Teman?

5.4K 352 0
                                    

Thanks buat vote nya! Dan buat readers yang masukin ini ke reading list kalian..thank you so much!

Tapi bisakan ga cuma jadi silent readers? Please kasih saran dan kritik kalian, gue bakal sangat ngehargain itu.

So, enjoy this crazy story :')    

8 agustus 2015

#############

       Prilly duduk di kursi kayu dengan tangan yang menyangga kepalanya di atas meja. Pandangan gadis itu menerawang. Memikirkan sesuatu yang hanya dapat diketahuinya sendiri.

Tuk!

Sebuah buku jatuh tepat di meja tempat Prilly menyangga kepalanya dengan tangan. Prilly tersadar dan lekas mendongak. Di depan prilly berdiri seorang laki-laki yang tengah tersenyum miring lalu menempatkan pantatnya di kursi yang berhadapan dengan Prilly.

"Lo kenapa?" Tanya Daniel to the point.

"Ga papa." jawab Prilly sambil melipat tangan di atas meja dengan kepala yang berada di atasnya.

"Ga usah bohong deh, Pril. gue udah lama kenal sama lo. Tepatnya semenjak—"

"Semenjak lo dan Ansel umur 5 tahun." potong Prilly seraya memutar bola mata.

"Yeah. Jadi apa yang lo pikirin?" Prilly menegakkan badannya dan menatap Daniel malas.

"It's not your business Mr.Daniel Darian." ketus Prilly.

Daniel mendengus kesal. "Lo emang tambah jutek prill. Ga salah kalo orang manggil lo mata-mata sekaligus agen berhati dingin." kali ini Prilly yang mendengus sambil mengerucutkan bibirnya.

"Up to you."

cklek...

Pintu ruangan terbuka menampilkan wanita cantik berambut coklat panjang yang tengah membawa beberapa berkas. Matanya yang berwarna coklat menatap kaget Prilly dan Daniel.

"Eh... gue ganggu ya?" Tanyanya. Sontak Prilly terkekeh kemudian berdiri dari duduknya.

"Ngga kok. Lo mau taroh itu atau gimana As?" Balas Prilly.

"Mm, gue mau ngecheck dulu baru di susun di lemari." Jelas Aster. Prilly mengangguk paham lalu menepuk pundak Daniel sebelum akhirnya pergi keluar ruangan meninggalkan Daniel dan Aster.

"Mau gue bantu?" Tawar Daniel, Aster tergagap lalu menundukkan wajah salah tingkah.

"Mm... ngga usah." Aster berjalan menuju meja yang berada disebelah Daniel dan meletakkan semua berkas di atas meja.

Ia kemudian duduk dan membuka satu persatu berkas dengan teliti. Saking teliti dan seriusnya, Aster tak sadar bahwa Daniel sudah berpindah ke kursi yang ada di sampingnya.

"Sini gue bantu." ucap Daniel.

Aster menoleh dan terkejut saat mengetahui jarak wajahnya dan Daniel sangatlah dekat. Bahkan hembusan napas yang Daniel keluarkan sangat terasa di wajah Aster itu sendiri.

"Eh, ah... ma–makasih." Ujar Aster salah tingkah membuat Daniel menahan tawanya saat melihat wajah merah padam Aster.

---------**Prilly's POV**---------

Kukendarai mobilku tak tentu arah. Bukan ugal-ugalan, tetapi karena aku tak tau ingin kemana. Saat sudah jauh dari markas, aku melihat salah satu taman yang cukup sepi dan berhenti sejenak untuk refreshing.

Sebuah bangku panjang menjadi tujuan pertamaku saat sampai di taman ini. Setelah duduk, aku mengambil ponselku dan menggulir layarnya. Mengecek semua hal yang masuk. Hingga satu pesan membuat ku terdiam kaku.

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang