kita jelas berbeda Sentio, hiks.."
Sentio menghembuskan nafasnya kasar lalu menatap istrinya lekat.
"Sudahlah Careline, menyesalpun tak ada gunanya. Aku mencintaimu, dan aku menyayangi anak kita. Aku akan melakukan apapun untuk melindungi kalian berdua."
"Tapi rasanya begitu sulit, setiap waktu aku harus merasakan ketakutan akan kehilangan putri kita."
Careline menangis tersedu, Sentio dapat merasakan kesedihan yang begitu mendalam, terlihat sayap hitam pekat milik istrinya itu terlihat sedikit layu.
Alexa yang tadi menangis memeluk Sentio kini berlari memeluk ibunya. Ia sedikit merasa bersalah tatkala melihat ibunya menangis karna memikirkan dirinya, andai ia tak merengek seperti tadi mungkin ibunya tak akan bersedih.
"Ibu, aku minta maaf sudah membuat ibu menangis."
"Tidak sayang, ibu menangis karna takut kehilanganmu. Tolong sedikit bersabar lagi ya, sayang."
Alexa mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh sang ibu. Sentio berjalan mendekat ke arah dua belahan jiwanya yang sangat ia jaga itu. Memeluk keduanya bahkan sayap putih bersih miliknya ikut menyelimuti kedua tubuh orang terkasihnya.
Otak Sentio terus berpikir, ia harus menyiapkan banyak hal terlebih beberapa hari lagi adalah bulan purnama dimana kaum iblis akan lebih extra memburu Alexa untuk dijadikan persembahan.
Tangan Sentio sedikit mengepal, mengapa takdir begitu kejam terhadap keluarganya. Ia hanya ingin bahagia tanpa diliputi rasa takut setiap harinya.
Tapi Sentio sadar jika apa yang ia alami mungkin salah satu hukum alam yang harus ia jalani karna menentang dewa. Tapi dengan kekuatan besar yang dimiliki putrinya, entah Sentio harus merasakan kutukan atau keberkatan dewa untuk keluarganya.
"Untuk seminggu kedepan ayah tidak mengijinkanmu pergi dari rumah."
Alexa mendongak menatap ayahnya dengan begitu putus asa.
"Ayah, lagi?"
"Sebentar lagi bulan purnama, Alexa. Kau mengerti apa yang terjadi ketika bulan purnama, kan? Kerajaan Sovtionus akan mengadakan perjamuan besar yang dimana ritual itu memerlukan tumbal. Mereka akan lebih buas mengincarmu dan melakukan cara apapun agar bisa membawamu. Kekuatan dalam tubuhmu mampu membuat raja Corgio mendapatkan kekuatan beribu kali lipat dari proses persembahan yang ia lakukan. Ia mampu melumpuhkan seluruh klan bahkan menguasai seluruh kerajaan untuk berlutut dibawah kakinya. Bukan hanya kerajaan Sovtionus, kerjaan iblis lainnya pun, pasti mengincar tubuhmu. Semua berlomba untuk mendapatkan dirimu, maka tetaplah di rumah dan ayah akan lebih memperketat penjagaan."
Lagi-lagi Alexa hanya bisa menangis didalam pelukan ibunya. Careline mengelus sayang Surai panjang anak semata wayangnya dengan perasaan sedih. Seharusnya gadis kecilnya itu bisa hidup bebas, bermain dengan teman-temannya sebayanya tanpa harus merasakan kukungan yang begitu besar.
Careline begitu mencintai Sentio bahkan sebelum pernikahan mereka berlangsung Careline sudah mempersiapkan dirinya untuk segala kemungkinan yang akan terjadi pada keluarga kecilnya.
Kasus pernikahan antara iblis dan malaikat yang dilakukan keduanya bukan berlangsung untuk pertama kalinya, sebelumnya kerajaan Putri kerajaan Kristal menikah dengan putra iblis dari kerajaan Amprega. Dari pernikahan keduanya terlahir seorang anak perempuan yang kini tumbuh menjadi ratu yang merajai segala kaum. Karna kekuatan besar yang dimilikinya mampu meluluhlantakkan seluruh kerajaan hanya dengan satu kepakan sayap. Ia begitu di hormati, namun dengan hatinya yang besar ia tak pernah memanfaatkan kekuatannya untuk menindas kerajaan manapun.
Meski memiliki hati yang besar, ratu Sprela begitu ditakuti karna ia tak segan membunuh dan menghancurkan kerajaan manapun yang mengusik ketenangannya.
Hello guys, sebenernya author iseng aja update cerita ini 😂
Ini cerita ternyata udah ada di draf dari 2019 lalu, ini cerita fantasi pertama author. Btw, cerita ini sebenernya cerita bxb ya, tapi author ganti jadi gxg.
Kemungkinan kalo rame bakal author lanjut tapi kalo sepi mungkin author unfublish lagi 🤣Ok see you guys 👋
16 September 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Angel
FantasyPernikahan tanpa persetujuan yang di lakukan Putra mahkota kerajaan malaikat dengan seorang Putri dari kerajaan iblis. Dari pernikahan keduanya melahirkan seorang bayi perempuan yang dimana dalam tubuhnya mengalir kedua gen iblis dan malaikat yang b...