Dark Angel

Chapter2

Kini Alexa tengah terengah, nafasnya benar-benar sudah tak beraturan. Tubuhnya di banjiri peluh dan dengan sisa tenaga yang di milikinya, Alexa terus berlari menuju perbatasan.

Di belakang sana, hampir 50 pasukan iblis tengah mengejarnya.
Eglen syahfir dan Epora Artha, keduanya adalah penjaga yang di utus oleh Sentio untuk menemani Alexa bermain di tengah hutan dengan kawan-kawannya.

Beberapa waktu lalu Alexa sempat merengek karna melihat begitu banyak teman-temannya tengah bermain bersama di dalam hutan. Dengan berat hati Sentio akhirnya menyetujui rengekan putrinya namun ia hanya memberi waktu satu jam untuk Alexa bermain di luar setelah itu ia haru kembali ke istana.

Awalnya Alexa dijaga begitu banyak pasukan malaikat namun karna bagian kanan kerjaan di serang oleh pasukan iblis membuat seluruh pasukan yang menjaga Alexa terpaksa harus kembali, maka tinggalah Eglen dan Epora, panglima yang dikhususkan untuk menjaga Alexa.

Keduanya kini tengah sibuk melumpuhkan lawan secepat yang mereka mampu. Namun tanpa keduanya sadari, ada tiga iblis yang diam-diam mengejar Alexa yang tengah berusaha untuk melarikan diri.

Alexa terus mencoba mengepakkan sayapnya, namun berkali-kali juga ia gagal. Ayahnya mengatakan jika sayapnya dapat digunakan saat umurnya telah menginjak 14 tahun. Dimana sedikit demi sedikit kekuatan yang tertanam di dalam tubuhnya akan mulai bermunculan.

"Sialan! Hhh..hhh..Ayolah..kumohon sayap, sekali ini saja!"

Alexa begitu berharap Dewa memberikan ia sebuah keajaiban dan berharap kali ini Dewa mau mendengar harapannya.

"Sayap terbanglah, hhh..hhh..Kumohon~"

Ketiga iblis yang mengejarnya semakin dekat, mereka terbang dengan gesit dan cepat. Alexa benar-benar putus harapan saat tubuhnya jatuh tersungkur, ia sampai pada batasnya dan tak lagi mampu berlari.

Ketiga iblis itu mendarat dan berjalan angkuh mendekati Alexa yang mulai ketakutan.

"Halo putri kecil, apa kau lelah, hm? Kkkk..peluh mu banyak sekali. Oh, ya! Sebelumnya perkenalkan namaku Angros Stevla, aku adalah seorang panglima perang dari kerajaan  Sovtionus. Senang bertemu denganmu putri Alexander Adranta."

Iblis yang memiliki tanduk di kepalanya dengan sepasang sayap merah kelam yang bertengger di tubuhnya membungkuk hormat di hadapan Alexa. Seringai kejam menghiasi wajahnya yang benar-benar terlihat sangat menakutkan.

Alexa menelan ludahnya susah payah dan berusaha menyeret tubuhnya mundur saat iblis yang mengaku bernama Angros itu semakin mendekatinya.

"Wajahmu terlihat sangat cantik ternyata, dan oh! Sayapmu sangat indah tuan putri. Hitam dan putih, kelam dan suci. Aku tidak sabar membawamu ke hadapan Raja Corgio, dia pasti sangat senang!"

Meski sudah berkali-kali dalam keadaan seperti ini, Alexa tetap saja merasa takut. Peluh semakin membasahi tubuhnya, kali ini bukanlah peluh lelah melainkan peluh yang keluar akibat rasa takutnya.

Hati kecilnya menjerit, berharap Eglen dan Epora segera menyusulnya. Menjauhkannya dari iblis-iblis biadab yang menginginkan darah dan kekuatannya.

Di tempat lain, Sentio tengah mengarahkan pasukannya untuk berpencar mencari Alexa. Ia sedikit lengah karna serangan tiba-tiba yang di alami kerajaannya membuat ia lupa jika putri kecilnya tengah berada di luar istana. Sentio mengepalkan tangannya, ia sadar jika serangan itu hanya kecohan untuk membuatnya sibuk dan melupakan keberadaan Alexa. Beberapa saat yang lalu ia mendapatkan sinyal dari Eglen jika Alexa tengah berada dalam bahaya.

Sentio memang memiliki pasukan yang tak seberapa, namun kekuatan pasukannya benar-benar tidak di ragukan lagi.

Pasukan iblis dan malaikat yang bersatu, menyatukan kekuatan mereka dalam perjanjian darah. Mereka semua terikat, dan karna ikatan itu pula menjadikan mereka sangat kuat.