Semua pelayan kini tengah berteriak histeris saat tubuh ratu Sprela terpental membentur portal. Tak ada satupun yang bisa membantu karna tak ada seorangpun yang mampu menembus portal selain ratu Sprela.
Entah untuk kesekian kalinya ratu Sprela kembali berdecak, Alexa benar-benar masih tak mampu menguasai tubuhnya bahkan setelah tiga hari kekuatan itu menyatu dengan sel-sel di tubuhnya.
Sebenarnya ratu Sprela sudah menyiapkan sesuatu sebagai jalan terakhir untuk menghadapi Alexa. Beberapa belas tahun lalu, saat ratu Sprela berhasil menguasai kekuatannya, pertemuannya dengan Alexa ternyata sudah di ramalkan.
Hal itu yang menyebabkan ratu Sprela mau membantu Sentio dan menyembunyikan Alexa di dalam istananya dengan segala resiko yang ia tanggung.
Alexa kembali melesat ke arah ratu Sprela dengan mata yang terlihat berkobar amarah. Saat Alexa semakin mendekat, ratu Sprela melempar serbuk yang ia sembunyikan di balik genggaman tangannya.
Seketika Alexa berteriak histeris dan terjatuh tak sadarkan diri di hadapan ratu Sprela.
"Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat."
Ratu Sprela kembali membawa tubuh Alexa kedalam kastil dan meletakkannya di atas lantai karna seluruh isi ruangan telah hancur akibat ulah Alexa.
"Aku berpikir untuk tidak melakukan ini pada awalnya, namun melihatmu begitu sulit mengendalikan diri membuatku mau tak mau harus melakukan ini. Alexa, setelah ini kau akan benar-benar terikat denganku. Kau tak akan mampu pergi jauh dariku, karna darah yang mengalir dalam tubuhmu adalah darahku, dan darah yang mengalir dalam tubuhku adalah darahmu."
Ratu Sprela kini melepas baju bagian atasnya lalu menusukan ujung pedangnya pada tanda yang kini terlihat bercahaya di pundak sebelah kanannya.
Ratu Sprela menundukan tubuhnya tepat di atas tubuh Alexa, membuka mulut gadis itu dan membiarkan darah yang mengalir dari pundaknya masuk kedalam tubuh Alexa.
Selama proses itu berlangsung, pandangan mata ratu Sprela tak sedikitpun teralihkan dari bibir Alexa yang terbuka. Bibir itu seakan menggoda ratu Sprela untuk mencicipinya.
Setelah selesai, ratu Sprela mengusap luka menganga itu dan seketika luka itu tertutup kembali seiring dengan cahaya yang semakin memudar lalu menghilang di balik tanda tersebut.
Ratu Sprela menyingkap baju bagian atas Alexa dimana pundak mulus tersebut kini terpampang jelas di kedua bola matanya.
Detak jantung ratu Sprela kian melaju cepat seiring dengan bagian pundak Alexa yang semakin terekspos.
Ratu Sprela sejenak memejamkan matanya, berusaha sekuat tenaga untuk mengontrol hasrat liarnya yang entah mengapa selalu saja hadir tatkala bersama dengan Alexa.
Bahkan hanya dengan melihat pundak polos Alexa sudah mampu memancing hasrat liarnya untuk keluar.Setelah merasa sedikit lebih tenang, ratu Sprela merapalkan beberapa mantra dan keluarlah dua buah taring yang bahkan sebelumnya ratu Sprela tak pernah memilikinya.
Saat ini pandangan mata ratu Sprela terfokus pada tanda pada pundak Alexa yang kini mengeluarkan sebuah cahaya. Dengan satu tarikan nafas ratu Sprela menancapkan taringnya tepat pada tanda yang beberapa hari lalu baru dimiliki oleh Alexa.
Tubuh Alexa mengejang saat ratu Sprela mulai menghisap darah bahkan sebagian dari energinya.
Saat proses itu berlangsung ternyata Alexa telah kembali sadar namun ia tak mampu menggerakkan seluruh tubuhnya.Rasanya begitu menyakitkan namun ada sedikit perasaan bergejolak di dalam tubuhnya. Perasaan yang membuat Alexa kembali memejamkan matanya.
Alexa kini merasakan jika Sanga ratu telah mencabut taringnya dan menjilati sisa-sisa darah di sekitar tanda yang Alexa miliki.
Entah mengapa Alexa merasakan jilatan itu terasa begitu berbeda, sesuatu yang menggebu itu tiba-tiba semakin ia rasakan seiring dengan jilatan yang ratu Sprela lakukan.
Tubuh keduanya terasa semakin menggebu tatkala perjanjian darah yang mereka lakukan sepenuhnya telah berhasil.
Kini ratu Sprela tak hanya menjilati tanda yang dimiliki Alexa yang kini sudah tak lagi mengeluarkan cahaya, jilatan itu kini mulai menjalar hingga ke beberapa arah.
Bahkan ratu Sprela kini mulai menghisap beberapa bagian leher Alexa hingga meninggalkan tanda merah.
Alexa yang mulai mendapatkan kembali kekuatan tubuhnya, membawa ratu Sprela dalam sebuah ciuman. Tubuh ratu Sprela seketika tersentak, ia tak menyangka jika Alexa telah kembali sadar dan kini tengah melumat bibirnya dengan tak beraturan.
Alexa hanya mengikuti insting liarnya meski tak ada sedikitpun pengalaman yang ia miliki.
Ratu Sprela membalas pagutan Alexa dan mengarahkannya kedalam ciuman yang lebih dalam.Alexa tak mengerti dengan perasaan seperti apa yang kini tengah ia rasakan, namun satu hal yang ia ketahui jika tubuhnya begitu merasa aman dan nyaman berada dalam posisi sedekat ini dengan sang ratu.
Ratu Sprela hendak menyudahi pagutannya namun tangan Alexa seolah menahan tubuh sang ratu untuk tak menjauh.
Pagutan kembali berlangsung bahkan desahan sesekali lolos dari bibir Alexa seiring dengan intensitas cumbuan keduanya yang terasa semakin memanas.
Ratu Sprela memutuskan untuk menjauh sebelum ia benar-benar kehilangan kesadarannya, kembali memakai baju bagian atasnya dan menatap Alexa dengan datar.
Alexa sedikit merasa kecewa saat sang ratu menarik diri menjauh dari tubuhnya. Perasaan hampa dan nelangsa seketika menyeruak masuk kedalam rongga dadanya.
"Bangunlah."
Ratu Sprela mengulurkan tangan untuk membantu Alexa bangun. Namun Alexa lebih memilih mengabaikan ratu Sprela dan tetap pada posisinya.
"Alexa!"
"Tubuhku lemas dan tidak kuat untuk berdiri," jawab Alexa dengan sedikit ketus, bahkan ia tak menatap ke arah ratu Sprela sedikitpun.
"Ck!"
Ratu Sprela berdecak lalu mengangkat tubuh Alexa, membawa Alexa keluar dari kastil karna ia akan memerintahkan pelayan untuk membersihkan segala kekacauan yang telah di lakukan oleh anak gadis Sentio tersebut.
Alexa tak menyangka jika ratu Sprela ternyata membawanya masuk kedalam kamar pribadi sang ratu, meletakannya di atas ranjang yang begitu empuk.
"Untuk sementara waktu aku tak akan membiarkanmu luput dari pandanganku barang sedikitpun hingga kastil selesai di bersihkan."
"Sampai kapan kau akan mengurungku dalam kastil, ratu?"
"Sampai umurmu tujuh belas tahun."
"HAH!?"
Ratu Sprela menatap Alexa dengan begitu tajam hingga nyali Alexa benar-benar ciut.
"Beristirahatlah, tenagamu terkuras banyak karna perjanjian darah tersebut."
"Mengapa aku harus melakukan perjanjian darah itu, ratu? Bahkan kau tak memberitahuku terlebih dahulu!"
"Karna kau tak mampu menguasai dirimu! Aku menunggumu selama tiga hari untuk bisa menguasai kekuatan yang mengambil alih tubuhmu namun kau tak mampu!"
"Dengar, Alexa! Saat ini kau benar-benar telah terikat denganku!"
"Mengapa harus denganmu, ratu?"
"Karna hanya aku yang mampu!"
See you next chapter and happy reading guys 👋 👋
29 Januari 2025

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Angel
FantasyPernikahan tanpa persetujuan yang di lakukan Putra mahkota kerajaan malaikat dengan seorang Putri dari kerajaan iblis. Dari pernikahan keduanya melahirkan seorang bayi perempuan yang dimana dalam tubuhnya mengalir kedua gen iblis dan malaikat yang b...