Perlahan namun pasti tidak selalu berakhir manis
***
Alam terbangun akibat hentakan yang sangat keras. Ia kemudian memperhatikan sekitar dengan sesama. Di sampingnya duduk Alexander yang sedang tertidur menggunakan penutup mata. Kemudian wajah tidurnya menghadap ke arah Alam. Alam segera mengarahkan wajah tidur itu ke arah lain sebelum melihat keluar jendela kecil berbentuk kotak. Di balik jendela itu terlihat pemandangan daratan dari atas.
"Benar juga. Aku pergi ke Inggris."
Dalam 14 jam, Alam sudah tertidur dua kali sejak berangkat dari Jakarta. Ia tidak pernah merasakan penerbangan yang sangat lama seperti ini. Ia bahkan tidak bisa merasakan bokongnya sama sekali.
"Pemandangan London dari atas."
Alam langsung menoleh ke arah Alexander di sampingnya. Alexander sedang membuka penutup matanya sambil mengelap air liurnya yang keluar.
"By the way, kenapa kita ke London?" tanya Alam sambil kembali melihat ke luar jendela.
"Karena ketua serikat cabang Alchemist sudah sepuh, aku ingin mempromosikan mu."
"Aku tidak tertarik dengan jabatan itu. Bisa tidak carikan aku pekerjaan yang tidak terlalu berat?"
"Ayolah. Bukannya kau ingin kembali?"
"Aku pikir aku bisa kembali bekerja menjadi penjaga dokumen penting di Berlin. Seperti dulu."
"Kenapa kau harus kembali ke sana jika kau bisa mendapatkan pekerjaan lebih hebat di London?"
"Berlin mempertemukan kita bertiga, dan di sana adalah tempat kita memulai perjalanan."
Alexander langsung mengingat masa dimana dia masih muda. Ia bertemu Alam di Universitas dan mereka langsung tau jika berbeda Koloni. Mereka langsung akrab dalam beberapa hari. Setelah itu mereka bertemu Stewart. Pertemuan itu seperti terjadi kemarin bagi Alexander.
Alexander mulai menceritakan cerita yang bernostalgia bagi Alam. Ia bercerita tentang masa lalu bagaimana mereka meneliti sesuatu dan tertarik untuk mencari tau lebih jauh. Cerita dari Alexander terus belanjut hingga mereka keluar dari bandara dan memberhentikan taxi.
"Kita berhenti mencari saat sampai di laut mati." Ujar Alam sambil masuk ke dalam taksi dan menaruh tasnya di pangkuannya.
"Perang terjadi setelah itu. Kita masuk kubu putih dan berusaha menghentikan perang."
Alexander masuk bersamaan dengan pintu taksi di tutup oleh sang supir. Alexander membungkukkan badan untuk berterimakasih. Mereka saling diam saat taxi mulai berjalan. Pemandangan langsung berubah saat mobil keluar dari bandara Internasional London Heathrow. Belum banyak bangunan dan jalanan hanya dihiasi pohon-pohon besar.
"Walaupun masih bulan September, cuaca mulai dingin. Benar-benar daerah subtropis." Alam memulai basa-basi.
"Cuaca di London tidak menentu."
Dalam beberapa menit, taxi yang di tumpangi Alam dan Alexander berhenti. Mereka berdua turun di trotoar dan membayar taxi. Alam mulai merenggangkan tubuh. Ia lupa merenggangkan saat masih di bandara.
"Dimana kita?" tanya alam sambil menenteng tas besar.
"Longtown. Kau tidak akan menemukan kota ini di peta. Ini kota tersembunyi untuk ketiga koloni wilayah London" Jawab Alexander sambil menaiki tangga sebuah bangunan besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Drop]Alchemist, Witch, Esper: Project Uniting [Battle Through The Sky]
FantasyAku membuat banyak kesalahan. Aku telah membuat banyak dosa. Banyak kejahatan yang telah aku lakukan. Dunia mungkin tidak menginginkan ku hidup tapi, aku di beri mukjizat. Aku tidak bisa mati. Sejauh apa waktu berjalan hingga berada di titik di...