day 100
hari ini aku dan jongin akan mengunjungi makam ibu kai yang terletak di daerah busan.
rencananya kami akan kesana memakai mobilnya dia yang di supiri olehku karena ayahnya yang meminta.
~~^~
sepulang jam kampus, aku langsung menuju rumah kai menggunakan bus
setengah jam lamanya aku menunggu bus di halte dan akhirnya bus berwarna biru itu datang.
kulangkahkan kakiku masuk kedalam dan meletakkan kartu bus umumku untuk pembayaran.
di jalan aku hanya berfikir tentang jas yang telah dilakukan oleh ibu kai kepadakuㅡ maksudku pada kami semua.
beliau adalah ibu yang baik dan sabar. Pada saat masa SMA jongin sering kali di panggil oleh kepala sekah karena ulahnya yang keterlaluan.
dan saat itu juga ibunya banyak berkorban menyelamatkan jongin yang hampir di keluarkan
ayahnya yang juga marah besar karena jongin yang seperti itu ingin memindahkan jongin namun ibunya memaksa dan memohonㅡ dia takut jongin tidak terbiasa dengan tidak adanya kami.
semenjak ibunya divonis terkena penyakit parah sikap jongin berupah 180 derajat.
yang tadinya playboy, gangster, tukang pembuat ulah kini menjadi jongin yang sekarang.
jongin yang sekarang lebih rapih dan ramah bukan jongin yang dulu berantakan dan terkesan 'arogan'
●ㅡ●
setibanya di rumah jongin, aku langsung di sambut oleh ayahnya yang sedang sibuk menguris bunga di taman.
ya- ayahnya memang hobi bercocok tanam, jangan heran kalau di rumahnya banyak sekali tanaman hias yang bagus.
dia meletakan pot untuk menyiram bunga dan menuju ke dalam
menyerahkan kunci mobil ferrari merah itu padaku.
"kau tolong jemput jongin dulu ya, supaya lebih cepat"
aku segera memasuki mobil dan menuju kampus jongin dengan mobil mewahnya ini.
saat aku tiba di lapangan kampusnya yang luas beberapa pasang mata melihat kearahku seakan berkata bahwa "astaga lihat! dia anak orang kaya!".
karena tatapan orang yang membunuh itu, akhirnya aku menelepon jongin
"hey kau ada dimana?"
"aku sedang ada di koridor lantai 2 kenapa?"
"tolong ketempat parkir sekarang aku sudah sampai. banyak orang yang melihatku"ㅡ ujarku setengah berbisik
"baik aku akan kesana"
tak lama kemudian dia datang dengan kemeja kotak birunya dibalut dengan jeans biru.
saat dia masuk ke dalam mobil aku langsung mencium aroma yang sangat..err.. 'menusuk'
"ehm jongin, parfum apa yang kau pakai?"
"parfum yang beraroma cool fresh"
"astaga wanginya sangat menusuk"
dengan idiotnya dia mengendus sendiri bajunya yang aku bilang 'menusuk'
aku kembali fokus mengendarai mobil jongin saat tiba tiba aku ingat akan sesuatu
"tunggu, apa kau tidak membeli bunga dulu?"
Dengan tampang idiotnya dia memasang senyum seperti orang bodoh sambil menggaruk kepalanya yang aku jamin tidak gatal
"Oh hehe aku lupa"
Dengan malas aku memutar balik mobil menuju deretan toko-toko bunga yang terletak cukup jauh dari pemakaman.
Sesampainya di toko kami turun dari mobil
"Selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu?"
Kata pelayan wanita tua itu ramah dengam tudung kain di kepalanya
"Ehm, aku ingin membeli sebuket bunga baby's breath dan juga mawar merah"
Setelah ajhumma itu membungkus dan di bayarkannya kami segera balik arah menuju tujuan awal.
..
Disinilah kami sekarang
Duduk di depan batu nisan yang tertuliskan nama dari ibu jongin
Perlahan dia meletakkan bunga itu di depan batu nisannya
Sambil sedikit terisak mengingat masa lalu dia berkata dengan lirih
" halo ibu..
Apa kabarmu disana? Aku disini baik-baik saja. Ibu tak usah khawatir padaku
Chanyeol selalu membantuku ibu, ayah juga pulang lebih awal
Ibu..
Aku merindukanmu
Sungguh aku masih tidak percaya akhirnya akan seperti ini
Tapi aku percaya
Bahwa inilah kehendak Tuhan
Mungkin Tuhan lebih sayang pada ibu dibandingkan aku
Ibu..
Terima kasih
Sudah menjadi ibu terbaikku
Kau adalah ibu terhebat yang pernah ada
Aku sungguh bangga mempunyai ibu sepertimu
Terima kasih sudah berjuang menyelamatk, membesarkanku, merawatku
Terima kasih..
Aku memang anak yang nakal tapi kau tidak pernah marah padaku sekalipun ayah benar benar marah besar
Terima kasih ibu..
Aku sayang ibu"
--;-;
Butiran air mata jatuh membasahi batu nisan itu. Dengan badan yang bergetar jongin terus saja terisak.
Dengan perlahan aku menepuk punggungnya dan mengusap perlahan
"Ibumu adalah wanita yang hebat jongin"
"Ya aku tahu itu"
Katanya sambil menengok cepat ke arahku dan berbalik lagi
"Aku tahu ibumu sudah ada disana. Percayalah pada Tuhan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship (ChanBaek Fanfiction)
FanfictionMereka berteman sejak lama. Namun seketika semua berubah semenjak Baekhyun harus pindah ke Paris