Suara masa lalu yang mengikat kenangan menyedihkan dan selalu datang kembali.
***
Kemarin malam, Alam tidak bisa menutup matanya untuk istirahat. Saat ia menutup matanya, bayangan akan kengerian perang menariknya kembali. Tangan-tangan para korban perang membawanya dari mimpi sehari-harinya menjadi kenyataan. Ia bahkan berusaha meminum obat tidur, tapi itu menambah suara jeritan korbannya.
Di tengah penderitaan yang tidak berujung itu, suara kayu yang di ketuk pelan terdengar nyaring. Jika Alam perhatikan baik-baik, suara itu tidak berasan dari pintu masuk untuk para pasien melainkan dari pintu belakang. Ia membiarkannya dan berpikir jika itu adalah suara kucing atau tikus yang berusaha masuk. Tapi suara ketukan itu terus berulang-ulang hingga membuat Alam kesal.
Dengan langkah keras yang langka di keluarkan, ia berjalan ke arah pintu belakang dengan emosi memuncak. Ia sampai di pintu belakang dan membukanya. Seketika emosinya mereda dan berubah menjadi ekspresi kaget. Ia melihat teman lamanya terluka dan pakaiannya sudah tidak berbentuk.
"Malam, kawan lama."
"Alexander?"
Angin yang berhembus malam itu cukup dingin untuk menyadarkan Alam jika yang ada di depan matanya saat itu bukanlah khayalan. Ia segera membawa masuk Alexander menuju ruang perawatan. Ia membaringkan tubuh penuh luka bakar itu di kasur sebelum kembali ke belakang untuk menutup pintu.
"Apa yang terjadi?"
Alam mulai mengambil anti biotik di lemari obat dan beberapa perban dan kapas.
"Aku sedang mengejar Stewart."
Alam baru saja membuka botol anti biotik saat mendengar nama orang itu. mengingat nama itu saja membuat Alam mengingat masa lalunya lebih banyak. Kegelapan dan kebahagiaan bercampur aduk. Ia seperti melihat ke dalam kotak pandora yang di penuh kebahagiaan dan kesedihan dalam waktu yang bersamaan. Sekarang kotak pandoranya terbuka tanpa ia ketahui dan mengeluarkan muntahan kesedihan dan kegelapan yang kental.
"Apa yang dia lakukan di sini?"
Alam mulai mengobati luka bakar Alexander. Melihat itu Alexander tampaknya melihat pikiran Alam.
"Alam, kau tidak bisa meninggalkan dunia Alchemist begitu saja."
Itu adalah kata-kata yang tidak ingin di dengar oleh Alam.
"Aku bertanya kenapa Stewart ada di sini. Jangan alihkan pembicaraan."
"Dia membunuh 4 orang sekaligus malam ini. Salah satunya orang tua dari anak bernama Adam."
"Anak yang malang."
Alam sedikit sedih mendengar itu. Kedua orang tua Adam sangat baik padanya. Ia belum sempat membalas kebaikan mereka.
"Apa tujuan Steward?"
Alam selesai mengobati Alexander dan mulai meraih kursi di dekatnya untuk ia duduki.
"Kemungkinan batu philosopher."
"Aku bisa menebak apa yang jadi tujuannya. Kau pasti kerepotan."
"Itulah kenapa aku menghampirimu. Aku membutuhkan mu. Kembalilah."
Alam langsung menundukkan kepala dan menahannya dengan kedua tangan saling bertautan. Ia tidak menyangka arah pembicaraan ini bisa sampai kesana. Ia hanya penasaran dengan Stewart. Obat tidur dan mimpi buruk membuat pikirannya kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Drop]Alchemist, Witch, Esper: Project Uniting [Battle Through The Sky]
FantasyAku membuat banyak kesalahan. Aku telah membuat banyak dosa. Banyak kejahatan yang telah aku lakukan. Dunia mungkin tidak menginginkan ku hidup tapi, aku di beri mukjizat. Aku tidak bisa mati. Sejauh apa waktu berjalan hingga berada di titik di...