Bad News

2.1K 142 11
                                    

Mobil Ali melaju begitu saja menyusuri jalanan yang cukup lengang oleh kendaraan dengan kecepatan yang tidak bisa dibilang lambat.

Peluh membasahi dahinya sejak saat ia memasuki mobil. Sekilas ia melirik ke bangku yang ada di sebelahnya. Menemukan seorang gadis dengan mata yang tertutup bernafas tenang di sana.

Kata-kata seseorang yang tidak pernah ia pikir akan menghampirinya selalu terngiang. Seolah menghantui dirinya untuk membawa gadis itu sejauh mungkin dari tempat-tempat yang sekiranya berbahaya.

"Lo harus bawa dia, Li. Digo udah bergerak dan dia bakal nuntasin apa aja yang ngehalangin dia. Gue mohon jaga Princess baik-baik. Karena bagaimana pun gue masih sayang dan cinta sama dia."

Tangan Ali meremas stir yang ia pegang. Meluapkan rasa marah, khawatir dan kesal yang bersarang di hatinya. Dan sekali lagi, ia melirik gadis itu. Berharap semua yang akan terjadi kedepannya tidak akan menyakiti gadis yang entah sejak kapan ia sukai itu. Atau bahkan cintai?

Entahlah, Ali sendiri belum yakin dengan perasaannya. Namun melihat seberapa khawatir dan peduli dirinya sendiri terhadap Prilly mampu menyadarkan Ali bahwa ia memang menaruh perasaan pada gadis mungil ini.

Tiba-tiba handphone Ali berdering, memunculkan sebuah nama yang ia kenali. Andre

"Apa?" ucap Ali setelah tersambung dengan Andre.

"Lo dimana Li? Digo nyariin lo!"

"Jangan bilang lo lagi sama dia sekarang?"

"Ya, enggak lah. Lo pikir gue mau diri gue sendiri dibunuh hidup-hidup sama Digo!"

"Terus kenapa lo nelfon gue? Gue lagi nyetir nih!"

"Kimmy, Digo sama Axcel nyari elu bego! Mereka pada mencar buat nemuin lo sama cewek itu! Pokoknya lo harus keluar dari kawasan kekuasaan golan kalau lo gak mau ketangkep hidup-hidup!"

Ali kembali melirik Prilly yang masih dalam keadaan pingsan. Prilly pingsan lagi karena melihat Ansel yang ia ketahui sudah tidak lagi ada di dunia ini. Ali pun bila berada di posisi Prilly pasti akan sama terkejutnya dan akan pingsan juga. Melihat seseorang yang berharga baginya tiba-tiba muncul kembali ke kehidupannya.

"Gue tahu dan gue lagi berusaha. Jadi, lo memihak gue?"

"Menurut lo? Udah, gue mau nyari lo juga biar Digo gak curiga. Oh iya, pastiin di perbatasan kota lo gak pakai mobil itu lagi. Kalau nggak, kelar idup lo!"

Sambungan pun terputus. Menyisakan Ali yang menghembuskan nafas panjang. Sekarang ia harus melajukan mobil ini ke perbatasan kota. Menukar kendaraan dan berlalu meninggalkan kota. Tapi masalahnya, kendaraan apa yang akan ia gunakan?

Di sisi lain, beberapa orang di depan pintu bertuliskan UGD tengah menunggu dengan perasaan cemas keadaan seseorang yang mereka temukan dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

Sedangkan dua orang di antaranya yang merupakan dua perempuan, menangis karena suatu berita yang mengagetkan seluruh anggota Dcas termasuk orang-orang lainnya yang menunggu di luar ruangan.

"Kita harus makamin dia secepatnya. Dan setelah itu kita nyari Prilly sampai ketemu. Ini semua harus diselesaiin sekarang juga." tukas Brill yang berdiri tepat di samping pintu UGD.

"Terus gimana sama mama Prilly? Kita juga harus jagain dia, dia lagi kritis di dalam sana. Kita gak boleh lengah karena Golan itu licik." sahut seorang lelaki yang pastinya bukan anggota agen team A. Karena anggota laki-laki Team A hanyalah Brill dan Daniel yang mana masih berada dalam masa komanya.

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang