Prolog

178K 4.8K 65
                                    

Seorang laki-laki tampan merasa tidak tenang di atas kursi yang ia duduki. Tangannya memijit batang hidung, tanda ia sedang berpikir keras. Namun, tidak berapa lama, senyum sinis tersungging di wajahnya.

“Aku tidak peduli soal karirku. Mau kau menghancurkannya atau apa pun. Walaupun kau mau menghancurkan keluargaku, sahabat, dan wanita yang kucintai, silakan! Karena. aku yakin, mereka akan lebih mempercayaiku dibandingkan wanita seperti kau!” ucap lelaki tampan itu dengan tegas.

Di seberang tempat laki-laki itu duduk, terdapat wanita cantik sedang menampilkan senyum manisnya. “Baiklah, kalau seperti itu, aku akan mengeluarkan kartu As, supaya kau mau menikah denganku!” ucap wanita cantik itu dengan senyum menawan. Membuat laki-laki yang ada di hadapannya menatap wanita itu dengan tatapan tajam.

Wanita itu tampak tidak terpengaruh oleh tatapan tajam laki-laki itu. Dikeluarkan sebuah foto, lalu disodorkan kepada laki-laki yang ada di hadapannya.

Laki-laki itu pun menerimanya. Mata laki-laki itu seketika terbelalak dan menatap wanita di hadapannya sinis. “Apa ini?!” pekik laki-laki itu. Emosi sudah menguasai dirinya kali ini. Namun, wanita itu tetap tenang, Senyum manis tidak pernah hilang dari wajah cantiknya.

"Itu foto kita berdua waktu menghabiskan malam bersama, Sayang.”
“Sejak kapan aku menghabiskan malam bersamamu?!” Laki-laki itu sudah berteriak, tanda ia benar-benar emosi. Namun, wanita itu hanya terkikik geli, lalu berdiri dengan anggun.

“Redam emosimu itu, Sayang! Mulailah berpikir! Aku tunggu jawabanmu besok,” ucap wanita itu.
Wanita itu menghampiri laki-laki tersebut dan mencium pipinya.

Laki-laki itu hanya diam. Ia tidak ingin emosi menguasai dirinya, lalu bertindak gegabah. Bisa-bisa, wanita itu memanfaatkan situasi.
“Aku tidak ingin menikah denganmu, Wanita Sialan!” ucap laki-laki itu dingin.
“Jangan gegabah! Pikirkanlah kalau sampai foto itu aku sebar ke media kepercayaan orang-orang terdekatmu! Karirmu akan hancur seketika.”

Setelah mengucapkan kata-kata itu, wanita itu beranjak pergi.
“Wanita Sialan! Kau memaksaku menikahimu? Wanita macam apa kau?!” teriak laki-laki itu lagi.

Wanita itu menghentikan langkah dan menatap laki-laki yang sedang emosi itu dengan senyum manisnya. “Menikahlah denganku, walaupun terpaksa! Wanita sialan ini yang kelak akan menjadi istrimu. Aku tunggu jawabanmu. Aku pergi dulu, Calon Suamiku,” ucap wanita itu dengan suara lembut, lalu melanjutkan langkahnya, meninggalkan ruangan restoran VIP tersebut.

                               ***

Terpaksa MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang