Twenty Five "Lucius' story"

368 34 0
                                    

Hallo, selamat membaca!

Jangan lupa dukung cerita ini dengan vote komennya ya 🌷

Take time ⌚

°•°•°

Menepati ucapannya, kini Lucius sudah berada di hadapan Allard. Lucius tak gentar, meskipun kini pria itu menatapnya datar.

"Jadi kau ingin membawa Natalie pergi?"

Lucius mengangguk. Allard nampak menimang sejenak. Lalu ia mengijinkan, dia sudah investigasi sedari pagi. Drake tidak ada disekolah, itu berati Natalie aman.

Setelahnya kini Natalie benar benar pergi ke kediaman Lucius, Ternyata toko ibunya ditutup dengan cepat karena kedatangannya.

Ia di sambut oleh ibu Lucius. Lucius sangat mirip dengan ibunya. Benar benar khas seperti orang Asia.

Ibu Lucius sudah menyiapkan makanan untuk mereka, dirinya kini berada di meja makan bersama mereka.

Ibu lucius mengambilkan makanan untuk Natalie. "Kau harus makan yang banyak." Ucapnya penuh perhatian.

"Lucius baru kali ini mendapatkan teman, biasanya dia hanya diam sendirian. Aku selalu menyuruhnya untuk bersikap lebih ramah pada orang supaya dia mendapatkan teman. Tetapi sepertinya itu sangat susah untuk nya." Curhat ibunya.

Natalie melirik Lucius yang terdiam fokus pada makanannya.

"Tapi itu poin yang sangat penting tante, dia memiliki aura tersendiri waktu itu. Maka dari itu aku mengajaknya berkenalan. Ya meskipun awalnya ia sangat dingin kepadaku." Ucap Natalie sembari terkekeh. Ibunya ikut tertawa.

"Tante jadi khawatir Natalie, tante ragu kalau dia akan mendapatkan pasangan nanti."

"Ibu." Tegur Lucius.

Natalie dan ibunya Lucius kini tertawa melihat wajah Lucius yang suram.

"Tapi tante, mungkin nanti ia akan mendapatkan pasangan saat dewasa. Tante percaya saja padanya."

"Tante harap iya, awas saja dia kalau tidak mendapatkan pasangan sampai tante tidak mempunyai nyawa." Ucap ibu Lucius bercanda.

Natalie terdiam, ibu Lucius sangat ceria. Berbeda dengan Lucius yang pendiam dan cuek. Bagaimana jadinya jika memang Lucius belum mendapatkan pasangan saat ibunya meninggal nanti. Mengingat di novel kematian ibu Lucius saat Lucius berumur 17 tahun. Itu artinya tahun depan Lucius akan kehilangan ibunya.

"Ada apa Natalie, kau memikirkan sesuatu?" Tegur Lucius.

Lucius dan ibunya memusatkan perhatian pada Natalie. Natalie menjadi kikuk, ia tersenyum sopan dan mengatakan bahwa ia tidak apa apa.

Lalu setelahnya mereka larut dalam pembicaraan yang tiada ujung. Natalie benar benar nyaman dengan ibu Lucius.

°•°•°

Lucius dan Natalie kini pergi jalan jalan, sebelum Natalie pulang. Lucius mengajaknya pergi berkeliling danau. Danau disini sangat indah dengan hamparan rumput hijau di pinggirnya.

Mereka berdua kini duduk di tepian danau dan mulai berbicara.

"Ibu mu ceria sekali, sangat berbeda dengan dirimu."

Mendengar itu Lucius tersenyum, ia memang sangat berbeda dengan ibunya. Ia juga tak tahu kenapa.

"Tak apa, wajahku masih mirip ibuku." Ucap Lucius. Natalie tersenyum.

"Ya, kau memang mirip sekali dengan ibumu."

Setelahnya hening.

"Aku sebenarnya rindu ayahku."

Topik yang sangat tiba tiba itu membuat Natalie langsung memusatkan pandangannya pada Lucius. Lucius kini sedang menatap awan yang mulai berubah warna menjadi orange.

"Kau tau, aku hanya tinggal berdua dengan ibuku. Ibuku tak pernah bercerita tentang ayahku, aku sama sekali tidak tahu siapa ayahku. Namun tetap saja aku merindukannya."

"Fakta bahwa darahku campuran asia-eropa membuatku berpikir bahwa jika aku tinggal disini mungkin aku akan bertemu dengan ayahku. Tapi aku lupa akan satu hal, eropa itu sangat luas. Hanya nol sekian persen kesempatan untuk aku bertemu dengannya."

"Dari lahir aku berada disini, di kota ini di negara ini. Ibu tidak pernah membawaku ke Asia. Ya, aku tau hal itu sangat lah mustahil karna bepergian kesana pasti memakan biaya yang banyak."

"Ternyata ibuku juga anak tunggal, ia tak mempunyai sodara di Asia. Kakek dan nenekku juga sudah tiada."

"Dulu aku sempat mencari cari keberadaan ayahku. Tapi fakta bahwa aku sama sekali tak tahu wajah ayahku itu membuat diriku menyerah, maka dari itu aku hanya akan hidup dengan ibuku yang selalu berjuang untukku."

Setelah selesai berbicara kini lucius menolehkan wajahnya, menatap Natalie dengan senyuman diwajahnya.

"Aku hanya punya ibu." Ucapnya.

"Mungkin jika suatu hari aku bertemu ayahku, aku akan senang. Tapi aku akan tetap bersama ibuku. Fakta bahwa sedari kecil dia tidak ada, membuatku yakin bahwa dia pergi meninggalkan kita."

Natalie merasa iba, ia tahu semuanya. Ia tahu apa yang akan terjadi pada Lucius. Tapi ia tak bisa berbuat apa apa, karena ibu Lucius meninggal sebab penyakit.

"Dulu. Ya, dulu aku hanya punya ibu. Tapi sekarang ada kau yang menjadi teman pertamaku." Ucapnya dengan senyum yang cerah membuat dirinya ikut tersenyum.

Natalie kemudian mendekat dan memeluk Lucius erat, ia menepuk bahu Lucius pelan. Lucius tersenyum dan membalas pelukannya.

"Kau tidak perlu kasian denganku." Ucap Lucius tepat di telinga Natalie.

"Tidak, aku hanya ingin memelukmu saja." Bantah Natalie.

Keduanya kini berpelukan sangat lama. Pelukan ini menandakan bahwa Lucius tidak sendirian lagi, ada Natalie temannya yang mendukungnya.

"Lucius, jika sesuatu yang buruk terjadi. Tolong tetap jadi Lucius yang ku kenal. Aku akan selalu berada di sampingmu untuk mendukungmu."

Meskipun Lucius tidak mengerti kenapa Natalie tiba tiba mengatakan itu, tetapi ia tetap mengangguk sebagai jawaban.

"Terimakasih Natalie."

°•°•°

Transmigration To The NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang