10✨

42 3 0
                                    

Udah baca dulu aja, selamat membacyaaa :3

🌸🌸🌸

"Cerita sekarang nih?" ucap Zahra malas.

"Tunggu deh, gue laper. Yuk cari cemilan dulu buat denger cerita" ucap kak Arika.

"Ayodah" kata Zahra sambil mengikuti kakaknya dengan malas. Sebenarnya Zahra sudah sangat lelah  dan sangat gerah, ingin langsung membersihkan diri kemudian tidur. Namun karena ia memerlukan pendapat dari kak Arika, terpaksa ia menuruti segala keinginan kak Arika malam ini.

Sesampainya di mini market yang terletak di seberang hotel, kak Arika berkata "Ra, pake uang lo dulu ya. Ntar gue ganti"

"Yee bisa banget sih lo ga bawa dompet" sungut Zahra.

"Kan ntar juga gue ganti elaah" balas kak Arika tak kalah sewotnya sambil membawa belanjaannya ke meja kasir. Zahra segera membayar, ketika mas kasir selesai menjumlahkan belanjaan kak Arika.

"Empat puluh sembilan ribu mba.." ucap mas kasir dengan ramah. Zahra langsung mengeluarkan satu lembar lima puluh ribu dari dompetnya, dan segera memberikan pada mas kasir tanpa berbicara sedikitpun.

"Kembali seribu ya mba, terimakasih" ucap mas kasir yang hanya dibalas dengan senyuman tipis Zahra. Kak Arika dan Zahra langsung keluar dari mini market itu.

"Ra, laper deh. Cari makan sekalian yuk?" ucap kak Arika setelah mereka keluar dari mini market.

"Setdah. Lo udah ga bawa dompet aja mintanya macem-macem" balas Zahra.

"Najis. Sejak kapan ade gue yang ga peka ini jadi pelit juga. Kalo gitu juga lo gausah curhat sama gue lagi" acuh kak Arika.

"Elaah. Yaudah ayok, makan dimana?" tanya Zahra.

"Situ aja, deket. Yuk" ucap kak Arika dengan semangat. Zahra sudah tidak terkejut dengan hal itu, ia hanya mengiringi langkah kakaknya.

Setelah mereka sampai di tempat makan yang menyajikan menu seafood, Zahra menangkap seseorang yang familiar dengan kedua matanya.

"Kak, makan tempat lain aja gimana?" Zahra tidak menyadari ternyata kak Arika sudah lebih dulu duduk di salah satu kursi yang disediakan. Zahra yang berbicara sendiri sejak tadi, mendapat tatapan aneh sekaligus menggelikan dari para pelayan yang ada. Zahra buru-buru mendatangi kak Arika yang sedang asik memilih-milih makanan.

"Kak! Ih bisa banget adenya ditinggal gini aja" celetuk Zahra yang langsung duduk dihadapan kak Arika.

"Ya abis lo lama, kan gue keburu laper" jawab kak Arika dengan entengnya.

"Mas!" ucap kak Arika sambil melambaikan tangan pada salah satu pelayan, pertanda kak Arika sudah selesai menulis makanan yang di inginkan. Kak Arika menatap Zahra dan berkata "Lo udah gue pesenin"

"Kak kalo pindah tempat makan aja gimana?" usul Zahra dengan sedikit berbisik.

"Lah kenapa? Gue keburu mati, Ra.  Lagian kayaknya disini enak kok. Liat deh yang makan aja rame, tuh tuh" jelas kak Arika dengan menunjuk sekeliling dengan telunjuknya. Namun tiba-tiba pandangan kak Arika sedikit terkejut. "Ra, ada mantan lo!" ucap kak Arika dengan agak nyaring.

"Kakak udah tau kan kenapa gue minta pindah?" ucap Zahra dengan juteknya.

Merasa sadar diperhatikan, Wira menyadari keberadaan Zahra dan kak Arika. Gila nih cowo, cepet banget sih sadarnya kalo diliatin. Mana pake senyum senyum gitu lagi. Eh, tunggu deh jangan bilang dia mau kesini. Yak bagus dia kesini.

Wira mendatangi meja Zahra dan kak Arika, sambil tersenyum hangat. "Kak" ucap Wira sambil bersalaman dengan kak Arika.

"Eh, Wir. Apakabar?" basa basi kak Arika.

CoincidencesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang