Bab 26 | People Come and Go

11 0 0
                                    

"Jika saja manusia diberikan spoiler tentang apa yang ada di depan sana, apakah mereka mampu mengubah takdir-Nya?"

"Jika saja manusia diberikan spoiler tentang apa yang ada di depan sana, apakah mereka mampu mengubah takdir-Nya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Li!" pekik Rea saat melihat Livi hendak ke kelas.

Livi menoleh dan mendapati Rea dengan senyum sumringahnya. Rea berlari agar dirinya bisa cepat memberi kabar baik kepada sahabatnya.

"Li, lo harus tau. Leo menang di pemilihan ketua OSIS! Leo menang, Li!" Mata Rea berbinar, bangga.
"Syukurlah, gue seneng. Meskipun gue tau, kalo dia pasti bakal menang." Respon Livi membuat Rea kecewa. Setidaknya pada momen ini harusnya Livi yang paling senang, tapi mengapa dia tidak sesenang itu?

"Lo ngga mau ngucapin selamat, Li?"

"Liat nanti deh."

Livi berlalu, meninggalkan Rea yang masih terheran-heran.

"Livi!" Seseorang memanggil Livi sambil berlari mendekat.

Dia, Leo.

Tidak seperti biasanya, kali ini Livi merasa ada yang aneh. Dapat dia lihat senyum merekah dari seseorang yang pernah menjadi sahabat baiknya, tetapi hatinya merasa tidak tenang. Ada apa ini?

Livi bergeming, berusaha berpikir meski tidak memiliki jawaban atas pertanyaan yang muncul menimbulkan kegelisahan. Kini Leo sudah tepat di hadapannya.

"Lo ke mana aja, Li? Dari tadi gue ngga liat lo," tanya Leo. Anehnya, lelaki itu bertanya seakan semuanya baik-baik saja. Ini benar-benar membuat Livi bingung.

Ini gue lagi ngga mimpi, 'kan? Kenapa semua tiba-tiba aneh gini? batin Livi.

"Gu-gue tadi ada urusan. Btw, Congratulations on your victory. I had expected it from the start. I know you can."

Untuk beberapa saat, Leo terdiam. Entah mengapa rasanya tidak terima dengan kalimat yang Livi lontarkan. "Thanks, Li. Tapi sebenernya gue kesulitan, Li. Gue bahkan nyaris nyerah." Leo tersenyum palsu.

Livi melebarkan matanya. Apa maksud Leo?

"Bisa ngobrol sebentar?" Melihat Livi yang masih diliputi penuh tanda tanya, Leo berjalan lebih dulu dengan Livi yang mengekorinya.

Kini mereka berdua berada di rooftop. Tempat ini sebelumnya menjadi tempat Leo dan Livi saling bertukar pikiran saat di sekolah. Kini, rasanya menjadi canggung. Sekali lagi, Livi melihat lelaki itu menarik napas beratnya. Benar saja, punggungnya tidak setegap biasanya. Kali ini tampak lelah. Apakah mereka berdua menjadi sejauh itu? Hingga Livi tidak menyadari berbagai perubahan yang muncul dari Leo.

Leo masih diam menatap lurus ke depan. Pikirannya kalut, lidahnya kelu. Perlahan, Leo berbalik. Menatap Livi.

"Gue mau ke Korea, Li."

Untuk beberapa detik, dunia Livi seakan berhenti begitu saja.

Flashback on

Satu bulan sebelum pemilihan ketua OSIS, sepulang sekolah Leo dipanggil ke ruang guru. Di ruang tersebut, Leo diberikan informasi bahwa dirinya akan diikutkan seleksi pertukaran pelajari ke Korea. Guru tersebut mengatakan, bahwa sebelumnya mereka berniat mengirimkan Leo dan Livi. Namun, melihat penurunan nilai Livi yang cukup drastis akhir-akhir ini, maka diputuskan hanya Leo yang akan diikutkan seleksi. Leo awalnya kecewa, tetapi dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

Setelah dua hari berpikir, Leo memutuskan untuk mengikuti seleksi. Selama seleksi, dirinya merasa sangat lelah. Baik fisik, maupun mental. Belum lagi dirinya harus mempersiapkan pemilihan ketua OSIS. Terlebih lagi, hubungannya dengan Livi memburuk. Leo seakan kehilangan tempat bersandar. Dia harus berjuanh seorang diri. Mungkin selama ini Leo terkesan tidak peduli dan baik-baik saja tanpa Livi, nyatanya sebaliknya.

Dia sering diam-diam memantau Livi. Apakah gadis itu begadang atau tidak, dengan siapa dia pulang, hingga nilai Livi yang diketahui mulai menurun. Bahkan, beberapa kali orang tua Livi menghubunginya.

Dalam hidup Leo, dia ingin menghabiskan masa mudanya untuk melakukan banyak hal. Mencoba banyak pengalaman yang bisa dia ceritakan di masa tua kelak. Awalnya dia ragu karena memikirkan Livi yang nantinya akan kesepian karena selama ini gadis itu hanya menyandarkan hidupnya pada Leo. Namun, melihat Livi yang sepertinya baik-baik saja tanpanya, Leo menjadi yakin untuk mengepakkan sayapnya ke Korea. Bahkan, Livi dengan sangat lantang mengatakan bahwa Leo tidak perlu lagi ikut campur urusannya. Leo tidak marah, dia hanya kecewa. Namun, setidaknya dia lega karena dirinya akan tenang meninggalkan Livi di Indonesia.

Dan hari ini, Leo mendapatkan kabar bahwa dirinya lolos seleksi dan akan melakukan pertukaran pelajar selama satu tahun.

Flashback off

Tenggorokan Livi tercekat, lidahnya kelu. Tubuhnya seketika lemas dan matanya mulai memanas.

Leo mendekat dan memeluk Livi. Tidak menunggu waktu lama, tangis Livi pecah. Dia memukul bahu Leo dengan sisa-sisa tenaga yang dia miliki.

"Gue cuma setaun, Li. Gue janji bakal balik setelah itu, okay?" Leo melepaskan pelukannya, menatap wajah Livi yang kini memerah karena menangis. Leo menghapus air mata Livi.

Jujur saja satu tahun waktu yang cukup lama bagi mereka yang selalu bersama sejak kecil. Air mata Livi mengisyaratkan beragam hal. Terutama kecewa dan marah pada dirinya sendiri. Selama ini dia sangat egois. Hanya karena kesalahan kecil, dirinya membiarkan Leo menanggung semuanya sendiri.

Leo mengusap pelan bahu Livi, lalu mengecup puncak kepalanya.

"Lo harus janji sama gue kalo lo bakal baik-baik aja. Lo juga harus janji sama gue kalo lo bakal ngembaliin nilai lo yang sempet turun. Ngga ada yang perlu disesali, Li. Semua udah berlalu. Lo cuma perlu belajar dari hal itu. Gue ngga minta lo jadi cewek yang populer karena gelar. Gue cuma minta, inget tujuan awal lo masuk SMA ini, inget cita-cita lo yang selalu lo ceritain ke gue."

Leo menatap lekat-lekat mata Livi yang masih berusaha membendung air matanya.

"Promise?" Leo mengulurkan jari kelingkingnya sambil tersenyum manis.

Dengan ragu, Livi mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Leo.

"Promise."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Popularity (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang