Flashback

2.5K 178 17
                                    

Siapa yang mewek nnton BAM?

Gueeee!!! :'(

-

Malam itu Prilly benar-benar tidak bisa menutup matanya. Bahkan pagi ini keadaannya sangatlah kacau. Rambut kusut, lingkaran hitam di sekitaran mata, bibir pucat dan badan yang lesu. Melihat keadaan Prilly yang seperti itu pun membuat yang lainnya perihatin. Mereka berjanji pada diri mereka masing-masing bahwa mereka akan melakukan apapun untuk menemukan mama Prilly.

"Prill, makan dulu yuk." ajak Vibi, memegang bahu Prilly dan mengelusnya.

Prilly bergeming dengan pandangan kosong. Vibi yang melihat itu hanya menghembuskan nafas panjang. "Prill, lo harus makan. Gimana kita mau nyari mama lo kalau lo nya aja gak ada stamina kayak gini. Gue yakin mama lo bakal ketemu kalau lo nya kuat dan semangat."

Prilly mengusap wajahnya pelan bersamaan dengan setetes air mata yang tumpah melewati pipinya.

"Gue salah apa sih Bi? Kenapa mereka malah nyulik mama gue? Mama gue ga punya salah apa-apa Bi. Dia bahkan ga tau pekerjaan gue itu sebagai mata-mata. Apa yang gue lakuin kalau mama gue tau siapa gue dan gimana kalau keadaan dia gak baik-baik aja sekarang?" ucap Prilly lirih.

Air mata kembali bercucuran di wajah Prilly. Vibi berusaha menenangkan Prilly dengan merangkulnya dan mengusap punggungnya pelan. "Gue yakin mama lo baik-baik aja sekarang. Lo gak perlu khawatir Prill, god will protect her from anything that possibly hurt her."

"Tapi apa salah gue Bi? Apa?" tanya Prilly, menatap Vibi nanar.

"Gue ga tau. Alasan kenapa Digo ngelakuin itu gak bisa ditebak Prill. Mungkin, dia mau ngasih tau ke kita kalau kita gak bisa main-main sama dia. Mungkin juga, dia benci sama kita karena selalu berusaha menghentikan bahkan menghancurkan golan. Bisa juga dia mau ngejatuhin kita bahkan Dcas."

"But, why my mom? Why?!" Tangisan Prilly semakin menjadi. "Gue rela kalau Digo ngebunuh gue atau ngelakuin apapun ke gue tanpa melibatkan orang-orang yang gue sayang.. Gue rela Bi."

Vibi ikut merasakan kesedihan Prilly. Selama lebih dari enam tahun bersahabat, Vibi sangat mengenal bagaimana mama Prilly bahkan ia sudah menganggap mama Prilly sebagai ibunya juga karena perhatian dan kasih sayang mama Prilly kepada Vibi yang telah ditinggal oleh kedua orang tuanya dulu.

"Ssttt... Udah, sekarang lo harus makan. Setelah ini kita bakal nyari mama lo. Gue dan yang lain bakal selalu ada di samping lo apapun yang terjadi. Kita bakal ngelakuin apapun buat nemuin mama lo. Lo tau kan, kita juga sama khawatirnya kayak lo. Kita juga sayang sama mama lo Pril." ujar Vibi sambil menarik Prilly ke dalam pelukannya.

Prilly hanya menangis. Ia merasa sangat lemah kali ini. Prilly, agen Dcas yang selama beberapa tahun ini dicap sebagai agen dingin, jutek dan cuek kini tampak lemah bahkan tidak terlihat seperti Prilly yang selama ini kita lihat. Ia tampak sangat berbeda bahkan dari kondisi fisiknya saat ini. Ia tampak lesu dan pucat. Pandangan yang tidak fokus dan pikiran yang kacau.

"Lo harus kuat kaya Prilly yang gue kenal. Mama lo ngga bakalan kenapa-kenapa kok Prill, percaya sama gue. Dia cuma lagi di kurung di ruangan yang entah dimana itu tanpa sedikit pun terluka. Trust me."

Tiba-tiba pintu mereka diketuk dan masuklah Brill ke dalam tanpa menunggu sahutan dari orang-orang yang berada di dalam. "Gue punya petunjuk tentang Golan dari mr. X, dan ini berhubungan sama misi kita selanjutnya. Golan bakal pergi ke daerah Silent city, tugas kita nyari tahu apa yang di lakukan mereka di sana."

Prilly melepas pelukan Vibi dan mengusap air mata yang tumpah. "Kalau gitu kita pergi sekarang."

Vibi melotot mendengar perkataan Prilly, ia langsung menahan lengan Prilly untuk menghentikan pergerakan Prilly. "Lo harus makan dulu Prill! Gue ga mau ya, lo pingsan kayak waktu itu."

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang