Bab Dua Belas

2.2K 269 25
                                    

"Kamu gila ya?!" seru Tenggara yang mulai tidak tahan begitu Alex sudah duduk di belakang kemudi dengan diam seperti menahan emosi. Alex menoleh pada Tenggara dengan pandangan berkilat-kilat menakutkan.

Tenggara langsung menunduk, tidak kuasa menatap mata Alex yang tampak menyeramkan.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu. Makanya tadi pagi aku ingin mengantarmu, karena aku tidak bisa membicarakannya dirumah."

Tenggara memandang ke jendela mobil. "Memangnya apa yang ingin kau bicarakan padaku sampai-sampai kau bertingkah berlebihan seperti ini?"

"Tapi kau harus janji, tidak akan pernah membenciku dan menjauhiku."

"Itu semua tergantung dengan topik dan inti pembicaraan."

"Kalau begitu aku tidak akan bicara apapun padamu."

"Kalau kau tidak ingin bicara apapun, aku akan keluar dari mobil sekarang juga!" gertak Tenggara sambil memegang gagang pintu mobil.

Alex langsung menahannya. "Tunggu! Jangan keluar, ku mohon!"

"Untuk apa gunanya aku berada disini?"

Geraham Alex bergemeletuk. "Baiklah, baik! Aku akan membicarakan sesuatu padamu, dan ku harap kau tidak akan marah padaku."

Tenggara memutar bola matanya. "Bisakah kita langsung masuk ke inti pembicaraan saja?"

Alex mengangguk patuh sambil membasahi bibir dengan lidah. "Aku sudah tahu kalau kau bermain game Secondary."

"Tentu saja. Kau pasti melihat konsol GS-ku di atas meja di dalam kamarku."

Alex langsung menyanggah. "Aku tahu kalau kau adalah White."

Tenggara terbelalak sambil menoleh cepat ke arah Alex.

Bagaimana bisa anak ini........

"Ayahku adalah kepala kantor cabang game Secondary di Indonesia. Aku sudah melacak semua hal tentang dirimu di dunia nyata."

Tenggara masih belum bisa berkata apa-apa.

"Aku adalah Rafter."

Jantung Tenggara seperti ingin melompat keluar begitu mendengar kalimat Alex yang terakhir. Namun Tenggara malah tertawa hambar berusaha untuk mengendalikan dirinya sendiri. Sepertinya Alex sedang bergurau.

"Hahaha. Lucu sekali. Ayahmu kepala kantor cabang dan kau adalah Rafter. Rafter kan karakter NPC, dia bukan pemain asli. Kau jangan membicarakan sesuatu yang omong kosong deh. Aku tidak akan mempan dengan tipuan seperti itu."

"Lantas bagaimana aku bisa tahu kalau kau adalah White?"

Tenggara merenung sebentar. "Siapa tahu diam-diam kau sudah mencoba memakai konsol GS milikku."

"Konsol GS hanya bisa dipakai oleh pemilik yang asli. Jadi tidak akan bisa dibajak orang lain."

Skak mat!

Tenggara tidak bisa memprotes apapun lagi. "Tapi bagaimana mungkin kau bisa jadi Rafter?"

Alex menghembuskan napas panjang. "Aku lega kau tidak marah padaku."

"Hei! Itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan pertanyaanku barusan!"

"Iya, iya. Biar aku jelaskan pelan-pelan, Tenggara, sambil menyetir mobil menuju rumah."

"Tidak! Aku tidak mau langsung pulang ke rumah. Aku ingin menjenguk temanku sekarang!" Tenggara sudah terlalu penasaran.

"Baiklah, kau beritahu rute ke rumah temanmu. Jadi begini ceritanya. Dulu, Rafter memang seorang karakter NPC. NPC yang sangat unik karena sifatnya yang.... seperti itu, kau tahu sendiri kan? Jadi aku tidak perlu menjelaskan mengenai Rafter dengan rinci."

Secondary 2 (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang