Meet

7.2K 423 0
                                    

4 tahun sudah sejak kejadian itu. Gadis berambut coklat gelap itu memandang pemandangan kota dari balkon. Berpikir akankah kotanya menjadi lebih baik dari ini dan terbebas dari kriminalitas yang dilakukan oleh kelompok mafia bernama Golan.

Nama yang aneh. Gadis itu menatap sendu ke arah bingkai foto yang ia pegang. Mengelus foto itu perlahan dan tersenyum tegar.

"Gue bakal ngelindungin orang-orang yang elo sayang, Sel." ucap gadis itu lembut.

Tiba-tiba bel pintu apartement miliknya berbunyi. Gadis itu pun berjalan ke nakas samping tempat tidur sambil meletakkan bingkai foto, lalu berjalan menuju pintu apartementnya.

Dilihatnya seorang wanita berambut hitam panjang dengan mata lumayan sipit melalui tv kecil yang langsung terhubung dengan cctv di atas pintunya.

Cklek

"Hai pril! Ada oleh-oleh nih." ucap wanita itu sambil tersenyum sendu. Ia tau maksud 'oleh-oleh' itu yang artinya berita buruk. Gadis itu langsung menarik wanita itu masuk dan segera mengunci pintunya.

"Ada apa bi?" Wanita itu menghembuskan nafas berat.

"Axcel masuk Golan."

Gadis itu langsung melotot. "Apa?! Lo ga bohongkan Vibi?"

Vibi menggeleng lemah. "Gue ga bohong Prilly. Gue dapet kabar ini dari Brill. Dia yang liat sendiri kalo Axcel gabung ama Golan" Jelas vibi murung.

"Brill liat dimana?" Tanya Prilly.

"Kata Brill dia liat Axcel di club malam pelosok kota bareng Andre." jawab vibi, Prilly pun bungkam.

Maafin gue sel. gue ga bisa lindungin orang yang lo sayang, batin Prilly.

"Kita ke markas sekarang. Kita harus bilang ke yang lain buat pindah markas karena gue yakin Axcel bakal ngomongin ke Golan dimana markas kita." ucap Prilly yang mendapat anggukan dari Vibi.

"Gue ganti baju dulu. Lo siapin makanan buat kita, karena kita bakal memulai perjalanan jauh." titah Prilly, lagi-lagi Vibi mengangguk.

Setelah mengganti bajunya dengan jeans hitam, baju biru yang dipadu jaket hitam dan converse berwarna biru tak lupa kacamata hitam, Prilly pun mengambil ransel yang berisi perlengkapannya. Setelah merasa cukup, Prilly pun keluar kamar dan menemukan Vibi yang tengah menelpon.

"Pril, kita harus cepet! Brill bilang ada sesuatu yang mencurigakan di sekitaran markas!" Ujar Vibi yang mendapat anggukan dari Prilly.

Vibi dan prilly langsung berjalan keluar setelah sebelumnya mengunci pintu apartement.

Sesampainya di basement Prilly langsung naik ke dalam mobil ford mustang berwarna gold miliknya diikuti Vibi. Prilly langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata agar sampai di markas dengan cepat.

---------**Prilly's POV**---------

Aku langsung keluar dari mobil sesaat sesudah memarkirkan mobilku di depan pintu markas. Vibi mengikutiku di belakang. Saat sampai di depan pintu kayu, aku langsung membukanya keras tanpa memperdulikan pintu itu akan rusak atau tidak.

Di dalam aku melihat Brill dan ke 4 temanku lainnya duduk di sebuah meja bundar dengan ekspresi tegang. Aku langsung mengambil tempat duduk di samping Brill dan Vibi.

"So, apa yang lain udah pada pergi?" Tanyaku to the point.

"Yes prill. Sesuai sama perintah lo!" jawab Daniel sebagai penanggung jawab yang memiliki kehebatan menyusun rencana.

"Jadi apa yang lo liat Brill?"

Brill menatapku serius. "Gue ngeliat ada titik merah berpendar di sekitar hutan, tepatnya bagian utara" jawab brill yang ahli dalam teknik komputer dan juga hacker.

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang