Nic dan Niel berjalan menuju ruangan mereka. Sebenarnya, Nic berbohong pada Ben tentang liburannya itu. Ia hanya butuh menenangkan pikirannya.
Saat kau mengetahui kenyataan bahwa kau dan temanmu menyukai orang yang sama, apa lagi yang harus kau lakukan selain diam, seolah-olah menjadi orang bodoh yang tak tahu bagaimana caranya makan menggunakan sendok.
Nic membuka pintu dan mendapati tontonan yang sungguh! Sangat tidak ingin ia lihat sekarang. Setidaknya, kenapa secepat ini?
Nic berlalu meninggalkan Niel serta Ben dan Dimi yang baru saja menyuguhkan adegan romantis itu. Nic melihat secara langsung Ben yang sedang asik bercumbu dengan Dimi, oh rasanya ia ingin tenggelam ke dasar bumi sekarang juga.
Nic sampai dilantai paling atas kantornya, ia lalu duduk sembarangan dilantai yang berdebu karena lantai ini memang jarang digunakan. Nic menarik rambutnya kasar, merutuki kebodohannya. 'Kenapa tadi gue malah kabur sih, kalo kayak gini yang ada Ben curiga sama gue, ah bego'!'
"Ini kesempatan emas buat gue. Awas aja lo Mi, gue bakal bales perbuatan lo!" ucap seseorang lalu tersenyum licik kemudian meninggalkan tempat Nic berada.
--------------------------------------------------
"Kalian udah 2 kali ya kepergok kayak gini. Kalian tuh kayak binatang, mesum sembarangan!" teriak Niel.
Plak.
Sebuah tamparan mendarat di pipi Niel. Dimi lalu bergegas keluar dari ruangan itu sambil menyeka air matanya. Sementara Ben, hanya mematung seolah belum mencerna apa yang baru saja terjadi.
Setelah beberapa saat Dimi berlalu, Ben baru tersadar. Itupun karena Niel yang keluar dari ruangan dengan membanting pintu. Ia baru saja lepas kendali sehingga Dimi menjadi wanita yang buruk dimata Niel. Juga Nic. Dan apa tadi Niel mengatainya, seperti binatang?
Niel menyusuri jalan, mencoba mencari Nic. Niel memukul stir mobilnya. Berkali-kali Niel mencoba menghubungi Nic, tapi nihil. Tidak ada jawaban.
Niel tiba dirumah Nic. Setelah dua kali ia menekan bel, tak lama seorang ibu yang telah berumur membukakan pintu. Bu Nuri. Begitu biasa Nic dan Niel memanggilnya. Juga Ben.
"Bu, Nic nya ada?"
"Ada Den. Baru aja pulang."
"Niel langsung ke kamar nya aja ya Bu. Mari." ucap Niel lalu masuk dan menaiki tangga menuju kekamar Nic.
"Gue nyariin lo muter-muter kesana kemari, gue kirain besok bakal ada tahlilan dirumah ini." celetuk Niel saat mendapati Nic yang sedang duduk dibalkon sambil menyesap rokok. Terlihat rambut Nic yang sedikit basah pertanda ia baru saja selesai mandi.
"Kampret, lo ngedoain gue mati?" jawab Nic.
"Lo langsung ngilang kayak jin, gue kirain lo depressed dan bakal bunuh diri."
Nic menghisap rokoknya dalam, lalu mengeluarkan kepulan asap yang lumayan banyak.
"Gak lah, gue gak bakal bunuh diri gara-gara cewek."
"Ya mungkin lo gak bakal bunuh diri, tapi kalo gila kayaknya mungkin."
--------------------------------------------------
Salam cium dari bibir yang tipis, Endewe.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Bro!
RomanceCinta itu bukan tentang umur. Cinta itu bukan tentang materi. Cinta itu kepercayaan. Cinta itu saling mengasihi.