I Love You, Bro! (7)

11.8K 204 1
                                    

Dimi tersadar lalu segera menjauh dari pria tersebut. Pria itu mendesah kecewa karena ia 'hampir' mencium Dimi (yang dimaksudnya adalah ciuman dengan balasan).

Dimi memunguti berkas yang terjatuh akibat insiden barusan. Pria itu membantu memberesi berkas Dimi. Sisa selembar berkas lagi, Dimi dan pria itu mengambilnya secara bersamaan. Tangan pria itu memegang pergelangan tangan Dimi. Dimi menatap pria itu tidak suka lalu menarik tangannya.

Dimi hendak meninggalkan pria itu sebelum akhirnya sang pria bersuara.

"Hey, cantik. Bibirmu manis." ucapnya sembari menjilat bibirnya sendiri.

Dimi memukul pria itu dengan map ditangannya. Pria itu mengaduh kesakitan sambil beberapa kali mundur menjauh.

"Denger ya pria gak tau malu. Gue gak tau lo siapa dan gue gak mau tau! Kejadian tadi gak pernah ada. Camkan itu!" peringat Dimi lalu berjalan menjauh.

Pria itu terkekeh sambil beberapa kali mengingat kejadian barusan. Baru kali ini ia bertemu dengan wanita seperti tadi.

"Ngapain lo disini?" ucap seorang pria yang menepuk bahunya.

"Gak, nungguin lo aja."

"Yaelah lo kira gue anak TK."

"Kali aja lo nyasar."

Kedua pria itu tertawa bersama lalu berjalan keruangan dimana Nic menunggu mereka.

---

Tok. Tok. Tok.

Dimi yang sedang menyelesaikan pekerjaan yang diberi oleh Nic masih fokus pada komputernya. Tak lama Nic pun bersuara mempersilahkan si pengetuk pintu masuk.

Dimi masih fokus pada pekerjaan dan akhirnyaa.. Finish! Dimi menghela nafas lalu bersandar pada kursi kerjanya. Tak sengaja ia melihat berkas yang ingin diberikan pada Josh.

"Astaga, gue lupa. Ke bawah dulu deh, lagian bentar lagi istirahat." ujar Dimi setelah melirik jam tangannya.

Dimi meneguk setengah gelas air putih dimejanya. Lalu berdiri dan sedikit merapikan pakaian juga make-up nya. Setelah rapi ia mengambil berkas dan menuju ke meja Nic untuk meminta izin.

"Permisi, Nic. Gue izin kelantai bawah dulu ya." ucap Dimi.

Dimi dan Nic memang tidak menggunakan bahasa formal baik dikantor ataupun diluar. Nic yang memintanya karena ia merasa ia 'lebih muda' dari Dimi. Dimi hanya mendengus saat mendengar alasan Nic yang menurutnya tidak masuk akal.

"Eh Mi. Kenalin ini temen gue. Ini Ben. Ini Niel." ujar Nic sambil menunjuk temannya satu persatu.

Teman Nic pun berdiri lalu mengulurkan tangan pada Dimi. Dimi tidak langsung membalasnya, ia tercengang dengan pria dihadapannya.

Pria ini? Pria yang mencoba menciumnya tadi? Dan pria ini temennya Nic?

"Dia.. Temen lo?" tanya Dimi sambil menunjuk Ben.

"Iya, mereka yang bakal lo ajarin untuk jadi pemimpin kayak gue."

"Maksudnya?"

"Jadi, mereka ini juga bakal jadi pemimpin perusahaan. Nah.."

"Masak iya satu perusahaan pemimpinnya 3?" potong Dimi.

Aww.

"Awas lo potong omongan gue lagi. Mereka bakal jadi pemimpin perusahaan diperusahaan orang tua mereka lah. Cuma mereka ini belum dijadiin pemimpin dalam waktu dekat, karena masih ada saudara diatas mereka. Kalo gue kan dalam waktu dekat ini, makanya gue minta lo ajarin mereka tapi jangan sampe ganggu kerjaan lo ke gue." jelas Nic panjang lebar.

"Kalo gitu kenapa mereka mesti belajar sekarang?"

"Stop it. Kenalin. Gue Benjamin Alves. Lo bisa panggil gue Ben."

Dimi membalas uluran tangan Ben lalu cepat-cepat menariknya. Ia masih takut dengan Ben. Pria yang tak sengaja ia tabrak lalu berusaha melumat bibirnya. Apa alasan untuk tidak takut pada pria ini?

"Gue sama Niel juga sebenarnya gak mau belajar jadi pemimpin perusahaan sekarang. Tapi, karena bos lo ini kesepian jadilah kami sebagai korban."

"Tapi gue janji gak bakal bikin repot. Lagian, gue disini istilahnya cuma main-main aja sih. Biar Nic ada temennya." ucap Ben mengakhiri pembicaraan.

"Oh iya. Gue Daniel Velasco. Lo bisa panggil gue Niel." ucap teman Nic yang satu lagi sambil tersenyum manis.

Dimi menerima uluran tangan Niel sambil tersenyum tak kalah manis. Bahkan wajah Dimi sampai tersipu dan sedikit memerah. Ben dan Nic saling berpandangan karena pegangan tangan Dimi dan Niel yang tak kunjung lepas.

"Ekhm. Tadi katanya lo mau kebawah?" ucap Nic yang menyadarkan Dimi.

Dimi menarik tangannya dan menjadi salah tingkah. Ia lalu memutuskan segera pergi daripada harus terkena kencing manis karena melihat wajah Niel yang sangat menawan itu.

---

"Wih, enak dong. Dikelilingi 3 brondong." ejek Josh pada Dimi saat mereka sudah selesai makan siang. Dimi baru saja bercerita bahwa ia bertemu dengan kedua teman Nic bahkan mengalami insiden buruk dengan Ben.

"Enak apanya, gue jadi makin berasa tua tauk."

"Nic tau soal insiden lo sama Ben?" tanya Josh.

Dimi menggeleng sebagai jawaban. Josh meliriknya dengan tatapan menggoda yang membuat Dimi mengangkat bahu seolah menanyakan 'apa?'.

"Jadi..." ucap Josh.

"Lo ngincer yang mana?" lanjutnya.

Dimi mengetuk kepala Josh sekali dan dihadiahi tatapan tak terima dari Josh.

"Sarap. Gue aja baru kenal mereka."

"Gue bukan nanya lo cinta sama yang mana, tapi lo ngincer yang mana oon."

"Hmmm, gue ngincar... Gak ada!" jawab Dimi yang membuat Josh tidak puas.

"Gini aja deh. Menurut lo mereka itu gimana?"

Dimi sedikit berpikir sebelum akhirnya bersuara.

"Mereka bertiga itu sama sih. Tingginya sama, bodynya juga hot semua."

"Kalo Nic itu nyebelin.."

"Tapi baik. Trus bibirnya merah gituu. Gue kadang gemes pengen nyipoknya."

"Kalo Ben sih.."

"Resek, gak tau malu, tapi gak tau juga sih kan gue baru kenal sehari."

"Dan Ben itu paling putih diantara mereka bertiga."

"Kalo Niel itu baik."

"Ramah."

"Senyumnya juga manissssss banget."

"Lo naksir Niel?" tanya Josh.

"Eh apaan. Gak kok gak. Kan lo minta pendapat gue tentang mereka, ya itu." jawab Dimi.

"Tapi diantara mereka bertiga, lo gak ada nyebutin kejelekan Niel." balas Josh.

"Itu semua karena gue belum tau apa kejelekannya. Namanya juga baru kenal sehari." kilah Dimi.

"Oke oke gue maklumin itu. Udah yuk balik udah abis nih jam istirahat."

"Iya iya."

----

Hey hey hey!

Ketemu lagi!

Di mulmed itu Benjamin Alves as Ben ya.

Ganteng? Hehe.

Jangan lupa tinggalin vote dan comentnya ya.

Thanks☺

Salam cium dari bibir yang tipis, Endewe.

I Love You, Bro!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang