Bab Enam

2.5K 287 15
                                    

"Selamat siang! Selamat siang dan selamat datang di 'Get The House' yang pertama kita adakan di Kota Bintang Jatuh. Kali ini saya, Hugo, akan mengajak kalian semua untuk menyaksikan kompetisi paling ditunggu di kota ini," ujar seorang pembawa acara yang dari microphone yang berada di ruangan balik kaca, di antara penonton yang sangat ramai, riuh, dan padat.

Di dalam stadion memang tampak seperti sebuah koloseum, tapi ukurannya sangat besar. Ada dua buah layar besar di ujung barat dan timur stadion.

"Disini saya sudah bersama tiga orang juri kita yang akan menentukan siapa yang akan menjadi pemenang di kompetisi ini. Yang pertama ada Tuan Wakaba. Selamat siang, Tuan Wakaba, dan selamat datang."

"Selamat siang juga, Hugo."

"Berikutnya, ada Nona Kawasaki. Selamat datang, Nona Kawasaki."

"Terimakasih, Hugo. Aku sangat senang bisa menjadi satu-satunya juri wanita disini."

"Sama-sama Nona Kawasaki. Dan yang terakhir adalah Tuan Heroine, selaku ketua penyelenggara. Selamat siang, Tuan. Saya sangat mengidolakan Anda."

"Ah, jangan membuatku malu seperti itu. Ini baru kali pertama kali aku menyenggalarakan lomba seperti ini."

"Hahaha! Kau terlalu rendah hati, Tuan Heroine. Baiklah, para penonton stadion, kompetisi 'Get The House' kali ini diikuti oleh tiga puluh dua tim dari seluruh daerah di Kota Bintang Jatuh. Dan di babak pertama hari ini adalah babak eliminasi dan akan di ambil sebanyak enam belas tim untuk bertanding di babak kedua."

Terdengar gemuruh penonton yang bersorak ria.

"Baiklah tanpa menunggu lagi, mari kita sambut ke tiga puluh dua tim yang akan mengikuti kompetisi 'Get The House'!!" teriak Hugo yang langsung diikuti sorak-sorai para penonton stadion.



***



White sangat gugup. Sebentar lagi dia akan masuk ke dalam lapangan stadion yang besar itu. Sekarang mereka berada di balik gerbang besar yang tertutup yang beberapa saat lagi akan terbuka.



"White, apakah kami sudah terlihat cantik?" tanya Reyori. White menoleh ke arahnya serta Jenna dan Angela yang berdiri di kedua sisi Reyori.



"Sudah! Kalian cantik kok."



Reyori tampaknya tidak puas dengan tanggapan White. Ia kembali mendandani dirinya.



Mendadak, seseorang memegang tangan kanan White. Anak itu menoleh dan mendapati wajah Mastrix yang tersenyum teduh padanya.

"Tidak perlu khawatir. Ini baru babak pertama. Kita pasti bisa melaluinya."

"Kau terlalu percaya diri. Bagaimana kalau kita kalah?"

"Kita pasti menang. Kita kan sudah berlatih keras selama ini. Kau juga sudah berlatih sangat keras dengan teknik pedang dan Necromancy-mu. Kita harus yakin dan optimis."

"Tapi aku gugup sekali."

"Tidak perlu merasa gugup. Kan ada aku yang selalu memberimu semangat."

White tersenyum lemah. Hatinya merasa sedikit ringan sekarang berkat dorongan semangat dari Mastrix. Dieratkannya pegangan tangannya pada tangan Mastrix. Ia sudah cukup siap sekarang.

Hingga beberapa saat kemudian, pintu gerbang di depan mereka terbuka. Mereka berjalan memasuki lapangan dengan begitu tenangnya. Lapangan itu tampak sangat luas dan megah.

"Ini dia tim Viva Squad!!" seru Hugo, sang pembawa acara. White sedikit kaget melihat luasnya lapangan stadion ini. Juga penonton yang tampak memenuhi seluruh tempat duduk yang bersorak-sorak memekakan telinga. Seperti sedang berdiri di atas panggung konser.

Secondary 2 (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang