Halooo! Ini lanjutannyaaa, ditunggu kritik dan sarannya yaaaa!
Oiyaaa jangan lupa dibaca juga ceritanya dhinialamanda yang judulnya Comfortable. Ceritanya bagus dan ga kayak biasanya! Terimakasih sebelumnya dan selamat membaca, readers tercinta.🌸🌸🌸
Zahra beserta rombongan akhirnya sampai juga di bandara Adisutjipto Yogyakarta, kota di mana tempat kelahiran Zahra. Zahra sebenarnya sangat merindukan kota ini, tapi dengan keadaan seperti ini membuat moodnya rusak.
"Adek tunggu sini dulu ya, sama mbanya ini. Mama ambil bagasi dulu. Titip dulu ya mba." Celetuk salah satu ibu yang ada di rombongan. Zahra hanya membalas dengan senyum tipis, karena sebenarnya Zahra kurang suka dengan anak kecil. Wah kesalahan besar ni ibu nitipin anaknya ke gue. Akhirnya Zahra dan anak itu tenggelam dalam diam, sampai anak kecil tadi menghilang dari sebelah Zahra.
Lah krucil satu tadi samping gue kemana lagi, nyusahin aja dah ah. Kalo udah gini kan jadinya gue juga yang repot. Makin ancur deh mood gue. Kira-kira kemana ya itu anak? Kalo kesana ga mungkin. Ah coba cari kesana dulu lah kayaknya disi-
Dugh! Sssh!! Apaan lagi sih ini?!
"Eh maaf ya dek" ucap laki-laki yang tidak sengaja menabrak Zahra."Hmm iya" jawab Zahra sembari tersenyum kecil dan tetap mengedar pandangannya untuk mencari anak kecil yang menghilang tadi.
"Dek? Ada yang jatuh barangnya? Mau saya bantuin nyari?" sambung laki-laki tadi yang menatap Zahra dengan intens.
"Ha? Eh gausah mas. Bukan barang, anak kecil lebih tepatnya" sambil memicingkan matanya ke suatu tempat dan tetap fokus dalam pencariannya. Duhh ketemu dong, ketemu mana sih ah. Gue lagi males layanin orang sok kenal kayak gini. Oh, please God!
"Oh gitu. Saya bantu-"
"Nah itu dia! Duluan ya mas" sambut Zahra dengan cepat sambil berlari kecil ke arah anak kecil itu. Syukur pas waktu ketemunya kalo ga, mau sampe kapan coba gue akting sok baik kayak tadi.
Zahra dengan segera berkeinginan untuk membujuk anak kecil tadi agar mau kembali ke tempat mereka semula. Zahra memutar otaknya apa yang kira-kira dapat membuat anak ini menurut padanya. Zahra yang sedang mengunyah permen karet saat ini mulai terpikir akan sesuatu. Berdasarkan pengetahuan Zahra, kalau mau mendekati anak kecil itu harus di mulai dengan yang manis dan ramah. So, let's try it!
"Hai ade! Lagi ngapain?" kata Zahra memulai percakapan dengan wajah tersenyum ramah. Gila bisa juga gue gini, Whoaaaa! Besok-besok kalo ada casting jadi orang yang sok baik gitu, gue musti ikut kalo gini ceritanya.
Namun bukannya menjawab anak tersebut hanya menoleh lalu melanjutkan aktifitasnya yang tidak juga Zahra mengerti. Waelah gue dicuekin. Sabar Zahra sabaaaar!
"Hei kok diem aja? Aku punya permen loh, kamu mau ga?" kata Zahra lagi sambil menyodorkan permen di tangannya. Anak tersebut menatap bingung kepada Zahra. "Enak loh rasa stroberi"
Lalu anak itu menatap permen dan Zahra secara bergantian, sementara Zahra kembali menyodorkan permen yang ia pegang dengan anggukan mantap yang menandakan 'ambil lah' tertulis di wajah Zahra. Akhirnya anak tersebut mengambil permen di tangan Zahra dengan tersipu sambil terkekeh bahagia.
"Balik yuk? Ntar dicariin Mama kamu loh" ajak Zahra, yang sedari tadi masih berjongkok di depan anak kecil tersebut. Tawaran Zahra di jawab dengan anggukan ragu dari anak kecil tersebut. Ini anak kenapa ragu gitu liat gue, tampang bete gue emang udah ga bisa ditutupin lagi kayaknya.
Mereka pun berjalan bersama dengan Zahra yang menggandeng tangan anak kecil tersebut. Ish pasti tangan ni anak tadi nempel kemana-mana kerasa banget kotornya. Pengen buru-buru gue lepas aja rasanya gandengan tangan anak ini, it's so iuwhhh! Tapi kalo ga gue gandeng, ntar ni anak ngibrit lari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coincidences
Roman d'amour"mesti banget gitu gue ikut liburan emak emak gini. oh please, tau gini mending gue stay di hotel aja" - Zahratushita Ihatra "duh panas banget sih. ga bisa apa umii minta orang aja buat cek galeri?!" - Aldebaran Razendra Kebetulan? Ada yang bilang i...