Baekhyun POV
Setelah kami menyelesaikan semua test sekolah terasa begitu lega saat menyadari sebentar lagi kami akan lulus.
Namun...
Aku menyimpan satu hal
Aku harus pergi ke Paris setelah selesai perpisahan karena pekerjaan ayahku yang berpindah.
Aku ingin menyimpan semua supaya mereka - teman-temanku tidak khawatir.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>©
Saat ini aku mencoba untuk bersikap biasa kepada temanku agar mereka tidak curiga. Seperti biasa, Kai langsung menghampiri aku dan Chanyeol di kelas Chanyeol
"Dasar wanita tidak tau diri! Dia malah membohongiku. Lihat saja aku akan membuatmu menderita kehilanganku"
Kami melihatnya aneh seakan berbicara
"Ada apa denganmu? Apa kau baik saja?"
Namun dia terus berjalan mendekati kami, pada saat dia sudah dekat maka...
Brakkkk..
Suara dobrakan keras muncul dari meja kami. Dia mendobrak meja kantin dengan lenuh emosi dia terus marah.
Semua mata tertuju pada kami. Tersadar, kami menutup mulutnya yang begitu cerewet dan membawanya menuju lapangan basket.
@@lapangan basket.
"Kai! Ada apa lagi denganmu? Kau diputuskan oleh yeojachingumu?" teriakku sambil memegang erat pundakknya.
Kai tampak tidak menjawab namun dia terus mengacak rambutnya frustasi
"Lihat saja kau nanti!" teriaknya melemparkan sebuah batu kecil ke dalam ring.
Sungguh
Ini
Sifat yang
Kubenci dari Kai
Dia selalu saja marah tanpa ada alasan yang jelas dan lebih BURUK nya lagi dia marah
Dan ingin kita tau keadaannya tapi dia TIDAK bercerita pada kami.
Sungguh lelaki yang aneh..
Setelah 30 menit dengan amarah yang sangat tidak jelas(?) dia berhenti marah seperti anak kecil dan mulai masuk ke dalam kelas.
Seperti hari biasa diikuti oleh 2 orang lainnya kami di kelas
Hanya kami bertiga memainkan gitar sambil bernanyi di antara keramaian acara pentas seni dan class meeting.
Karena kami yang sudah bosan, lalu pindah ke ruang musik yang terletak di lantai 2. Chanyeol yang langsung menyambar drum, kai yang bermain gitar dan aku yang bernyanyi.
Tak lama kemudian, satu persatu orang datang ke ruang musik untuk melihat aksi kami (kok kaya ngamen/?). Semua orang yang ada disana terlaut dalam setiap dentuman musik yang melarutkan
Aku yang menuntun satu siswa ke atas panggung dan bernyanyi bersama.
Sebenarnya aku sangat senang masih punya kenangan yang manis selama di sekolah.
Kami perlahan mulai bernyanyi bersama layaknya konser suatu band dan.
-1 jam berlalu-
Aku berjalan di ruang loker yang gelap, karena memang semua lampu sudah di matikan.
Menaruh sepucuk surat kenangan terakhir dariku disetiap loker yang ada. cepat berlari keluar sebelum ada seseorang yang mengetahuinya.
Aku menghampiri dua bocah idiot yang selalu bersama. Mereka lalu menatapku dengan tatapan "mematikan" maksudku, seperti tampang yang dibuat layaknya mereka imut padahal tidak sama sekali dengan memekan ice cream cone yang ada di tangan mereka dan beberapa sisanya masih ada di sudut mulut.
"Ini milikmu" kata Kai menyerahkan sebuah ice cream vanilla padaku.
Kami memakakannya seperti bocah umur 5 tahun kehilangan ibunya di suatu taman bermain. Melihat orang berjalan mondar mandir sambil asik menjilat ice cream kami.
Kringg.. Kringg... Kringg..
Suara bel pulang berbunyi.
Kami berjalan santai bertiga sambil hari ini adalah giliranku untuk mengantar mereka pulang.
Begitu sampai di rumah Chanyeol dan Kai, aku memberi mereka sebuah kalung bertuliskan "FAA" yang berarti forever and always untuk mengingat persahabatan kami.
Aku juga mengenakam kalung yang sama
"Ini untuk kalian. Tolong simpan baik-baik ya!"
Mereka menatapku aneh
"Apa kau ingin pergi?" tanya Chanyeol menundukan kepalanya
"Chanyeol-ah belajar yang giat. Aku tidak akan pergi. Namun jika aku melakukannya, kau harus menyusulku dengan kesuksesanmu" kataku lirih memeluknya erat.
Sesaat memang terjadi moment mengharukan.
Kita akan selalu bersama walaupun tidak bertemu, namun kita akan selalu bersama dalam hati kita. Ingatlah hari ini dimasa depan esok teman.
Author POV
Cahaya memasuki celah-celah gorden biru laut itu. Namja yang tidur pulas di atas ranjang kayunya segera bangkit dan bersiap kesekolah.
Memakai mantel hangatnya. karena, saat ini cuaca sedang hujan dan mulai menaiki mobilnya untuk menjemput sahabat karibnya.
Hingga mereka tiba disekolah bersamaan. Menaruh tas mereka sambil menunggu satu teman mereka lagi di hall bawah.
Satu jam berlalu, namum tak kunjung datang pula. Mereka mulai menghubunginya namun tidak diangkat.
Pada saat seseorang keluar dari loker untuk mengambil tas yang akan dipakai dia membaca sepucuk surat
"Baekhyun pergi!!" katanya pada semua orang
"Apa? Apakah itu benar?"
"Baekhyunku-- AAAA"
"Oh tidak. Murid terpintar sudah tiada"
Begitulah sekiranya tanggapan mereka. Chanyeol segera berlari ke ruang loker dan menemukan sepucuk surat yang sama berisi
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Seoul, 5 Januari 2011
Untuk temanku.
Hai teman, mungkin saat kalian membaca ini aku sudah tidak ada. Aku pergi ke luar kota karena ada acara penting. Maaf aku memberitahu kalian dengan cara ini.
Aku tidak ingin melihat kalian sedih hanya dengan kepergianku. Kuharap kita bisa selamanya menjadi teman. Dan kuharap kalian akan mengingatku terus. Semangat di tahun ini!
Dari sahabatmu tercinta,
Byun Baekhyun
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Air mata cukup menetesi pipi Chanyeol. Dan kai memeluknya dengan hangat dan lembut merasakan kesedihannya.
Chanyeol tahu ia harus berjuang untuk nanti agar dapat menyusul Baekhyun.
Dan acara perpisahanpun Dimulai.
Tanpa kehadiran sahabat karib mereka, Byun Baekhyun
-------------------**** AUTHOR NOTE
THE REAL FRIENDSHIP's FANFICTION IS MADE BY abel_anastasia ONLY ON WATTPAD
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship (ChanBaek Fanfiction)
Fiksi PenggemarMereka berteman sejak lama. Namun seketika semua berubah semenjak Baekhyun harus pindah ke Paris