4

884 41 4
                                    

Sorry for typos :( 

***

"Gimana keadaan Kevin?", tanyaku panik.

"Kev-kevin kri-kritis", balasnya terbata-bata.

"Gimana bisa kecelakaan? Ceritain"

"Tadi wa-waktu dia mau nyebrang jalan, gu-gue lagi bersihin sepatu. Gu-gue gak tau gimana kronologisnya, tiba-tiba aja ada suara klakson mobil dan kev-kevin udah berlumurah darah", ceritanya masih dengan suara terbata-bata.

Datang seseorang yang membawa segelas air mineral dan menyodorkannya kepada Iel, "Diminum dulu, tenangin pikiran lo".

"Makasih"

"Gue mana?"

"Apanya?", lelaki itu menaikkan sebelah alisnya.

"Air, gue juga haus kali", ucapku meliriknya.

"Gue kan gak tau kalo lo bakal dateng"

"Lo sok lupa banget, tiap kucing dia luka aja gue pasti dipaksa dateng, apalagi pas kritis gini", ucapku membela diri.

"Iya sih, ya udah lo mau minum apa? Air putih? Teh? Kopi?"

"Cappucino", ucapku tersenyum.

"Lo kira ini kafe?"

"Cappucino itu kopi, kan?", aku memasang tampang innocence.

"Gue ga ngerti kenapa lo yang bodo kaya gini bisa jadi calon dokter"

***

"Kevin gimana? Udah baikan?", Tanya Alvin—lelaki yang berdebat denganku masalah kopi tadi.

"Udah baikan. Tapi dia harus rawat jalan"

"Rawat jalan? Kaya manusia aja ya, emansipasi hewan", ucapku (sok) polos.

Alvin dan Iel saling bertatapan, kemudian serentak menatapku dengan tatapan terserah-lo. Aku yang ditatap seperti itu hanya tersenyum canggung dan menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

Hening.

"Sejak kapan kalian damai?", tanyaku berusaha memecah keheningan.

"Damai?", balas mereka bersamaan dan menatap heran ke arahku.

"Iya, damai. Dulu kalian ribut masalah Via, kan?", ucapku yang membuat mereka saling bertatapan. "Jangan bilang lo berdua lupa".

"Oh, masalah itu", mimik wajah mereka berubah murung.

"Kok kalian jadi gitu, sih?"

"Dia bukan perempuan baik-baik, Kka", ucap Alvin seraya meminum air yang sedaritadi ia pegang.

"Bukan perempuan baik-baik? Tau darimana lo?", tanyaku heran.

"Iya, kita berdua udah ngalamin pacaran sama Via. Dan, ya... dia begitu orangnya", Iel angkat bicara.

"Lo berdua udah pernah pacaran sama dia?", aku memandang mereka dengan tatapan serius-lo?

"Iya, daripada persahabatan kita hancur, kita buat kesepakatan buat gantian macarin dia. Biar sama-sama ngerasain gimana jadi pacarnya Via", jawab Iel lagi.

"Gila, lo. Terus sekarang Via gimana kabarnya?"

"Via.. lo aja deh vin yang cerita"

Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang