I Love You, Bro! (5)

11.9K 230 2
                                    

Nic dan Dimi melangkahkan kakinya masuk ke dalam restoran yang mewah ini, tempat yang Mac bilang akan menjadi tempat pertemuan mereka.

"Sekarang ini lo itu cewek gue. Gini tangannya. Nah gini." ucap Nic mengarahkan agar tangan Dimi menggandeng tangannya.

Dimi mengangguk perlahan lalu membuang muka. Nic mungkin tidak menyadari perubahan warna dipipi Dimi.

Degup jantung Dimi pun menjadi tidak beraturan. Padahal hanya tangan mereka saja yang bergandengan, tidak lebih.

"Aduh tenang Dimi tenang lo gak boleh keliatan terpesona atau dia bakal jadi besar kepala." batin Dimi.

Dimi sudah berusaha tenang sedari tadi. Nic yang datang menjemputnya tadi dengan menggunakan mobil saja sudah membuat Dimi susah bernafas. Pasalnya, Nic terlihat sangat keren dimatanya.

Rambutnya yang sedikit berantakan justru menambah nilai plus dimata Dimi. Dimi sempat minder dengan penampilannya yang biasa saja.

Ia hanya mengenakan dress selutut tanpa lengan berwarna pink. Tidak seperti Nic yang sangat wow. Terlihat dari setelan jas yang dikenakannya pasti berharga mahal.

Nic menarik kursi lalu mempersilahkan Dimj untuk duduk. Dimi mengucapkan terima kasih lalu duduk dan Nic duduk disebelah Dimi.

"Kita pesen duluan dulu aja gimana?" saran Nic.

"Boleh deh." sahut Dimi.

Nic melambaikan tangannya. Tak lama, datang seorang waitress yang siap untuk mencatat pesanan mereka.

10 menit.

Tampak pria dan wanita yang datang menghampiri meja mereka. Dimi yang sedang meminum jus jeruknya lalu sedikit mendongak karena pasangan tersebut tidak kunjung duduk.

"Duduklah. Bukankah kita memang akan dinner bersama?" ucap Nic membuka suara.

Mac mengangguk lalu menarik kursi yang akan Hilda duduki. Hilda tersenyum dan Mac membalasnya dengan kedipan mata.

Dimi mendengus kesal. 'Bisa-bisanya mereka seperti itu didepanku. Dasar kadal toilet. Ya cocoknya sama kecoak kayak wanita gatel ini." maki Dimi dalam hati.

"Sayang, kamu tidak memperkenalkan ku dengan temanmu ini?" tanya Nic.

Dimi tersenyum lebar lalu mengangguk. Ia meletakkan tangan kirinya diatas tangan kanan Nic lalu sedikit menggenggamnya. Nic membalas senyum Dimi lalu mengelus tangan Dimi dengan tangan kirinya.

"Nic, kenalin ini Mac dan Hilda. Mac, Hilda, kenalin ini Nic. Pacar gue." ucap Dimi dengan penekanan.

Nic lalu bersalaman dengan Mac dan Hilda. Mac menatap Nic dengan tatapan datar sementara Hilda tersenyum tidak jelas.

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Sepertinya saya pernah melihat anda." tanya Mac.

"Dia kan anaknya Pak Domi, yang tadi pagi perkenalan itu." jawab Hilda.

Mac yang sedang mengunyah makanannya lantas tersedak. Hilda menepuk bahunya lalu memberikannya segelas air putih.

"Jadi, anda Nic anaknya Pak Domi?" tanya Mac pada Nic.

"Benar sekali. Apakah anda mengenalnya?" jawab Nic.

"Sayang, Mac ini karyawan juga diperusahaan kamu." sahut Dimi dengan nada manja.

"Oh begitu. Senang mengenal anda, Mac." ucap Nic.

Mac hanya mengangguk. Mereka berempat lalu melanjutkan makan malam dalam diam.

"Sayang, kita pulang sekarang? Ini sudah malam loh." tawar Nic pada Dimi.

Dimi mengangguk lalu menerima uluran tangan Nic. Mereka pun pamit pada Mac dan Hilda lalu pergi sambil bergandengan tangan.

"Dimi, tunggu!" teriak Mac saat Dimi baru saja akan memasuki mobil yang pintunya telah dibukakan oleh Nic.

"Maaf, Pak Nic. Boleh saya berbicara dengan Dimi sebentar?" tanya Mac pada Nic.

"Tergantung pada Dimi saja." sahut Nic.

Mac menatap Dimi yang kelihatan berpikir.

"Baiklah. Sayang, aku tinggal sebentar ya. Mwah" ucap Dimi lalu bergegas mengikuti Mac.

Sementara Nic masih mengelus pipinya yang baru saja dikecup singkat oleh Dimi.

"She kiss me?" tanya Nic pada dirinya sendiri.

--

Hello ketemu lagi!
Maafnya kalo kependekan dan ga ngefeel, setidaknya aku udah berusaha :')
Oh iya mampir dong ke cerita one shoot aku yang judulnya "APA BISA?"
Jangan lupa kasi vote dan comentnya ya, biar aku lebih baik lagi.

Thanks.

Salam cium dari bibir yang tipis, Endewe.

I Love You, Bro!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang