I Love You, Bro! (1)

25.7K 270 5
                                    

Nic menghentikan motornya didepan sebuah toko. Kedai es krim lebih tepatnya. Ia mengajak Dimi untuk masuk, tapi yang didapati justru ekspresi Dimi yang sedikit ketakutan mungkin?

Nic berbalik saat menyadari bahwa wanita gila yang diboncengnya tadi tidak mengikuti langkahnya.

"Kenapa kakak tidak mau masuk? Ayolah." ucap Nic.

"Kau ini kenapa malah mengajakku kesini, bukankah aku sudah memberikan alamatku! Jangan-jangan kau ini..." ucapan Dimi terpotong karena mulutnya telah dibekap oleh Nic.

"Jangan berpikiran macam-macam! Ikuti saja aku." perintah Nic.

Dimi mengikuti Nic memasuki kedai tersebut. Nic duduk disalah satu bangku dengan Dimi dihadapannya.

Tak lama kemudian, pesanan Nic pun datang. 2 gelas es krim coklat yang sangat menggiurkan.

"Kenapa kau mengajakku kesini? Dan kenapa kau membelikanku es krim coklat?" tanya Dimi.

"Denger ya kak, aku tau kakak itu lagi ada masalah. Es krim coklat itu bagus buat ngilangin stres."

"Kenapa kau memanggilku kakak hm? Sejak kapan aku lahir dari rahim ibumu?" tanya Dimi sambil menunjuk Nic dengan sendok es krim yang dipegangnya.

"Lalu kau mau aku panggil siapa? Tante? Aku dapat melihat jelas bahwa kau itu lebih tua dariku."

"Dimi. Panggil saja aku Dimi. Dan kau?" jawab Dimi sembari menyodorkan tangan kanannya dihadapan Nic.

"Panggil saja aku Nic. Hmm apakah tidak masalah aku hanya memanggilmu dengan nama? Kau itu lebih tua dariku. Aku tidak mau mendapatkan dosa atas itu."

"Aduh sakit bodoh! Kenapa kau malah memukulku?" tanya Nic saat Dimi memukulkan sendok es krim miliknya ke kepala Nic.

"Kau baru saja mengumpat padaku bocah kecil. Dan itu lebih parah daripada kau memanggilku dengan sebutan kakak. Aku merasa seperti tua saja."

"Memang kau tua harusnya kau itu.. Aa iya iya Dimi baiklah." perkataan Nic terpotong karena Dimi kembali mengancam akan memukul kepalanya kembali.

Dimi tersenyum penuh kemenangan.

***

"Nic, darimana kamu nak?" tanya Domi -ayah Nic- saat Nic baru saja pulang.

"Maaf ayah, aku pulang terlalu larut. Aku baru selesai pawai bersama yang lainnya." jawab Nic.

"Baiklah, tidak apa-apa. Kamu jadi kan besok ikut ayah ke kantor? Kamu kan sudah lulus sekolah, ayah rasa kamu sudah bisa mengurus perusahaan ayah. Lagipula, ayah ingin menikmati masa tua ayah bersama bunda mu." jelas Domi.

"Tentu saja, yah. Tapi ayah tidak lupa kan dengan syarat yang aku minta?"

"Ayah memang tua tapi ayah tidak pikun. You are the boss, son." jawab Domi sambil menepuk pundak Nic.

Nic mengangguk lalu menunjukkan jempol kanannya pertanda ia siap untuk hari esok. Nic lalu pamit untuk ke kamarnya, bergegas tidur dan berharap semoga esok ia bisa menjalani semuanya dengan baik.

I Love You, Bro!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang