Minggu depan setelah itu, aku masih tidak punya niat untuk kembali bekerja.
Sekarang, tiap malam selalu ada yang mengetuk pintu rumahku. Aku tak mau membukanya karena aku tahu itu Calum. "Shelby, tolong buka pintunya," sahutnya. Tiap malam aku selalu terbangun karenanya. Kupikir aku mulai mempunyai insomnia.
Aku hanya bisa mengintip dia di bawah dari jendela kamar tidurku. Terkadang aku melihatnya duduk di depan pintu, bersandar di dinding, atau mulai tiduran di depan rumahku. "Gila," kataku dalam hati.
Setiap pagi sejak saat itu, aku selalu menutup gordyn jendela yang menghadap ke arah rumah Calum. Aku tak peduli apa yang akan Thomas katakan padaku.
Telepon rumahku berdering, tapi cuma sekali.
Hai, ini Shelby Krüger. Ada yang mau disampaikan tapi Shelby tidak menjawab telepon? Tinggalkan pesan.
Kemudian muncul suara cowok.
Hai, ini Thomas. Semalam aku meneleponmu tapi kau tak mengangkatnya. Ada apa? Pintu rumahmu dikunci dan kunciku tak bekerja. Aku harus lewat mana kalau begini?
Aku kemudian mengeluarkan handphoneku dari poket dan mengirimnya sms: "Kalau mau masuk, panjat saja pagarnya dan kau masuk lewat belakang."
Tak lama kemudian, voice messageku berbunyi lagi.
Hai, ini Shelby Krüger. Ada yang mau disampaikan tapi Shelby tidak menjawab telepon? Tinggalkan pesan.
Hai, Shelby. Kudengar dari Daisy kalau kau masih tidak masuk kerja. Kau kenapa? Oh ya, kau sudah melihat isi dari kotak itu belum? Kalau sudah, beritahu aku kalau kau menyukainya. Dan kemarin Daisy dan aku berencana membuat kue untukmu. Kami mengira kau sakit. Mr. Wayne juga sebenarnya ingin membantu tapi ia sangat sibuk saat itu dan kue kami gagal hahaha.
"GAK PEKA!" teriakku. Aku sudah cukup stress mengingatnya. Aku melampiaskan amarahku ke segala tempat, yang akhirnya membuat rumahku berantakan tak karuan. Tuhan, aku tidak kuat.
Aku termenung di sudut ruang tamu, di sebelah mangkuk makanan Chambers. Kurasakan hatiku yang sudah hancur berantakan, mungkin susah untuk diperbaiki. Bagaimana kau tak merasa hancur melihat kejadian itu? Sialan kau, Calum, ternyata kau memberiku harapan palsu.
Pintu belakang rumah terbuka dan aku mengusap air mataku yang sudah membasahi pipiku sejak semalam. "Gday, Shelby," sapa Thomas yang membawa satu paper bag yang cukup besar. "Gday, Thomas," aku memberinya bro hug yang dulu sering kulakukan. "Kau membawa apa?"
"Oleh-oleh dari ayah saat di Glasgow," jawab Thomas, "Ternyata dia diam-diam telah bekerja menjadi kontraktor dan saat itu ayah ke sana untuk melihat sebuah lokasi konstruksi."
"Dan aku ditawari menjadi arsitek oleh temannya," tambahnya.
"Dan kau mengambil tawaran itu?" tanyaku. Aku turut senang mendengar berita ini. Namanya juga Thomas, teman baikku.
"Tentu!" jawabnya. "Oh ya, dia tahu persis apa yang kau suka. Ia membawa keju dan buah serta susu, siapa tahu kau akan membuat yoghurt dingin."
Aku hanya tersenyum melihatnya. Akhirnya ada yang membuatku bisa senang, batinku.
"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Thomas. "Aku baik-baik saja," jawabku, "Kurasa aku butuh liburan."
"Kau mau kemana?" tanyanya, "Ayah ingin mengajakku berkeliling Glasgow lagi. Apa kau ingin ke Manchester? atau mau ke Eropa sana seperti Italia, Belgia, Austria, atau yang lebih jauh seperti Turki atau Rusia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cal
Cerita PendekAku Shelby. Sekilas hidupku masih normal sampai orang itu datang di kehidupanku dan menjadi bagian dari hari-hariku. // P E R S O N A L W O R K //