Chapter 5

455 62 9
                                        

Boboiboy Fanfiction

© Boboiboy | Animosta Studio

Note : perlu diingat jika ini hanya karangan semata dan penulis tidak mengambil keuntungan apapun dari cerita ini

.

.

Butuh seminggu bagi Taufan untuk keluar dari rumah sakit. Selama itu, orang tua mereka sering datang untuk menjenguk. Mereka menawarkan untuk menjadi orang yang menjaga Taufan. Gempa ingin menyetujuinya karena keduanya jauh lebih berpengalaman dibanding dia, tetapi tangan Taufan yang mencengkram baju Gempa begitu erat dan ketika Gempa mengingat alasan Taufan membenci rumah sakit, dia menolak tawaran kedua orang tuanya. Berkata jika akan jauh lebih mudah baginya merawat Taufan karena sekarang mereka tinggal di rumah yang sama. Tentu saja dia harus melewati perdebatan dengan sang Ibu, tetapi Gempa berhasil meyakinkannya jika dia akan menjaga Taufan dengan baik.

Dalam waktu itu pula, saudara-saudara mereka datang berkunjung setidaknya sekali. Sayangnya Gempa harus melarang mereka datang mengingat bagaimana Taufan terlihat sangat tegang saat berada bersama saudara-saudara mereka. Gempa juga tak akan lupa kejadian saat Halilintar menjaga Taufan.

Yang terpenting sekarang Taufan sudah kembali sehat meski masih sedikit lemah dan dia sudah diijinkan untuk pulang.

"Aku merindukanmu, Tuan Beruang." Taufan berkata sambil melempar tubuhnya ke atas ranjang dan menarik boneka beruang raksasa miliknya. Gempa sedikit bingung tentang koleksi boneka yang dimiliki Taufan, kebanyakan memiliki ukuran yang terlalu besar dan memenuhi sudut ruangan, tetapi dia tak pernah bertanya akan hal itu karena rasanya terlalu pribadi.

"Aku yakin Tuan Beruang merasa lebih baik jika dirinya dijemur dulu, kak. Dia pasti berdebu karena sudah ditinggal selama seminggu." Selagi mengatakannya, Gempa menarik boneka beruang itu dari pelukan Taufan. Dia tak peduli pada cemberut yang dilayangkan Taufan padanya, yang terpenting adalah menjaga kesehatan sang kakak. Debu dapat menyebabkan batuk yang kemungkinan akan berakhir menjadi penyakit lainnya. Mungkin jika orang tersebut memiliki tubuh yang normal, Gempa tak akan sekhawatir itu. Namun ini adalah Taufan, kakak laki-lakinya yang bisa saja mati karena demam belaka.

Gempa mengacak-acak rambut Taufan, membiarkan protesan keluar dari mulut Taufan dan tangannya dipukul untuk menjauhkan dari rambut sang kakak, dia tertawa melihat bagaimana Taufan terlihat lucu dengan rambutnya yang berantakan dan bibir cemberut, "Kakak beristirahatlah, aku akan membersihkan rumah."

Membersihkan rumah sebenarnya bukan tugas yang Gempa sukai, tetapi jika itu bisa membantu dalam menjaga kesehatan Taufan, dia tak masalah untuk melakukannya. Debu benar-benar menumpuk di berbagai sudut rumah padahal mereka hanya berada di rumah sakit selama seminggu. Apa yang akan terjadi jika mereka meninggalkan rumah ini lebih dari seminggu? Mungkin saja hewan pengerat dan serangga akan mengadakan pesta di rumah ini.

Taufan sudah tertidur selagi Gempa membersihkan, kakaknya itu pasti sangat lelah. Memang kenyamanan rumah tak dapat dibandingkan dengan tempat manapun. Gempa berhasil membersihkan setengah bagian dari rumah sebelum memutuskan akan melanjutkan lagi esok. Dirinya tengah meyiapkan makan malam ketika Taufan muncul sambil menyeret boneka beruangnya yang lain—kali ini jauh lebih kecil dibanding yang biasa dia peluk dan memiliki warna merah. Masih terlihat mengantuk, Taufan berdiri di ambang pintu, bersandar sambil memeluk bonekanya, "Gempa, aku tidak mau makan hari ini."

Hm?

Senyuman pada wajah Gempa membeku. Dia mematikan kompor dan berjalan mendekati Taufan, menyentuh keningnya untuk memeriksa apakah demam kakaknya kembali lagi.

Menari dengan KataWhere stories live. Discover now