I Love You, Bro! (11)

8.3K 185 1
                                    

"Kamu kemana? Kok belum pulang?" tanya Lino dari ujung handphone.

"Iya mas, sebentar lagi Dimi pulang. Kerjaannya tinggal dikit lagi kok."

"Mas kebetulan baru pulang dari kantor juga, Mas jemput kamu sekalian."

"Loh, mas belum pulang?" tanya Dimi heran.

"Belum. mas tadi mancing kamu aja nanya kamu udah pulang atau belum. Kirain kamu udah pulang hehe."

"Dasar ya penipu ulung. Yaudah jemput Dimi sekarang." perintah Dimi.

"Iya cantik, sampai jumpa nanti ya."

Pembicaraan antara Dimi dan Lino pun berakhir. Dimi meletakkan handphone nya dimeja lalu menatap balik Ben yang sedang menatapnya.

"Ada apa?" tanya Dimi.

"Lo pacaran sama Lino?" tanya Ben.

"Kok lo tau nama dia?"

"Lo kira gue buta gak bisa ngeliat nama penelpon barusan?"

"Oh iya  ya hehe." jawab Dimi cengengesan.

"Jadi bener?" tanya Ben serius.

"Apaan sih lo, ampun deh. Lagian hal kayak gitu gak ada urusannya sama lo, kan? Udah ah gue ke toilet dulu."

Dimi lalu berdiri dari kursinya dan menuju ke arah toilet yang ada diruangannya.

***

"Nic, gue ada saran deh." ucap Ben.

"Apaan?"

"Gimana kalo kita nyediain supir pribadi aja buat Dimi?"

Nic yang sedang meminum kopinya lantas tersedak. Ben lalu menepuk punggung Nic dengan kuat.

"Eh kampret. Kalo lo nepoknya kayak gitu bisa-bisa gue mati nih." dumel Nic.

Ben tertawa cengengesan lalu menyodorkan segelas air putih untuk Nic.

Nic meminumnya dan melanjutkan pembicaraan.

"Kenapa mesti pake supir pribadi?"

"Yah, gimana yah.. Ehhmm gini aja sih kan dia pulangnya malem dan dia cewek." jawab Ben tergagap.

"Emang harus ya?"

"Ya harus lah! Lagian coba deh lo pikir kalo cewek sendirian pulangnya malem dan sendirian, masak lo tega?"

"Bukannya Dimi semalam balik sama Lino ya? Pasti aman-aman aja lah dia." ucap Nic santai.

Ben terdiam. Memang benar Dimi pasti aman bersama Lino. Lino. Nama pria itu terus berkutat dipikirannya. Entah kenapa hati kecilnya tidak rela melihat Dimi dan Lino bersama.

Apa lagi kemarin malam, Lino membukakan pintu untuk Dimi setelah mengecup pipi kanan Dimi mesra. Ia bahkan rela mengintip dari jendela seperti maling yang menngintai mangsanya.

"Lo cemburu?" tanya Nic.

"Hah, apaaa?"

"Kata gue, lo cemburu?" tanya Nic lagi.

"Eeeng.. enggak lah! Gue gak cemburu." jawab Ben cepat.

"Oke deh kalo gitu."

Nic menyesap sisa kopinya dan meletakkan kembali gelas yang sudah kosong itu diatas meja. Ia lalu mengambil jas hitamnya dan mengenakannya.

"Gue rapat dulu. Dimi udah nunggu gue disana." pamit Nic.

Ben menganggukkan kepalanya.

Nic menepuk bahu Ben, dan berbisik "Kita temenan udah lama, Ben. Gue tau lo boong."

Ben terdiam membeku ditempatnya. Ia tau, ia tak akan pernah bisa membohongi sahabatnya sendiri.

----------------------

Akhirnya update setelah 2 bulan!

yeay!!

Vote comentnya yaa..

Salam cium dari bibir yang tipis, Endewe.


I Love You, Bro!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang