Boboiboy Fanfiction
© Boboiboy | Animosta Studio
Note : perlu diingat jika ini hanya karangan semata dan penulis tidak mengambil keuntungan apapun dari cerita ini
..
..
"Kakak, apa kau tidak berniat untuk memotong rambut?"
Gempa bertanya suatu sore ketika melihat Taufan yang menggerutu mengikat rambutnya. Dia jadi teringat pada postingan di akun fanbase milik Halilintar yang mengira Taufan adalah pacar Halilintar. Semua pasti karena rambut kakaknya yang panjang dan tubuhnya yang langsing. Mungkin mereka mengira Halilintar berkencan dengan seorang wanita tomboy yang cukup tinggi. Memikirkannya saja sudah membuat Gempa ingin tertawa lagi.
"Aku tidak tau tempat potong rambut yang bagus."
"Aku tau beberapa tempat yang bagus. Aku akan menemani kakak ke sana. Bagaimana jika kita pergi hari Minggu nanti?"
Taufan menganggukkan kepalanya dengan cepat. Gempa tidak menyangka kakaknya akan setuju begitu saja, padahal dia berpikir jika Taufan akan menolak beberapa kali sebelum setuju untuk memotong rambutnya.
"Mau dipotong sependek apa, kak?"
"Seperti rambutmu."
Gempa terkejut Taufan ingin memotong rambutnya menjadi sangat pendek. Dia pikir Taufan hanya ingin memotong sedikit.
"Mengapa memutuskan memotong begitu pendek?"
"Sebenarnya sudah lama aku ingin memotong rambutku, bahkan sebelum kau tinggal bersamaku. Tapi terkadang aku lupa dan aku tidak tau tempat potong rambut yang bagus. Terakhir kali hasilnya jelek sekali sampai setiap keluar rumah aku harus menggunakan topi."
Ah, jadi alasan Taufan memanjangkan rambutnya karena dia lupa memotongnya? Selama ini Gempa berpikir jika kakaknya itu sengaja melakukannya karena menyukai rambut yang panjang. Salahnya karena dia tidak bertanya. Jika dia bertanya lebih awal, mungkin saja Taufan sudah memotong rambutnya sejak lama dan dia tidak akan disangka sebagai pacar Halilintar.
Bagian terakhir itu lucu sebenarnya, Gempa masih tidak bisa berhenti tertawa setiap kali mengingatnya. Dia juga ingat bagaimana wajah Halilintar yang terlihat sangat merah karena frustasi ditertawai oleh adik-adik mereka dan Taufan malah menjadi semakin senang menggoda Halilintar karena ini.
Beberapa hari yang lalu, saat Halilintar datang ke rumah Taufan, Taufan mengatakan dia ingin berfoto bersama Halilintar. Halilintar, yang kini akan menuruti apapun permintaan Taufan, menyetujui tanpa curiga. Taufan sengaja mengajak Halilintar berfoto berdua dengan dirinya karena ingin mengerjai kakak mereka. Kala itu dirinya menggunakan masker dengan rambut tergerai membingkai wajahnya. Dia bahkan sengaja meminjam sweater Gempa untuk membuat kesan tubuhnya kecil seperti perempuan—yang memang demikian. Setelah itu, foto tersebut sengaja dia unggah di akun media sosial milik Halilintar—Taufan mengambil ponsel Halilintar untuk melakukannya.
Benar saja, para penggemar Halilintar malah menjadi semakin kepanasan karena unggahan foto tersebut.
Gempa tak dapat berhenti tertawa melihat Halilintar yang wajahnya memerah karena malu juga frustasi hanya dapat diam menerima nasibnya. Taufan juga tertawa terbahak-bahak akan tingkahnya. Dia tidak bisa berhenti menggoda Halilintar, sementara kakaknya itu hanya pasrah ditertawai oleh Taufan dan Gempa. Oh, Gempa tidak pernah menyangka Taufan sejahil ini.
Intinya adalah Gempa berpikir Taufan tak akan memotongnya sependek itu karena menyukainya atau karena masih ingin menjahili kakak mereka.
"Apa tidak dirasa sayang memotongnya sependek itu?"

YOU ARE READING
Menari dengan Kata
FanfictionTaufan selalu berkata jika seorang penulis diakui sebagai penulis jika dia hidup untuk tulisannya dan bagaimana dia berhasil membawa pembaca ke dalam dunia yang dia ciptakan. Menurut Gempa, Taufan adalah penulis yang seperti itu.