Boboiboy Fanfiction
© Boboiboy | Animosta Studio
Note: perlu diingat jika ini hanya karangan semata dan penulis tidak mengambil keuntungan apapun dari cerita ini
..
..
Kucing milik Halilintar adalah mimpi buruk jika saja Gempa tidak memiliki Taufan bersamanya. Kucing itu benar-benar susah untuk disenangkan dan suka sekali membuat kekacauan. Dia sudah beberapa kali menjatuhkan gelas kepunyaan Gempa—untungnya bukan kaca atau porselen—mengacaukan kotak pasirnya, meninggalkan bulunya hampir di setiap pakaian milik mereka, bahkan terkadang mencuri makanan di atas meja, dia juga sering mencakar dan menggigit Gempa! Astaga, bagaimana bisa Halilintar merawat kucing senakal itu? Gempa nyaris kehilangan kesabarannya saat merawat kucing putih tersebut. Jika bukan karena Taufan yang selalu ada untuk membantunya membereskan kekacauan juga menjinakkan kucing tersebut, mungkin Gempa akan mengirim kucing itu ke rumah orang tuanya tanpa peduli akan janjinya pada Halilintar.
Hanya 3 hari kucing itu berada di bawah pengawasan Gempa dan dia sudah menyebabkan begitu banyak kekacauan yang tak bisa Gempa bayangkan sebelumnya. Untung saja Halilintar hanya memiliki seekor kucing, jika dia memiliki lebih dari satu dan menitipkannya pada Gempa seperti saat ini, Gempa akan menjadi botak karena stress!
Kucing putih—atau yang Gempa anggap sebagai setan kecil—tersebut sangat nakal saat hanya Gempa yang mengawasi. Namun, ketika dia melihat Taufan, dia akan menjadi gadis kecil yang baik. Berjalan di sekitar kaki Taufan dan mengeong dengan suara lembut yang manis. Siapapun akan tertipu dan mengatakan jika kucing kepunyaan Halilintar adalah kucing baik yang lucu. Gempa tidak akan menyangkal bagian lucunya—kucing itu memang sangat lucu—tetapi dia adalah kucing paling nakal yang pernah Gempa temui! Fang memiliki kucing peliharaan juga dan kucing abu-abu miliknya adalah kucing yang ramah dan baik. Dia mau dipeluk oleh siapapun dan tidak sembarangan mencakar juga menggigit tangan orang lain. Fang berkata karena kucing miliknya sudah tua, tetapi Gempa tak percaya itu satu-satunya alasan. Dia sudah berteman dengan Fang sejak masih SD dan memang kucing itu sudah lama ada bersama keluarga Fang, tetapi kucing itu selalu ramah pada Gempa setiap kali Gempa datang bermain ke rumah Fang saat masih kecil.
Jadi, memang kucing peliharaan Halilintar yang terlampau nakal pada Gempa.
Tak peduli cara apa yang dia gunakan untuk mendekati kucing itu, tangan Gempa pasti berakhir dicakar atau digigit olehnya. Mungkin saja kucing itu membenci Gempa.
"Apa? Jangan konyol!" Taufan tertawa terbahak-bahak ketika Gempa mengatakan mengenai pemikirannya itu.
Seperti biasa, kucing kesayangan Halilintar ada di pakuan Taufan. Menikmati waktunya dibelai oleh tangan terampil milik Taufan dan akan mendesis setiap kali Gempa mencoba mendekat. Kini Gempa bertanya-tanya siapa yang akan dipilih kucing itu jika Halilintar yang kini duduk di samping Taufan.
"Lihat. Dia membenciku." Gempa menunjuk pada kucing yang masih mendesis ke arahnya.
Taufan masih tertawa. Menggaruk dagu kucing nakal itu untuk menenangkannya agar Gempa bisa duduk.
"Dia hanya... sedikit agresif. Dia tidak membencimu."
Gempa tersenyum masam, Taufan tak tau saja jika kucing itu akan menyerangnya ketika dia mencoba memberinya makan tanpa ada Taufan di sekitarnya. Haruskah dia berdandan seperti Taufan dan menggunakan lensa kontak biru agar kucing itu berhenti membencinya? Dia mungkin bisa berdandan sebagai Halilintar karena tubuh mereka yang tidak jauh berbeda.

YOU ARE READING
Menari dengan Kata
Fiksi PenggemarTaufan selalu berkata jika seorang penulis diakui sebagai penulis jika dia hidup untuk tulisannya dan bagaimana dia berhasil membawa pembaca ke dalam dunia yang dia ciptakan. Menurut Gempa, Taufan adalah penulis yang seperti itu.