Punggungku benar-benar mau copot ternyata aku jadi pemandu wisata bule Jerman yang waktu itu lagi. Anaknya masih kecil-kecil lucu tapi nakal plus jahil sekali. Aku harap jika aku punya anak tidak akan senakal mereka.
"Hei Kak Alin cepet sini!!!" Adikku si Putra menghampiriku.
"Tumben kamu jemput aku dek, ada apa?" Kataku heran.
"Mas Hasan sama ayahnya datang tadi bawa banyak makan sama hadiah buat Kakak" Sambil senyum-senyum.
Aku masuk kedalam rumah lalu seperti biasa mandi, sholat isyak, ngaji habis itu rencananya mau langsung bobok. Namun setelah itu ummi menyuruhku ngobrol sebentar di ruang tamu rencana tidurku sepertinya akan ditunda dulu.
"Ummi ada apa ya?" Tanyaku.
"Dug tadi ayahnya Hasan dan Hasan kemari menanyakan tentang jawabanmu juga diberitahu kalau ibunya Hasan sakit masuk rumah sakit. Dia minta kamu segera menikah dengan Hasan."
"Mi aku masuk ke kamar dulu..."
"Dug"
"Maaf mi Arin sayang ummi tapi Arin masih belum bisa mi" Aku melepas pelukanku dan pergi ke kamarku.
...
Pagi harinya aku sesudah sholat subuh berjama'ah di masjid. Aku berjalan pulang dengan Abah.
"Dug..." Kata Abah.
"Iya Bah"
"Duduk disini dulu sebentar" Sambil mengajakku duduk di gubuk dekat persawahan. Lama sekali hingga abah mulai bicara.
"Dug walau abah melarangmu pacaran sebelum menikah abah enggak bisa melarang kamu untuk jatuh cinta, abah juga pernah muda," dengan gaya yang membuat aku penasaran.
"Maksudnya Bah?" Kataku.
"Abah tahu kamu cinta sama Adit teman SMA kamu kan?"
"Abah" Jawabku gelagapan.
"Dulu dia pernah bilang sama abah kalau dia cinta denganmu tapi abah memintanya untuk memperlakukanmu sebagai mana agama memperlakukan seorang wanita dan abah memintanya untuk menjadi temanmu tapi jika dia serius nantinya abah ingin dia menikahimu saja" Kata abah dengan bijak.
"Abah maaf..."
"Untuk apa minta maaf perasaan itu memang tidak bisa dipaksa. Adit menurut Abah adalah laki-laki sejati berani mengungkapkan perasaannya pada Abahmu ini kalau laki-laki lain seusianya mungkin sudah meminta kamu pacaran dibelakang abahmu ini"
"Abah lalu apa yang harus aku lakukan denga semua ini. Aku mencari Adit bertahun-tahun berusaha melupakannya tapi susah bah sekarang aja aku lihat sedikit jejak tentang dia begitu saja langsung hilang..." Kataku pasrah menahan tangis.
" Mungkin ini sudah saatnya abah bilang begini 4 tahun yang lalu Adit sempat berpamitan pada abah dia berkata jika memang mendesak abah boleh beritahu tentang ini. Tentang penyakitnya, dia harus ke Singapura untuk menjalani pengobatan yang lebih baik dan waktunya tidak bisa ditentukan. Dia meminta maaf pada abah karena seperti telah mempermainkan kamu, mungkin jika dia ada disini dia akan sedih melihat kamu masih menangisinya" Kata abah sedikit pelan.
"Abah kenapa tidak pernah bilang padaku..." Sedikit dongkol.
"Salah sendiri tidak tanya abah lagipula ini bukan urusan abah" Abah menyombongkan diri.
"Abah..." Jawabku tidak percaya.
"Jadi cobalah membuka hatimu untuk Hasan dia laki-laki yang sama baiknya seperti Adit. Setidaknya demi ibunya, bagaimana jika kamu menolak lamaran dan menyebabkan ibunya meninggal dunia?"
"Abah jangan bicara yang tidak-tidak" Jawabku kesal.
"Bukannya itu mungkin saja semua juga bisa terjadi asalkan sudah diberi ijin sama Allah, ayo pulang abah sudah lapar" Sambil berdiri meninggalkan aku.
"Abah...abah tunggu!" Mengejar abah yang berlari ke rumah.
"Ayo cepat kemari anak muda masak kalah dengan abahmu ini" Menyobongkan diri lagi.
"Bah kalau gak cocok gimana? langsung cerai emang boleh?" Tanyaku meledek.
"Ya boleh saja kalau mau buat jantung abah copot terus mau langsung nyolatin abah" Jawab abah seenak hati sambil menghampiri ummi dan pisang rebusnya.
"Oya dug siang ini kamu pulang ya kita ke RS buat jenguk ibunya Hasan, sekaligus kasih jawabmu kasian udah lama nunggunya ya dug..." Kata ummiku kencang sekali.
"Insya allah Ummi" Aku jawab pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Married!
SpiritualNamaku Rin. Cerita ini dimulai saat aku masih SMA bertahun-tahun silam, saat nama jurusan di SMA masih setia dengan nama IPA dan IPS bukan MIA atau IIS. Tahun itu belum marak yang namanya Line, Path, Instagram dan kawan-kawannya. Tahun di mana layar...