Chapter 26

168 11 2
                                    

Sesampainya diluar, Bintang masih berontak ingin segera melepaskan diri dari Devon, namun tidak pernah berhasil. Devon begitu kuat untuk menahan aksi berontak nya yang ia lakukan ini.

"Kak! Lepas! Please, kamu mau bawa aku kemana?!" ucap Bintang disela-sela berontaknya.

"Aku akan membawamu ke apartemen lamaku!" jawab Devon dengan suara beratnya.

Deg!

Bintang sangat kaget sekali dibuatnya. Ia akan segera dibawa ke apartemen lamanya Devon dulu? Buat apa?

"A-apa?!! Gak! Please, jangan! Please jangan bawa aku kesana, kak!" Bintang menggeleng dengan sangat panik. Ia takut sesuatu yang pernah ia rasakan di masa lalu bisa terulang lagi.

"Kamu masih bisa melawanku? Berani sekali kamu!" Devon meninggikan suaranya sehingga membuat Bintang kaget dibuatnya.

"Please ... aku gak mau kesana, kak? Jangan paksa aku, kumohon ...." Bintang memohon mati-matian agar Devon tidak membawanya ke apartemen lamanya lagi.

Devon pun yang sudah dilingkupi oleh rasa kesal akhirnya, ia mengeluarkan suatu benda berbentuk persegi dan berwarna hitam lalu ia langsung mengarahkan benda itu ke tubuh Bintang dengan cepat.

"Berisik banget kamu! Mendingan kamu aku buat pingsan dulu!" Setelah mengatakan itu, dengan cepat Devon langsung mengarahkan benda yang diketahui namanya adalah stun gun itu langsung ke arah Bintang.

Bintang yang belum sempat untuk mengeluarkan suaranya karena kaget pun langsung merasakan suatu sengatan listrik yang luar biasa panas mengenai tubuhnya. Dan seketika Bintang pun meluruh jatuh ke jalan dan Devon masih setia menahan beban tubuh Bintang yang hampir menyentuh jalan.

Di detik terakhir sebelum pingsan, Bintang menatap dengan tatapan sayu ke arah Devon sembari berkata, "Kamu kenapa ... melakukan ini padaku, kak ...?"

Dan baru setelah itu Bintang langsung tidak sadarkan diri di pelukan Devon. Devon tersenyum melihat Bintang sudah pingsan di genggamannya. Akhirnya dengan gampangnya ia langsung menggendong Bintang dibelakang punggungnya dan ia mulai berjalan ke arah mobilnya untuk pergi menuju apartemen lamanya.

.

.

.

Sementara itu, Alex dan Ervan masih berada di resto yang memiliki ruangan pribadi. Mereka berdua ada di sana karena sedang dalam pembicaraan yang serius.
Dan sudah sejak tadi Alex menatap tidak suka ke arah Ervan yang masih melontarkan ucapan yang dia sendiri tidak mengerti maksudnya.

"Alex, kamu gak bisa memiliki Bintang buat saat ini. Karena dia ... masih jadi miliknya kak Devon. Dan kamu ... harus berhenti mengejarnya." Ervan menjelaskan pada Alex yang merasa ini semua akal-akalan Ervan agar ia tidak lagi mengejar Bintang.

"Kamu tuh ngomong apa sih daritadi? Aku itu gak ngerti sama omongan kamu. Walaupun kamu nyegah aku agar gak mengejar Bintang, tapi ... jangan harap aku mendengarkan penjelasan mu!" Alex menjawab dengan nada suara tegas, dan tatapannya menatap tajam ke arah Ervan.

"Alex ... aku, masih cinta sama kamu? Please ... terima aku kembali ke sisimu?" ucap Ervan yang kini nada suaranya melunak. "Kehidupan cintaku sama kak Devon, udah gak berjalan baik. Selama ini ... aku sama dia, menjalani kehidupan hanya sendiri-sendiri untuk saat ini."

"Itu udah urusan mu, aku gak peduli lagi sama kamu, Van. Sekarang aku fokus untuk mengejar cinta Bintang lagi! Karena aku udah janji bakal membahagiakan mereka berdua!" ujar Alex dengan tidak ada keraguan dalam ucapannya.

"Apa maksudnya mereka berdua? Kamu mau Arjuna dijadikan istri juga?" Ervan bertanya sambil mengerutkan keningnya.

"Gak lah, kenapa aku harus mengambil Arjuna juga? Dia sahabatku. Maksud aku, Bintang sama anaknya!" jawab Alex dengan nada ketus. "Bintang sama anaknya harus aku dapatkan. Karena mereka berdua sangat berarti bagiku."

Reverse Love 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang