12. Meet him

158 13 2
                                    

Sudah satu hari Alexa di rawat di Rumah Sakit. Dan, Alexa telah di izinkan oleh sekolah untuk beristirahat. Brian, cowok itu telah menemani Alexa semalaman. Walaupun cowok itu pulang diwaktu subuh untuk bersiap-siap ke sekolah.

Memang pacar yang baik.

Alexa tidak setiap waktu juga ditemani oleh Brian, karena cowok itu harus sekolah. Sesuai dengan perintah Brian dan juga kedua orang tua Alexa, kedua pembantu rumah akan menjaga Alexa--selama sakit. Sayangnya, kedua orang tua Alexa belum bisa pulang hari ini karena pekerjaan mereka yang belum selesai.

Dari semalaman, Alexa belum juga bangun dari tidurnya.

-

"Jelasin se-jelas mungkin, gimana Alexa bisa kena demam berdarah!" pinta Chemara saat Sandra sudah selesai makan. Iya, mereka sedang makan di kantin Welton Brend pada jam istirahat.

Sandra menarik napas. "Gue baru chat sama Alexa di LINE pada jam 8 malem. Terus, dengan cara message yang dia tulis itu beda banget. Nggak kayak biasa. Waktu siang-siang dia sempet bilang kalau kepala dia pusing terus pengen cepet-cepet balik kerumah,"

"Malemnya, jam setengah 11, tiba-tiba gue di telepon sama Rafa. Dia bilang lagi dijalan menuju rumah gue, sama Brian juga. Ternyata mereka juga ngerasain keanehan dari Alexa. Mungkin emang dia udah ngerasa ada yang nggak beres kali, terus pas kita udah sampe dirumah Alexa, dia panas banget terus gue cek pake thermometer  38 derajat. Kebayang nggak sih, itu panas banget?"

Ketiga teman Sandra diam sebentar.

"Alexa digigit nyamuk belang pasti, sampe kayak gini," celetuk Laura

"Ngaco lo!" Sandra memukul lengan kanan Laura.

"Oh iya, kemaren lo bareng Rafa kan?" tanya Shanin

Sandra mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Kayaknya mulai deket lo sama Rafa," ujar Chemara

Sandra menaikkan satu alisnya. "Terus kenapa?"

Chemara, Shanin, dan Laura hanya menahan senyumnya saja.

Beberapa menit mereka berempat berbicara bel sekolah pun berbunyi. Mereka masuk kedalam kelasnya masing-masing.

"Eh, Bri, gimana keadaan Alexa?" tanya Daffa sembari duduk dimeja Brian dan Rafa.

"Ya belom baik-baik banget," jawab Brian.

"Kenapa lo? Kangen?" ledek Rafa yang baru saja selesai memainkan iPhonenya.

"Ngaco lo, ya kali gue kangen sama pacar orang," elak Daffa.

Tiba-tiba Raka datang, dia habis dari ruang OSIS. Tidak dapat dipercaya memang, Raka adalah salah satu anggota OSIS. Asal pada tau lah, orangnya brutal tapi di terima jadi OSIS.

"Ada apaan nih? Kayaknya seru," Raka ikut duduk meja tapi tidak muat. "Gas, gue pinjem kursi lo ya!" ucap Raka kepada salah satu teman kelasnya, Bagas. "Ambil aje,"

"Udah selesai rapat?" tanya Rafa kepada Raka.

"Udeh. Ribet banget, gue harus masukin data-data anak-anak yang mau ikutan classmeet."

"Ohh, nih minum," Rafa memberi minuman ber-oksigen yang dingin kepada Raka.

"Wah, tau aja lo gue haus. Thanks." Raka pun minum.

"Oh iya, Raf. Kata Lexa, lo emang suka sama Sandra?" tanya Brian tiba-tiba.

Rafa melirik Brian penuh pertanyaan. Tau darimana dia? Batin Rafa dalam hatinya.

The Race [STOPPED PERMANENTLY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang