16 : Honeymoon

905 53 0
                                    

Pagi yang cerah, mengawali pasutri yang manis, atau mungkin aneh. Mereka sedang menyiapkan diri untuk honeymoon pertama mereka. Jam menunjukkan pukul 7 lewat 5 menit, sedangkan mereka ke bandara harus sebelum jam 8.

"Apa ada yg ketinggalan, oppa?" Tanya Haneul sambil merapikan penampilannya .

"Kurasa semuanya sudah cukup. Kau sangat cantik, sayang," puji Luhan mendekati istrinya yang sedang merona.

"Ayo, kita berangkat."

Akhirnya mereka tiba di Incheon airport. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 lewat 40, tidak buruk. Dan pesawat akan lepas landas 20 menit lagi.

***

"Wah, indah sekali," ucap Haneul sambil memandangi keadaan kota di Negara Mexico dari jendela kamar hotel tersebut.

"Kau menyukainya?" Tanya Luhan sambil menatap wajah cantik istrinya itu.

"Tentu saja" jawab Haneul sudah berganti baju dengan baju tidurnya sambil membuat minuman yang sudah disiapkan di kamar hotel.

Entah mereka sekarang lebih kaku, mungkinkah mereka membayangkan sesuatu atau karena mereka malu.

"Istirahatlah, besok kita akan jalan-jalan, aku akan menyusul," perintah Luhan tanpa menatap Haneul yang sangat menggoda iman siapapun yang melihatnya.

"Nde, jaljayo oppa," jawab Haneul sambil menutup seluruh badannya dengan selimut.

Luhan pun hanya menghembuskan nafasnya dengan keras.

Dia sedang menguji imanku saat ini gumamnya.

Keesokan harinya, mereka telah bersiap. Haneul memakai dress di bawah lutut berwarna biru muda polos dan memakai topi bundar, tas kecil, juga sepatu sandal bewarna merah cerah. Sedangkan Luhan memakai kaos putih berlapis kemeja pendek bewarna putih, sandal coklat pekat, juga di lehernya ada sebuah kamera dslr, sangat serasi, bukan?

Mereka mengelilingi tempat-tempat wisata seperti di museum Paseo De La Reforma, dan membeli berbagai macam aksesoris di pasar tradisional.

Selama di perjalanan Luhan tidak melepaskan genggamannya dari tangan Haneul, seakan takut Haneul pergi menghilang darinya.

Mereka menyempatkan waktu itu dengan berfoto bersama sampai hari menjelang sore.

"Ayo kita ke pantai! sebentar lagi matahari terbenam, oppa! Aku ingin sekali memandangnya bersamamu..." ucap Haneul kegirangan dan langsung terdiam setelah menyadari perkataannya yang terakhir.

Luhan mendekatkan mukanya sambil tersenyum membuat Haneul semakin malu.

"Bisa kau ulangi? Aku tidak mendengarnya?"

Haneul hanya cengengesan menggaruk lehernya yang tidak gatal itu dan mencoba menutupi wajahnya yang sudah memerah.

"Emm.. maksudku ayo kita ke pantai matahari akan terbenam, pasti menyenangkan," jawab Haneul sedikit menjauhkan wajahnya dari Luhan yang sedang menggodanya, "Tidak ada namanya siaran ulang tuan Luhan." Lanjut Haneul.

"Geurae, kajja!" Ajak Luhan sambil menarik tangan Haneul dan menggenggamnya erat.

'Saranghae' batin mereka masing-masing.

Setibanya di pantai, Haneul langsung berlari mendekati ombak pantai yang membuatnya tertawa girang.

Luhan pun menatapnya sambil tersenyum lebar. Tidak lama matahari mulai terbenam membuat Haneul menghentikan aktivitasnya.

"Omo! Oppa, kesini duduk disini," ucapnya sambil menepuk pasir yang berada di sampingnya.

"Indah sekali," gumam Haneul asik memandangi indahnya pemandangan di pantai itu.

Haneul tidak sadar kalau Luhan sedang menatapnya bahkan mengaitkan salah satu tangannya di pinggang Haneul.

"Luhan oppa," panggil Haneul dan memandang Luhan yang sedang menatapnya itu.

"Aku sungguh sangat sangat mencintaimu, Istriku. Aku merasa sudah gila karena terlalu memikirkanmu tanpa henti, mencemaskanmu berlebihan, dan jantungku berdetak sangat cepat ketika aku melihatmu. Bisakah kita bangun rumah tangga kita dengan senang hati? Bisakah kita menghadapi masalah kita nanti berdua? Dan maukah kau menjadi pendampingku untuk anak cucu kita selamanya? Sekali lagi.. Saranghae Park Haneul." Ucap Luhan dengan lantang dan menatap Haneul lekat.

"Terimakasih untuk cintamu selama ini," Haneul mencium kedua mata Luhan.

"Geurae, kita hadapi bersama-sama." Lanjut mencium hidung Luhan.

"Nado Saranghae Xi Luhan." Terakhir Ia mencium bibir Luhan dan mengaitkan kedua tangannya di leher sang suami.

Tiga kali sentuhan dari Haneul itu membuat mata Luhan terbelalak lebar sekaligus shock hebat seakan jantungnya sudah keluar dan berhenti bernafas.

Hari ini, di tempat ini, di saat matahari terbenam, di atas pasir putih ini, dan di negara Mexico, Haneul resmi menerima cinta seorang Xi Luhan.

---

Malamnya sesudah mereka makan malam di pinggir pantai, mereka memutuskan untuk kembali ke hotel karena terlalu lelah berkeliling hari ini.

Haneul dan Luhan tiba di depan pintu hotel, mereka melihat ada sebuah kotak berpita yang ditujukan untuk Haneul.

"Jangan dibuka, aku takut isinya bom atau teror untukmu," cegah Luhan.

"Kau berlebihan Oppa, Ayo masuk."

Haneul masuk ke kamar mandi tidak lupa ia mengamati kotak tersebut dan mendapati secarik surat.

Pakailah barang ini, semoga kau menyukainya.

-jangan tanyakan siapa-

Syok. Yang benar saja kotak itu berisi lingerie bewarna merah cerah yang sangat menggoda.

"Mereka merencanakan ini semua,"

Haneul tersadar sudah tugasnya untuk menyerahkan semuanya untuk Luhan.

'Aku siap'

Haneul keluar dengan baju mandinya. Luhan tidak melihatnya karena sedang asyik main game. Dasar kekanakan rutuk Haneul.

"Hannie Oppa"

"Ya?"

"Cepat mandi sana, bau badanmu tercium sampai sini"

Luhan merasa tersindir. 'Dasar blak-blakan, untung cinta' batin Luhan.

"Arraseo"

---

Luhan selesai mandi dan hanya memakai boxer saja dan langsung mendarat ke tempat tidur untuk tidur nyenyak.

Haneul terdiam, saat kedua lengan Luhan merangkul Haneul yang hanya memakai baju tidur tipis itu.

Luhan menegang begitu juga Haneul gemetar.

"Kotak hadiah itu berisi pakaian tipis yang kupakai sekarang," ucap Haneul berbisik memecahkan ketegangan.

"Izinkan aku untuk memilikimu malam ini, Istriku"

"Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

------

TBC

Akhirnya......

STRONGER | xi luhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang