3✨

67 5 0
                                    

Halo lagiiii! Aku masih bertahan ternyata di dunia wattpad yang keras ini ヽ('o`;
Di post sebelumnya kan dari sisi Zahra, nah sekarang dari sisi mas Bara :3 Oiya itu ftonya mas Bara ya.
Selamat membaca readers tercinta (^з^)

🌸🌸🌸

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 19 jam di dalam pesawat, Bara akhirnya sampai di Bandara Soekarno Hatta. Karena Bara hanya membawa 1 tas ransel dan tidak masuk ke bagasi, tanpa menunggu lama Bara langsung menuju pintu keluar dan mencari taxi. Bukan keluarganya tak ingin menjemput, Bara lah yang tak ingin merepotkan keluarganya. Mengingat waktu yang semakin siang, Bara mempercepat langkahnya menuju taxi.

••
Bara menghempaskan tubuhnya ke kursi penumpang dan membuang nafas beratnya, kesekian kalinya. Karena sejak keluar dari Bandara Soetta, macet langsung menyambutnya.

Wah ternyata Jakarta masih kayak dulu ya, macet dan panas. Salut lah buat masyarakat dan pemerintahnya karena udah berhasil mempertahankannya.

"Maaf ya mas ini kita jadi kena macet" kata pak supir.

"Iya gpp pak, mang ada rame-rame apa pak?"

"Biasa mas mahasiswa demo masalah korupsi, masnya apa mahasiswa juga? Kuliahnya di mana masnya?" tanya pak supir dengan logat jawanya yang masih kental.

"Iya pak saya mahasiswa juga, kebetulan kuliahnya di Negeri orang pak, di Jerman" ucap Bara dengan tersenyum ramah.

"Wahh jauh juga itu ya mas, apa disana juga ada mahasiswa yang demo kyk gini mas?"

"Ya selama saya disana sih ga ada pak" jawab Bara dengan nada datarnya.

"Kalo pun ada juga saya ga bakal maulah ikutan demo kayak gitu, pak. Bikin capek dan ga bakal juga di dengerin sama pemerintah. Mendingan sih sebagai generasi muda, yang jikal bakalnya ngelanjutin Indonesia, nunjukin ke Indonesia dan dunia kalo Indonesia bisa jadi lebih baik, di masa generasi muda nanti dengan ga adanya korupsi. Bener ga, pak?" sambung Bara dengan nada yang sedikit berapi-api, lalu diikuti dengan senyum penuh arti kepada pak supir.

"Nah bener banget mas'e iki! Setuju saya mas. Wah berarti mas nanti ini harus balik ke Indonesia toh yo! Bantu Indonesia jadi negara yang ga kalah sama negara luar" seru pak supir dengan semangat.

"Pasti lah pak. Doain ya pak semoga saya bisa bantu banyak buat Indonesia ke depannya" ucap bara lirih dengan tatapannya menerawang jauh kedepan.

"Aamiin. Yo mesti tak doain toh mas" seru pak supir dan dibalas dengan senyuman ramah khas Bara.

••
Tidak terasa sudah hampir 3 jam, Bara berada dalam taxi. Demo itu benar-benar berhasil, bahkan sangat berhasil melumpuhkan seluruh kendaraan yang berada di jalan tersebut. Padahal rumah Bara masih lumayan jauh dari sini. Bara yang masih dilanda jetlag, sebenarnya pusing dan hanya ingin tidur beberapa saat.

Seperti bisa membaca raut wajah Bara, pak supir berkata "Tidur aja dulu mas, ntar kalo wes sampe rumahnya saya bangunin" sambil tersenyum simpul melihat spion belakangnya.

"Ah iya, bapak tau aja. Saya tidur sebentar ya pak" ucap Bara sambil terkekeh pelan.

Bara mulai merenggangkan tubuhnya dan mencari posisi yang nyaman. Bara menguap beberapa kali, sampai pada akhirnya mata bara tertutup dengan damai dan tenang. Bara mulai tertidur.

•••

"Mas ayo bangun, udah sampe ini" ucap pak supir sambil menggoyang pelan tubuh Bara.

Hmm siapa sih ini bangunin gue. Iseng banget, orang lagi capek juga. Tau ah. Bara yang masih kelelahan tidak merespon dan tetap tidur dengan damainya.

CoincidencesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang