Chapter 11

65 5 1
                                    

Happy reading

"Kai" panggil Taro, saat ini dia berada di kos nya Kai.

"Apa?"

"Kenapa tidak pindah tempat saja" saran Taro kemudian menarik buku tugas yang sedang di periksa oleh Kai agar pacar nya ini fokus ke dia.

"Hei kembalikan aku harus memeriksa nya" kesal Kai, kenapa pula Taro harus datang ke kos nya, bukan bermaksud tidak mengizinkan tapi ini sudah jam 9 malam.

"Kai sudah satu jam mengabaikan ku dan sabar ku sudah habis untuk menunggu" balas Taro, selama hidupnya dia tidak pernah menunggu sesuatu bahkan untuk 5 menit tetapi karena ini Kai dia bisa menunggu.

"Siapa suruh datang jam segini" cibir Kai kemudian menatap Taro.

"Aku rindu Kai makanya datang ke kos nya"

"Dasar pembual, sana Taro pulang saja besok harus ke sekolah" usir Kai karena masih banyak buku yang harus dia periksa, jika Taro ada di sini maka dia jamin buku tersebut tidak akan diperiksa semua.

"Jahat sekali~" wajah Taro cemberut tetapi tangannya malah menangkup wajah Kai.

"Karena Kai jahat kepada ku maka Kai harus dihukum!" Langsung Taro mengecup bibir Kai berulang-ulang kali membuat Kai bengong.

"Mengemaskan kalau seperti ini aku bisa melakukan hal lebih kepada Kai"

"Eh hei apa maksud taro! Dan berhenti mencium bibir ku!" Kesal Kai dan mendorong wajah Taro.

"Itu hukuman karena Kai jahat kepada ku" ucap Taro tanpa rasa bersalah.

"Tidak ada hukuman seperti itu, dan kenapa wajah Taro seperti itu?" Bulu kudu Kai terasa merinding melihat Wajah Taro seperti wajah pedofil yang ada di film yang kemarin dia tonton.

"Hanya sedikit sange" jujur Taro dan mendapatkan pukulan di kepala nya.

"Aduhhhh kenapa memukul ku?" Taro meringis merasakan kepala nya berdenyut karena Kai memukul dia dengan buku tebal.

"Jangan mengucapkan hal seperti itu! Tidak baik" omel Kai.

"Kenapa kai marah? Kan yang bikin aku beginj itu Kai jadi bukan seratus persen salah ku" protes Taro, padahal dalam hati dia tersenyum licik.

"A-aku tidak berbuat apa-apa ke Taro" Kai tidak terima.

"Ingin berbuat apa-apa sebenarnya boleh kalau itu Kai"

"Taro pulang saja, semakin malam Taro semakin aneh" suruh Kai, kalau lama-lama disini Kai bisa jadi stres karena ucapan Taro.

"Aku tidak akan pulang"

"Lalu Taro akan kemana jika tidak ingin pulang?"

"Tentu saja akan menginap disini makanya tidak pulang" Taro langsung memeluk tubuh Kai.

"Kenapa ingin menginap disini? Rumah Taro kan besar" heran Kai, apa Taro lagi bosan hidup menjadi orang kaya?

"Tentu saja karena disini ada Kai makanya aku ingin menginap"

"Kasur nya tidak muat untuk dua orang"

"Aku akan tidur di lantai jadi Kai tenang saja" Taro meyakinkan Kai bahwa dia bisa tidur dimana saja.

"Terserah Taro saja" Kai tidak ingin menanyakan hal ini lagi karena kalimat yang keluar dari mulut Taro tidak bisa di ubah.

Waktu tidur.

Kai merasa sulit untuk tidur, dalam hati nya dia tidak merasa tenang, bagaimana dia bisa tenang kalau Taro tidur dilantai sedangkan dirinya di kasur, apalagi Taro tidur tidak menggunakan alas apapun dan hanya memakai selimut tipis.

"Aishhh" Kai segera mendudukkan dirinya, melihat ke arah Taro yang sudah tidur.

"Psssssthhh Taro... Taro" panggil Kai sambil menunjuk pipi Taro.

"Enghh ada apa kai?" Taro langsung membuka matanya saat Kai memangil namanya.

"Taro tidur saja disini" suruh Kai sambil menunjuk kasur.

"Tidak apa Kai tidur saja biar aku tidur disini" balas Taro sambil tersenyum membuat matanya semakin sipit.

"Kita bisa tidur sambil memiringkan badan"

"Apa tidak masalah Kai tidur seperti itu?"

"Tidak apa, aku takut nanti Taro sakit jika tidur dilantai" jujur Kai.

"Sangat perhatian" kagum Taro.

"Aku bukan perhatian tapi hanya takut Taro sakit dan nanti orang tuanya Taro menyalahkan ku karena membiarkan Taro tidur dilantai" elak Kai.

"Mengaku saja tidak udah mengelak"

"Taro jangan berbicara terus! Cepat naik kesini"

Taro hanya terkekeh kecil, dirinya naik ke atas kasur.

Keduanya menidurkan tubuh mereka, saling berhadapan.

"Boleh aku memeluk kai?" Ijin Taro dan kali ini Kai tidak menolak, mengangguk kepalanya bertanda boleh.

"Sangat nyaman" balas Taro kemudian mengecup kening Kai, membuat Kai membenamkan wajahnya di dada Taro karena malu.

"Selamat malam semoga mimpi indah" ucap Taro.

"Se-selamat malam juga untuk Taro"







TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsession with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang