HODE

75 15 16
                                    

Pov Thasha

aku terus berjalan meninggalkan tempat yang sudah mencoret nama baikku sebagai anak populer di kalangan para kutu buku. Semua orang menertawakanku tak henti, entah sampai kapan masa-masa kelam ini berakhir.

Tuhan, help me... please. Batinku

Semua kotoran yang menempel sudahku bersihkan, yang tertinggal hanya bau busuk bekas tong sampah. Well, ini lebih baik dari pada sebelumnya.

Umpatan Putri masih terdengar hingga saat ini. Dia menyalahkanku atas kejadian maha dahsyat yang telah menimpa kami berdua, apalagi ada kejadian pio menjilatinya. Sudahlah ini semua telah berakhir dan aku tidak akan pernah mau membantu cowok kanvret yang tidak bisa berteriva kasih sedikitpun. Udah di tolongin malah pergi tanpa babibu, sok ganteng!

Aku terdiam melihat sosok yaang kupuja saat ini lewat di depan mataku, alf. Namun, saat ini ada yang aneh dengan tingkah lakunya.

"Eh Alf, ngapain lo masuk kedalam toilet cewe? Udah nggak bisa bedain mana toilet cowo sama cewe?" ucap Putri. Tantapannya yang tajam terhadap Alf seolah-olah ingin menerkam.

Aku menarik ujung baju Putri untuk menghentikannya, aku tidak tega dia di perlakukan seperti ini. Alf diam dan hanya senyum lirik.

"Jadi... k-a-m-u co-wok, eh salah cewek, alf? Ucapku sedikit terbata-bata.

Aku tak tau harus bagaimana saat ini. Semua yang aku fikirkan tentangnya telah sirna. Cowok yang selama ini yang aku puja, bahkan sering datang dalam setiap mimpi burukku. Ternyata dia... cewek. Tubuhku terasa lemas dan ta berdaya hingga tubuhku ambruk dan jatu kelantai. Bulir-bulir air mata memenuhi sudut mata bulatku.

Kenapa kejadian ini harus menimpaku, kenapa aku harus menyukainya, kenapa aku tak bisa membedakannya, dan kenapa hari ini aku selalu sial. Semua pertanyaan itu mulai menhantui fikiranku

Putri berulang kali mengucek matanya yang di penuhi belek. Dia juga tak mempercayai kejadian ini. Ternyata orang yang di balik topi itu adalah cewe, dan dia sudah memaki-makinya. Hingga cewe itu membuka topi dan mengibaskan rambut hitam legam nan panjang.

"Alf, jujur ini semua bohongkan? Itu cuman rambut palsu, kan?" ucap Putri.

"Ini asli, kalau tidak percaya kamu bisa menjambak rambutku", ucap alf. Dia menebartkan senyum menyeringainya, seolah dia menetawakan kami berdua.

Dia pergi begitu saja, tak ubah seperti Zira yang meninggalkan kami tadi di kantin. Aku dan putri hanya melototi kepergiannya yang sedikit demi sedikit menghilang.Dengan sisa-sisa energi yang tersisa aku kembali ke dalam kelas, lantaran bel tanda masuk sudah berbunyi lagi. Mungkin ini hari terberat yang pernah aku alami selama ini. Aku bersumpah akan memberantas manusia yang menghode biar wanita lain tak bernasip sama denganku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 09, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

OURWhere stories live. Discover now