Bab Delapan Belas

3.6K 364 92
                                    

Di sisi lain, Mastrix kini sedang bertarung melawan Colossus, Warrior melawan sesama Warrior. Inilah saat dimana keahlian memainkan pedangnya diuji.

"Terus serang aku sekuat yang kau mampu," kata Colossus di sela-sela pertarungan.

Mastrix lebih memilih untuk diam dan tidak membalas perkataan lawannya. Konsentrasinya tidak boleh pecah di saat-saat seperti ini.

Ia menyabetkan pedangnya ke kepala Colossus, tapi pria itu melakukan gerakan kayang untuk menghindarinya. Mastrix tidak hilang akal. Ia memainkan pedangnya dengan gerakan zig-zag ke kiri dan ke kanan, dan Colossus bisa menangkisnya dengan pedang dengan gerakan saling silang.

Tapi mendadak sepercik bola sinar berwarna kuning muncul di antara kepala mereka berdua lalu meledak dengan sangat keras hingga Mastrix dan Colossus terpental kuat dan tersungkur dengan tubuh bersimbah darah.

"Mastrix!!" teriak White histeris. Bibirnya bergetar ingin menangis melihat tubuh Mastrix yang tergeletak tak berdaya. Ia berlari ke arah Mastrix. Namun tubuh Mastrix langsung menghilang, sama halnya dengan tubuh Colossus.

White menoleh Eclipse yang tengah bertarung dengan Angela. Pria itu bisa membaca mantra ledakannya sambil bertarung. Tapi bagaimana bisa ia membunuh teman satu timnya sendiri hanya untuk membunuh Mastrix?

"Bangsat!!" umpat White lalu melirik pedang katana milik Mastrix yang tertinggal tepat di samping kakinya. Diambilnya pedang itu dengan mantap. Sekarang tinggal dirinya, Angela dan Reyori yang masih bertahan hidup. Dan di antara mereka bertiga, hanya dirinya yang malah berdiri sendiri dari kejauhan dengan konyol sambil memegang tongkat sihir.

Sekarang saatnya ia melakukan sesuatu dan bergerak di garis depan bersama Angela dan Reyori. White mengangkat pedang katana milik Mastrix itu setinggi dada dengan kedua tangan setelah memasukkan tongkat sihir ke dalam tas pinggangnya. Ia belum pernah bertarung dengan menggunakan katana sebelumnya. Namun ini bukan saat yang tepat untuk berdiam diri.

Langsung saja White berlari ke arah Eclipse sambil menghunuskan pedangnya. "Kak, minggir!" seru White. Angela melirik ke belakang sedikit ketika ia sedang bertarung melawan Eclipse. Ia terbelalak dan langsung bergeser sedikit dan mundur selangkah ketika White sudah tinggal beberapa meter saja dari Eclipse.

Nahas, Eclipse langsung merapal mantra ledakan yang cukup besar ketika mereka bertiga dalam jarak yang sama.

BLAAARRR!!!

Angela, White dan Eclipse terpental dan jatuh terseret beberapa meter. Kedua tangan mereka bertiga penuh dengan luka akibat ledakan barusan. Pedang katana yang dipegang White terlempar entah kemana, sedangkan tombak naginata milik Angela patah menjadi dua dan tidak bisa ia gunakan lagi.

"Teman-teman! Bertahanlah! Akan ku bantu kalian setelah aku berhasil menghabisi wanita gila ini!" seru Reyori yang sedang bertarung dengan tangan kosong melawan Sarasvati.

"Jangan terlalu yakin dulu!" balas Sarasvati saat Reyori lengah. Ia menangkis kedua tangan Reyori yang akan memukul bagian kepalanya lalu menendang perut Reyori dengan keras hingga ia jatuh terjengkang ke belakang. Reyori memegangi perutnya yang sangat sakit.

Wajahnya sudah banyak luka lebam di beberapa bagian, darah juga mengalir dari luka di atas alis kirinya. Sedangkan Sarasvati hanya tampak berkeringat saja. Sepertinya keahlian Reyori dalam bertarung dengan tangan kosong masih kalah jauh dengan Sarasvati.

"Bagaimana, pelacur? Apa kau masih ingin sesumbar lagi dan berkata kalau kau akan menghabisiku? Ku rasa aku harus menghancurkan mulutmu dengan tanganku terlebih dahulu sebelum kau berbicara hal konyol seperti itu lagi," hina Sarasvati sambil berkacak pinggang.

Secondary 2 (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang