5. Catch and Joke

197 15 0
                                    

Sandra menaruh buku Bahasa Inggris-nya lalu mengambil buku Biologi-nya diloker berwarna hijau tepat didepan-nya. Sandra menguncir rambut-nya lalu mengoleskan Lip gloss ke bibir-nya. Setelah selesai, ia menutup pintu loker-nya. Dan betapa kaget-nya ada seseorang yang sudah berdiri dibalik pintu loker Sandra. Joe.
Aduh ngapain sih dia disini? Rasanya, Sandra ingin sekali pergi dari sini, tapi apa daya, tangannya ditahan oleh Joe.

"San, pulang sekolah, lo ada acara nggak?" tanya Joe, masih memegang pergelangan tangan Sandra. "Emang kenapa?" tanya Sandra balik lalu melepaskan tangan Joe dari pergelangan tangannya. "Cukup natap dan ngomong sama gue, jangan pegang-pegang." tegas Sandra.

"Lo kenapa sih, sekarang jadi cuek gitu sama gue?" tanya Joe. Memang benar, sudah dua hari ini, saat Joe menghampiri Sandra, ada saja alasan untuk menyudahkan omongan.

Sandra mendecak. "Udah, Joe. Gue mau ke kantin. Lo cuma buang-buang waktu gue," Sandra pun meloyor pergi ke arah kantin. Sedangkan Joe? Mengacak-acak rambut-nya dan menendang pintu loker.

Saat Rafa sedang berjalan bersama Raka di koridor IPA ia melihat dua orang yang sepertinya sedang adu mulut.

"Lo kenapa sih, sekarang jadi cuek gitu sama gue?"

"Udah, Joe. Gue mau ke kantin. Lo cuma buang-buang waktu gue,"

Rafa mengerutkan alis-nya. Barusan dia mendengar nama yang tidak asing baginya, Joe. Rafa melihat Raka yang sedang me-modusi Shanin tidak peduli ada teman-nya disini. Rafa mengintip disebelah pot besar yang ada didalam koridor IPA. Beneran Sandra sama Joe. guman-nya.

"Raka! Ayo buruan ke kantin," Rafa menarik tangan sahabat-nya itu ke arah kantin. "Gue nyusul. Disana udah semua-nya." ujar Shanin sedikit berteriak kepada Rafa dan Raka.

"Malu-maluin banget sih jadi temen. Modus mulu kerjaan-nya. Mending kalau Shanin mau sama lo, kalo enggak?" ujar Rafa gemas.

"Ya, mau lah, gue udah janji sama dia, kalau gue gak bakal modus kemana-mana lagi." balas Raka santai

"Sok sok-an janji. Awas ya, sampe gue liat lo nanti clubbing kalo nggak modusin cewek sana, lo gue akuin, udah baikan." tantang Rafa

"Oke, gue bakal buktiin. Apa balesan dari lo, seandainya gue bisa ini?" tanya Raka

"Perhitungan banget sih lo," Rafa memutar bola matanya. "Gue kasih  Nitrous satu tabung. Gimana?" Rafa menaik-naikkan alisnya.

Raka mengangguk. "Oke."

Setelah sampai dikantin, disana sudah ada Brian, Alexa, Daffa, Laura, dan Shanin. Mereka sudah memberi kursi tiga buah untuk Rafa, Raka dan Sandra.

Memang teman yang baik.

Ditengah keramaian kantin, ada salah satu anak kelas 10, membawa minuman dan jatuh. Sandra hendak berjalan dan tidak melihat lantai yang basah karena tumpahan minum yang tadi.

"Awas!" ucap salah satu anak kepada Sandra. Telat. Sandra pun terpeleset, tapi ada tangan yang melingkar dipunggung-nya. Rafa Peterson. Semua orang yang berada dikantin Welton Brend termasuk teman-teman Rafa dan Sandra kaget melihat itu.

Sandra menatap mata Rafa yang masih menahan-nya. Mata hitam pekat, alis tebal, rambut yang berantakan, dan rahang yang keras dan kuat. Bisa dibilang, Rafa ini bukan orang yang jelek. Lalu, Sandra berdiri dan mengusap peluh-nya. Rafa dibuat terdiam disitu, pasalnya anak-anak disekitar melihat-nya dengan bertanya-tanya.

"Thank you ya," ucap Sandra kepada Rafa. Cowok itu hanya mengangguk.

"Eh, maaf ya, tadi gue nggak liat." ucap Sandra kepada anak yang menumpahkan minumnya. "Santai aja." ujar anak itu.

The Race [STOPPED PERMANENTLY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang