Rasa rindu yang bercampur kesedihan membuat mulut sulit merangkai janji besar.
***
Hari itu sudah cukup larut untuk berpergian ke negara lain. Bagi Elsea, hal seperti itu jarang ia lakukan dan mungkin ini pertama kalinya ia berpergian ke negara sebelah setelah meminta absen seminggu dari guru. Kejadian menimpanya kali ini benar-benar tidak di duga dan hampir membuatnya berpikir jika ini hanyalah mimpi.
"Elsea, kau sudah membawa barang-barang mu?"
Elsea yang duduk di tangga depan asrama putri menoleh ke samping dan melihat Agnes yang mengenakan seragam guild Prototype. Seragam itu adalah model lama dari seragam guild sekolah persiapan Northam. Mantel dengan penutup kepala berwarna merah dan warna hitam pada badan mantel dengan beberapa garis putih di lengan dan samping mantel yang panjangnya hingga ke lutut.
"Aku siap."
Elsea berdiri sambil membawa ransel yang berisi satu pakaian ganti dan mulai berjalan. Ia tidak tau apa yang harus ia bawa saat kembali ke rumah selain satu setel pakaian ganti. Ia baru beberapa bulan meninggalkan rumah untuk menimba ilmu. Sekarang ia di landa kebingungan dan perasaan was-was.
"Agnes, bisa jelaskan kenapa aku harus ikut? Bukannya lebih aman tetap tinggal di sini?"
Elsea bertanya seperti itu saat mereka baru saja keluar dari halaman asrama wanita dan menuju gerbang keluar sekolah.
"Ini permintaan ayahmu, Elsea. Tampaknya beliau tidak merasa aman jika kau tetap di sekolah."
"Seharusnya kau tidak perlu menganggapi perkataan orang tua itu."
Elsea ingin mengatakan hal itu, tapi ia tidak ingin menambah masalah. Ayah yang di sebuat Agnes adalah adik dari ayahya. Ia benci orang itu. ketamakannya membuat Elsea tidak betah di sana dan memilih pergi.
"Seharusnya kau bersyukur masih memiliki ayah yang khawatir tentangmu."
"Ya. Aku tau."
Mereka sampai di gerbang masuk sekolah selama percakapan singkat mereka. D i sana sudah menunggu seluruh anggota dari Guild Prototype. Jumlah mereka ada 6 orang di tambah dengan Agnes. Mereka yang menunggu kedatangan Elsea menatap dengan tatapan santai seperti berusaha membbuat Elsea nyaman dengan keadaan yang membingungkan ini.
"Karen, persiapkan teleportasi."
Lucy langsung memberikan perintah sesaat setelah Elsea sampai. Wanita bernama Karen langsung mengeluarkan buku besar dan tebal dari balik mantelnya. Buku itu langsung terbuka dengan cepat dan di kelilingi cahaya kebiruan. Buku itu berhenti membalik halman bersamaan dengan muncul lingkaran sihir yang mengelilingi semua orang di sana.
Buku yang di pegang Karen adalah buku sihir. Setiap witch memiliki satu buku sihir yang di gunakan sebagai menyerap mana yang besar dan di gunakan untuk membentuk sihir yang memerlukan tenaga yang besar. Walaupun sudah ada tongkat sihir atau benda lainnya yang bisa menyerap mana dan mengubahnya, tapi tetap saja buku sihir di gunakan untuk menyerap lebih mana. Contohnya sihir teleportasi dengan membawa banyak orang. Di butuhkan kekuatan mana yang sangat besar untuk digunakan.
"Sihir teleportasi tingkat lanjut. Tujuan Hamburg, Jerman, 1354 kilometer. Penyerapan mana stabil, all green. Memulai teleportasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Drop]Alchemist, Witch, Esper: Project Uniting [Battle Through The Sky]
FantasiaAku membuat banyak kesalahan. Aku telah membuat banyak dosa. Banyak kejahatan yang telah aku lakukan. Dunia mungkin tidak menginginkan ku hidup tapi, aku di beri mukjizat. Aku tidak bisa mati. Sejauh apa waktu berjalan hingga berada di titik di...